Pembangunan Hunian Tetap di Sibolga: Cerita Mevin Magdalena Bangkit dari Bencana

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Mevin Magdalena menyampaikan harapannya kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait setelah rumahnya roboh akibat banjir bandang. Menteri PKP menyampaikan komitmen bantuan mesin jahit agar Mevin dapat kembali melanjutkan pekerjaannya sebagai penjahit nantinya.

Raut wajah Mevin Magdalena (58) tak mampu sepenuhnya menyembunyikan rasa haru. Di tengah keterbatasan yang ia jalani sejak bencana banjir bandang dan tanah longsor melanda Kota Sibolga, kabar tentang pembangunan rumah hunian tetap yang segera dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Kementerian PKP RI menjadi sumber kekuatan baru bagi dirinya dan keluarga.

“Senang sekali hati saya. Ada yang memberikan rumah, ada tempat tinggal lagi kami,” ujar Mevin lirih. Bagi Mevin, rumah bukan sekadar bangunan. Rumah adalah tempat berpijak untuk berkumpul bersama keluarga, mencari nafkah, dan melanjutkan hidup. “Kalau ada tempat tinggal, saya bisa bekerja lagi cari makan,” tutur Mevin yang bekerja sebagai penjahit pakaian.

Sejak rumahnya roboh diterjang bencana, Mevin dan keluarganya harus menumpang di rumah kawan. Tidur di rumah orang lain, sementara untuk memasak ia masih kembali ke rumah lamanya yang telah rusak parah. “Tapi sudah sedikit lagi memang. Kalau hujan, saya tidak berani masuk,” katanya, menggambarkan kondisi bagian belakang rumahnya yang sudah doyong ke bibir sungai.

Relawan Komite Tzu Chi Medan dan Jakarta bersama-sama menyaksikan prosesi peletakan batu pertama pembangunan 200 unit rumah di Desa Aek Parombunan, kawasan GOR Sibolga, Kecamatan Sibolga Selatan.

Kenangan saat bencana terjadi masih terpatri jelas di benak Mevin. Malam itu Mevin tak tidur hingga pagi. Air datang deras tanpa memberi banyak waktu untuk bersiap. “Depan rumah saya, Ibu Kevin bilang, ‘Ibu keluar lah, panggil keluarga dan kawan-kawan,’ katanya. Air sudah besar kali,” kenang Mevin.

Teriakan peringatan terdengar bersahut-sahutan. Warga dari bagian atas kampung turun dan melihat kondisi rumah Mevin yang sudah retak parah. “Dibilangnya, ‘cepat keluar kau, sudah terbelah rumahmu,’” ucapnya. Retakan itu bukan hanya di dinding, tetapi hingga ke dalam tanah.

Mevin segera mengajak anaknya keluar. Ia pun sempat membawa beberapa barang yang ia selamatkan, meski banyak yang tak lagi bisa digunakan. Mesin jahit, alat yang selama ini membantunya mencari penghasilan ikut rusak. “Skrup-skrupnya hilang semua. Tidak tentu lagi,” ungkap Mevin dengan nada suara bergetar.

Sekitar sepuluh langkah Mevin dan keluarga keluar rumah, bangunan itu roboh sepenuhnya masuk ke dalam tanah. “Habis lah, masuk semua rumahku ke dalam tanah,” ucap Mevin singkat. Saat itu, kata-kata seolah hilang. Ia hanya terdiam, menangis menahan perasaan yang sulit diungkapkan.

Kini, harapan perlahan tumbuh. Mevin menjadi salah satu dari 200 kepala keluarga penerima program hunian tetap dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Pada acara peletakan batu pertama pembangunan hunian tetap di Desa Aek Parombunan, kawasan GOR Sibolga, Kecamatan Sibolga Selatan, Mevin bahkan mendapat kesempatan mengikuti prosesi simbolis bersama Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman RI, Maruarar Sirait.

Pada momen peletakan batu pertama tersebut, relawan Tzu Chi Medan juga menyalurkan bantuan berupa 200 karung beras @5 kg, serta biskuit dan air mineral kepada para pengungsi calon penerima rumah di Desa Aek Parombunan, kawasan GOR Sibolga.

Menteri PKP RI dan relawan Tzu Chi Indonesia berjanji segera mengirimkan satu unit mesin jahit baru untuk Mevin. “Nanti tolong dikirim satu mesin jahit ya, supaya Ibu bisa menjahit lagi,” ucap Menteri PKP RI Maruarar Sirait kepada Ibu Mevin.  

Dengan penuh ketulusan, Mevin menyampaikan doa dan rasa terima kasihnya. “Saya minta terima kasih banyak. Panjang umur mereka (relawan Tzu Chi), murah rezeki, sehat-sehat,” ucap Mevin. Ia berharap kebaikan yang diterimanya hari ini dapat terus mengalir, tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga bagi warga lain yang menjadi korban banjir bandang dan tanah longsor.

Bagi Mevin Magdalena, rumah yang akan dibangun bukan hanya hunian tetap. Ia adalah tanda bahwa setelah kehilangan, masih ada kepedulian, setelah ketakutan, masih ada harapan untuk kembali menata hidup.

Hadirnya Perumahan Cinta Kasih
Sebelumnya, empat wilayah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yang meliputi Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, dilanda bencana akibat cuaca ekstrem secara bertubi-tubi pada Senin 24 dan 25 November 2025. Selain korban jiwa, peristiwa ini juga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan deras dalam durasi lebih dari dua hari telah memicu terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Dari laporan visual, banjir mengalir cukup deras dan menghantam rumah, menyeret kendaraan hingga infrastruktur lain yang dilewatinya. Arus air itu juga membawa material seperti lumpur, batang pohon, puing bangunan, dan sampah rumah tangga.

Relawan Tzu Chi Medan secara estafet membagikan bingkisan berisi biskuit dan beras kepada para pengungsi calon penerima 200 unit rumah di Desa Aek Parombunan, kawasan GOR Sibolga.

Wilayah yang terdampak banjir bandang ini meliputi di Kelurahan Angin Nauli, Kelurahan Aek Muara Pinang dan Aek Habil di Kecamatan Sibolga Selatan, Kelurahan Pasar Belakang dan Pasar Baru di Kecamatan Sibolga Kota.

Merespons kondisi tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, bersama relawan Tzu Chi Medan melakukan koordinasi intensif dengan para kepala daerah di wilayah terdampak bencana. Langkah ini merupakan wujud kepedulian Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam mempercepat penanganan pascabencana, khususnya terkait penyediaan Hunian Tetap (Huntap) yang layak bagi warga terdampak banjir bandang. Koordinasi tersebut bermuara pada terlaksananya peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Kota Sibolga untuk warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada 24 November 2025 lalu.

Di awal acara peletakan batu pertama yang dilakukan pada 21 Desember 2025 ini, relawan Tzu Chi Medan memberikan paket sembako kepada warga pengungsi yang berkumpul di tenda undangan. Relawan Tzu Chi memberikan 200 karung beras @ 5 kg dan 10 bungkus biskuit dan air mineral.

Acara peletakan batu pertama dihadiri oleh sejumlah pejabat negara dan daerah, antara lain Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia Maruarar Sirait, Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian, Wali Kota Sibolga Akhmad Syukri Nazriy Penarik, dan Bupati Tapanuli Selatan Masinton Pasaribu, anggota DPRD Sibolga, dan TNI/POLRI.

Lahan perumahan ini segera dibangun sebanyak 200 unit rumah masing-masing berdiri diatas tanah luas 80 meter persegi dengan luas bangunan 36 meter persegi.

Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Kecamatan Sibolga Selatan akan dibangun sebanyak 200 unit rumah, masing-masing berdiri di atas lahan seluas 80 meter persegi dengan luas bangunan 36 meter persegi.

Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei pada acara terpisah menjelaskan bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam membantu penanganan bencana selalu menjalankan bantuan yang berkelanjutan.

“Dalam penanganan bencana, Tzu Chi selalu menjalankan program jangka pendek, menengah, dan panjang. Kali ini, kami (Yayasan Tzu Chi) berharap dapat membangun Perumahan Cinta Kasih di Aceh,  Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Ini merupakan tekad bersama kami, agar para warga dapat segera kembali memiliki tempat tinggal dan menata kehidupan mereka. Selain itu, dalam beberapa bulan ke depan umat Muslim di Indonesia akan menyambut Hari Raya Idul Fitri. Kami berharap sebelum Hari raya Idulfitri itu para korban bencana dapat segera hidup dengan lebih tenang dan stabil. Inilah arah dan tujuan dari upaya yang terus kami lakukan,” harap Liu Su Mei.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait menyampaikan bahwa pembangunan hunian bagi korban bencana harus dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. “Penyediaan rumah yang layak bagi masyarakat terdampak bencana kita terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang hadir dan cepat membantu masyarakat dalam situasi darurat maupun pemulihan pascabencana,” ujar Maruarar.

Pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Kota Sibolga ini merupakan bagian dari kerja sama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia serta kementerian dan lembaga terkait lainnya. Sinergi ini difokuskan pada penyediaan hunian tetap yang tidak hanya aman secara struktur, tetapi juga memberikan rasa aman dan ketenangan bagi para penyintas bencana.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Kunjungi Tzu Chi Center, Gubernur Aceh Bahas HUNTAP

Kunjungi Tzu Chi Center, Gubernur Aceh Bahas HUNTAP

23 Desember 2025

Gubernur Aceh Muzakir Manaf berkunjung ke Tzu Chi Center PIK, Jakarta Utara untuk membahas rencana pembangunan hunian tetap bagi warga Aceh yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor pada Senin, 22 Desember 2025.

Pembangunan Hunian Tetap di Sibolga: Cerita Mevin Magdalena Bangkit dari Bencana

Pembangunan Hunian Tetap di Sibolga: Cerita Mevin Magdalena Bangkit dari Bencana

23 Desember 2025

Mevin Magdalena penerima hunian tetap Tzu Chi di Sibolga, kembali menata hidup dan menumbuhkan harapan masa depan yang lebih aman, usai rumahnya hancur diterjang bencana.

Tzu Chi Memulai Pembangunan 2.500 Hunian Tetap di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat

Tzu Chi Memulai Pembangunan 2.500 Hunian Tetap di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat

22 Desember 2025

“Ini merupakan tekad kami, agar para warga dapat segera kembali memiliki tempat tinggal dan menata kehidupan mereka,” kata Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -