Pemberkahan Akhir Tahun: Momen Kilas Balik
Jurnalis : Apriyanto, Sutjipta Nio (He Qi Timur), Fotografer : Anand Yahya, Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Dalam kurun waktu yang demikian manusia telah menghasilkan berbagai pemikiran dan keputusan hebat atau yang keliru. Tapi yang terpenting dari sebuah perjalanan waktu bukanlah seberapa besar keputusan hebat dihasilkan, namun seberapa banyak kebajikan yang telah dilakukan oleh umat manusia. Master Cheng Yen pendiri dari Yayasan Buddha Tzu Chi pernah mengatakan bahwa kehidupan manusia laiknya roda pedati, terkadang di bawah dan suatu waktu berada di puncaknya. Begitu pula kondisi batin dan pikiran manusia, selalu fluktuatif dalam menyikapi irama kehidupan. Karena itu sepanjang hidup ini, kita harus saling berlomba demi kebajikan. Setiap detik dan menitnya harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Di Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi sudah mencapai dua dasawarsa. Di masa itu berbagai kegiatan sosial telah banyak dilakukan dan orang-orang yang mendalami ajaran Tzu Chi. Karena itulah sebagai momen mengakhiri kegiatan tahun 2013, Tzu Chi Indonesia mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun pada Hari Minggu 12 Januari 2014, bertempat di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Terbagi menjadi dua sesi: sesi pertama pada pagi hari khusus untuk karyawan beserta relawan dan sesi kedua pada siang hari khusus untuk masyarakat umum. Pada intinya pemberkahan Akhir Tahun merupakan kegiatan rutin tahunan yang memberikan kilas balik selama satu tahun tentang semua kebajikan yang dilakukan relawan maupun karyawan Tzu Chi Indonesia. Di acara itu karyawan dan relawan seolah kembali diingatkan pada tekad awal mereka saat bergabung dengan Tzu Chi. Dalam sebuah sharing Liliawati Rahardjo pimpinan dari Summarecon Agung Tbk dan juga seorang relawan Tzu Chi mengisahkan tentang pengalamannya dalam menggalang hati melalui celengan bambu selama satu tahun. Mencari 10.000 donatur celengan bambu dalam waktu satu tahun bukanlah hal yang mudah. Tapi berkad sebuah tekad, Liliawati seolah menemukan jalan keluar dan justru mendapatkan banyak pelajaran menarik dari kegiatan itu. Salah satunya adalah ia harus belajar bersabar. “Dulu jika saya berbicara tidak didengar dan ditinggal pergi, saya bisa (langsung) marah. Tapi saat mensosialisasikan celengan bambu saya membawa nama Tzu Chi, dan saya belajar banyak kesabaran,” katanya.
Keterangan :
Angpau Kasih Dari Master Cheng Yen Lebih lanjut Wuri juga menjelaskan kalau ia memiliki kesan tersendiri mengenai kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2013. Menurutnya, ajaran Master Cheng Yen yang universal adalah hal luar biasa yang dapat menyatukan berbagai perbedaan. Dan budaya kemanusiaan Tzu Chi merupakan salah satu alatnya hingga membuat banyak orang tersentuh. “Menurut saya sangat luar biasa ajaran-ajaran Master Cheng Yen mengenai kebajikan dan cinta kasih yang disampaikan melalui seni dan budaya,” jelas Wuri. Selain Wuri Damiyati, seorang staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bernama Urip Yunus mengartikan angpau Master Cheng Yen sebagai tanda kasih Master Cheng Yen kepada karyawan. Makanya pada pengalaman pertamanya, ia begitu gembira dan ia pun berkomentar kalau hari itu ia begitu bahagia dan merasa sangat dihargai. “Bagi saya ini adalah salah satu bentuk cinta kasih Master Cheng Yen kepada para relawan maupun masyarakat luas. Juga sebagai bentuk apresiasi kepada para karyawan agar lebih giat lagi untuk terus bersumbangsih.” | |||
Artikel Terkait
.jpg_edt.jpg)
Jelang Tiga Hari Besar, Tzu Chi Indonesia Gelar Ritual Namaskara
08 Mei 2024Menjelang Tiga Hari Besar Tzu Chi (Perayaan Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia), Tzu Chi Indonesia mengadakan ritual Namaskara (Chao shan) yang berlangsung pada Minggu, 5 Mei 2024.
_edt.jpg)
Mengenal Lebih Dekat Lewat Sosialisasi Calon Relawan Tzu Chi
15 November 2024Jodoh baik menghampiri para masyarakat yang ingin mengenal Tzu Chi lebih dalam melalui kegiatan sosialisasi. Bertempat di di Aula Jing Si, Batam, sosialisasi ini diikuti oleh 13 calon relawan.
Kamp 4in1: Menyongsong 30 Tahun Tzu Chi Indonesia dengan Rasa Syukur
17 September 2023Di Kamp 4in1 yang digelar pada 16-17 September 2023, topik yang diangkat adalah Mengenang Sejarah Perjalanan 30 Tahun Tzu Chi Indonesia. Para relawan diajak untuk flashback perjuangan para relawan 20 hingga 30 tahun lalu dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi.