Pemberkahan Awal Tahun 2017: Bersuka Cita Memupuk Berkah

Jurnalis : Giok Chin Lie (He Qi Timur), Irawati Muljadi (He Qi Barat), Ami Haryatmi (He Qi Barat), Fotografer : Dok. Zhen Shan Mei Tzu Chi Indonesia

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi bersama-sama menggarap ladang berkah pada kegiatan Pemberkahan Awal Tahun 2017 dengan menjadi pembawa pelita.

Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2017 diikuti ribuan masyarakat umum. Kegiatan diadakan di Aula Jing Si lantai 4, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Acara yang diikuti ribuan orang bisa berjalan lancar tentu karena adanya koordinasi banyak insan yang terlibat dalam segala bidang.

Salah satunya adalah pembawa pelita. Barisan pembawa pelita ini melibatkan banyak relawan bergabung sehingga membuat barisan pelita ini terlihat agung dan indah saat insan-insan Tzu Chi berbaris beriringan sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat sejumlah kantong angpau yang berisi koin emas yang berukirkan tulisan 51 tahun Tzu Chi, untaian benih padi.

Aliman (60 tahun) merupakan relawan Tzu Chi yang setiap tahunnya bersumbangsih di bagian pembawa pelita ini.  Menurutnya peran pembawa pelita memiliki arti yang sangat penting. ”Pelita itu merupakan satu penerangan, hatinya menjadi terang dan lega, hati saya, batin saya jadi terbuka, maka saya selalu jalankan terus sampai sekarang, saya ikut terus tidak pernah surut saat 2008 waktu pemberkahan masih diadakan di Mangga Dua Square.”

Salah satu relawan Tzu Chi, Alimin setiap tahunnya memanfaatkan waktunya untuk bersumbangsih menjadi pembawa pelita.

Pemberkahan Awal Tahun yang bertajuk “Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra” ini mengingatkan dirinya kepada mendiang sang ayah. “Terus terang belum ada kesempatan untuk memberikan cinta kasih kepada orang tua saya, karena sejak umur 9 tahun sudah ditinggal oleh papa,” ujar Aliman. “Mungkin jalinan jodoh saya untuk membalas budi pada orang tua tapi orang tua sudah tidak ada, mungkin pada orang lain saya bisa membalas budi,”ungkapnya dengan penuh haru.

Lain halnya dengan Aghnia Yuniarti yang akrab disapa Nia, relawan komunitas He Qi Barat. Ini adalah kali pertama ia mengikuti barisan pembawa pelita. Nia merasakan banyak sekali manfaat positif yang bisa ia rasakan, terlebih saat ini ternyata ada teman kantornya yang juga sudah menjadi relawan. Walaupun Latihan membawa persembahan pelita sudah diadakan sebanyak 3x, bagi Nia terasa sedikit karena baginya supaya barisan bisa tertata dengan baik, perlu dilakukan latihan berulang-ulang. “Hari ini saya merasa enjoy  walaupun baru pertama kali ikut ,” sahutnya.

Aghnia Yuniarti (jilbab) mengaku enjoy dengan apa yang dilakukannya meskipun baru pertama kali.

Ia mendapatkan beberapa teman baru seperti Komariah dan Suryani yang terlihat sudah akrab dan saling bercanda satu sama lain, walaupun baru pertama kali bertemu. Keceriaan ini lah yang mengiringi langkah-langkah kecil Nia untuk tidak merasa canggung bergabung bersama keluarga besar Tzu Chi.

Sementara itu Sardi dan Vielin yang merupakan pasangan suami istri juga mengikuti barisan persembahan pelita. Ia merasa suka cita bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Sejak bergabung dengan Tzu Chi, ia merasa lebih bisa mengendalikan emosi. “Betul, sekarang istri saya sudah lebih berkurang bawelnya,” canda Sardi kepada istrinya. Mereka terlihat kompak  terus sama-sama mengikuti latihan sejak awal sampai hari H tanpa merasa lelah sedikitpun.  Terasa ada harmoni yang indah dan selaras di antara  hubungan mereka yang mau terus belajar dan mengasah diri, seperti terpampang di salah satu bait tema acara pemberkahan tahun ini. Membina Kebijaksanaan dalam hal terkecil pun terkandung Dharma yang bisa mengubah Kehidupan.


Nasi kepal yang dibagikan kepada ribuan tamu undangan yang hadir pada Pemberkahan Awal Tahun dibuat oleh tim relawan Tzu Chi dengan sepenuh hati.

Berani Mengemban Tanggung Jawab

Untuk mendukung ketertiban suatu acara besar yang dihadiri ribuan orang nya tentunya bukanlah hal yang mudah. Perlu adanya koordinasi yang baik dari para relawan yang diberi tanggung jawab untuk mengatur dan memastikan alur pengunjung yang datang dan pulang agar tidak mengalami kemacetan.

Pada acara pemberkahan awal tahun yang tiap tahun diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi, penanggung jawab Tim Alur kali ini diberikan kepada Rudy Dharmawan, seorang relawan yang cukup senior dari wilayah komunitas Barat. Walaupun sudah cukup lama bergabung menjadi relawan, tapi baru tahun ini beliau mendapat kesempatan menjadi penanggung jawab di tim alur. Sejak awal bulan Februari beliau sudah mulai melakukan koordinasi dengan penanggung jawab dari semua relawan terkait. 

“Untuk mengatur jalannya alur keluar masuk ini tidak begitu susah, ada relawan-relawan yang diberi tanggung jawab masing masing blok dan juga pintu keluar yang terdiri dari empat lorong.” pungkasnya dengan santai. Ia turut memantau dan mengarahkan para sub PIC yang terdiri dari dua puluh orang relawan, diberinya wewenang untuk mengatur flow pengunjung yang akan menaiki lantai 4 diselenggaranya acara, pada saat datang dan pulang. 

Beliau memiliki rasa percaya dan keyakinan bahwa, tiap relawan yang sudah ia berikan wewenang untuk mengatur di masing-masing blok, pasti akan sepenuh hati menjalankan tanggung jawab mereka masing-masing. Ia tidak sedikitpun merasa khawatir walaupun tidak semua orang berani mengemban tanggung jawabnya seperti halnya beliau.  Interaksi beliau dengan para relawan yang mendukung tim alur juga sangat baik dan harmonis. 


Salah satu relawan He Qi Barat memasak nasi kepal utnuk dibagikan kepada tamu undangan yang hadir pada kegiatan pemberkahan yang diadakan pada tanggal 11 dan 12 Februari 2017.

Menggarap Berkah di Tim Konsumsi

Usai mengikuti Pemberkahan Awal Tahun, para tamu undangan menerima souvenir dan nasi kepal berlogo Fu. Ribuan nasi kepal ini salah satunya disiapkan oleh para relawan He Qi Barat. Persiapan dilakukan sejak pagi-pagi sekali di dapur Rumah Sakit Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Widyanti, selaku koordinator tim konsumsi wilayah Jakarta Barat menjelaskan, “Setiap wilayah mendapat  tugas untuk membuat 500 – 600 bungkus nasi kepal. Seperti biasa dalam acara besar, kami bergotong royong  dengan relawan konsumsi seluruh wilayah di Jakarta. Kerjasama yang baik ini adalah juga suatu berkah”.

Tjee Mei Lian, relawan Tzu Chi He Qi Barat terlihat tekun mempersiapkan nasi kepal. Ia bergabung sebagai relawan sejak tahun 2011. Ketika ditanyakan apa makna pemberkahan baginya? Dalam kesempatan tersebut Tjee Mei Lian mengatakan, “Menjadi insan Tzu Chi bagi saya adalah berkah tersendiri. Sebelum menjadi relawan saya pernah sakit sangat serius. Setelah agak  sembuh saya menguji kondisi saya dengan beraktifitas sebagai relawan. Semula  khawatir juga pada kesehatan saya. Tapi setiap pulang dari kegiatan, kok tidak merasa ada keluhan. Sehari, dua hari saya coba. Lama-lama berlangsung sampai sekarang. Inilah yang saya maksud, menjadi relawan Tzu Chi adalah juga berkah dan keberuntungan tersendiri, karena dengan bersumbangsih tenaga dengan sukacita, jiwa dan raga menjadi lebih sehat,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu relawan dari komunitas Kebon Jeruk yang enggan disebut namanya mengungkapkan makna nasi kepal yang dimasaknya. “Nasi Kepal ini menurut saya memilki filosofi, digenggam dengan kuat, saling melekat satu sama lain, sebagai gambaran kerjasama yang erat antar para insan Tzu Chi. Dan pembukusnya  bersticker tulisan FU, yang artinya adalah Berkah atau keberuntungan,” ujar relawan tersebut. “Semoga acara ini menjadi berkah dan keberuntungan bagi seluruh insan Tzu Chi,” pungkasnya. 


Artikel Terkait

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Berbaktilah, Jangan Menunda

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Berbaktilah, Jangan Menunda

13 Februari 2017

Drama musikal berjudul “Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra” yang ditampilkan dalam Pemberkahan Awal Tahun 2017 di Tzu Chi Center meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Banyak peserta tak kuasa menahan rasa haru.

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Menginspirasi Melalui Drama

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Menginspirasi Melalui Drama

13 Februari 2017

Semangat relawan yang terlibat dalam pementasan drama dan shou yu ini, baik yang di atas panggung maupun di belakang layar memiliki tujuan mulia, yakni agar dapat menyentuh hati para penonton dan menjadi pemacu bagi diri sendiri untuk menyayangi, memperhatikan, dan berbakti kepada orang tua.

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Jangan Pernah Menunda untuk Berbakti

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Jangan Pernah Menunda untuk Berbakti

11 Februari 2017 Drama Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra menjadi inti dalam Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Indonesia. Drama tentang kisah perjalanan cinta kasih orang tua yang tiada batasnya ini memukau peserta pemberkahan pada Sabtu, 11 Februari 2017 yang dihadiri oleh staf badan misi dan relawan Tzu Chi.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -