Pengalaman Membuat Sebuah Pembelajaran

Jurnalis : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Septepani (Tzu Chi Palembang)

Senyum bahagia yang terpancarkan dari wajah relawan dan warga mencerminkan bahwa hanya dengan sebuah paket cinta kasih yang sederhana dapat memberikan senyuman yang indah.

“Berhati baik yang sesungguhnya seharusnya adalah sangat wajar, tak perlu berpikir untuk kedua kalinya, dengan segera mengulurkan tangan untuk membantu orang lain”(Kata Perenungan Master Chen Yen) 

Kebakaran yang terjadi pada tanggal 21 Juni 2014 sekitar pukul 01.15 WIB dikarenakan arus pendek memberikan duka yang mendalam bagi warga di Jl. Mayor Salim Batu Bara RT 08 dan RT 09 Palembang. Dimana si jago merah telah menghanguskan rumah dan barang-barang berharga yang mereka miliki, sehingga yang tersisa hanyalah pakaian yang dikenakan saja. Walaupun tidak ada korban jiwa namun kerugian yang timbul mencapai ratusan juta dan untuk sementara warga yang tidak mempunyai sanak saudara di Palembang harus tinggal di tenda pengungsian.

Melihat kebakaran yang terjadi, Tzu Chi Palembang langsung membentuk Tim Tanggap Darurat untuk membantu warga setempat. Pada hari itu pula pukul 11.00 WIB, saya bersama Hellen Shijie, Septepani Shixiong dan Erlina Shijie menuju ke lokasi kebakaran untuk bertemu Ngatman selaku ketua RT setempat untuk menjelaskan maksud kedatangan Tzu Chi dalam menyalurkan bantuan kepada warga. Kami menjelaskan secara singkat mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi agar warga tidak salah menafsirkan bantuan yang diberikan. Setelah berdiskusi dengan Ngatman, beliau memberikan data bahwa sebanyak 116 kepala keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan sebanyak 30 KK sudah meninggalkan kampung ini untuk tinggal bersama keluarganya ditempat lain, sehingga jumlah kepala keluarga yang masih bertahan hanya 86 kepala keluarga.   

Kebakaran yang terjadi pada tanggal 21 Juni 2014 menghanguskan tempat tinggal warga. Hal ini lah yang membuat Tzu Chi Palembang harus menyalurkan bantuan kepada warga agar dapat meringkan duka yang mereka rasakan.

Risa Shijie mendengar kabar bahwa Tzu Chi akan menyalurkan bantuan kepada korban kebakaran, ia langsung menuju ke kantor penghubung untuk membantu proses pemilahan baju dan pembungkusaan paket cinta kasih. 

Suka Cita dalam Bersumbangsih
Usai melakukan survei,  relawan kembali ke kantor penghubung untuk mempersiapkan barang-barang apa saja yang akan diberikan. Dimulai dari membeli air minum, makanan, memilah baju layak pakai sesuai dengan usia, hingga berbelanja ke pasar untuk membeli barang yang dibutuhkan. Semua dilakukan dengan penuh suka cita dan kerjasama sehingga pekerjaan yang awalnya sulit jika dilakukan dengan bersama-sama semua akan terasa begitu mudah dan relawan pun dapat merasakan kebahagian dalam bersumbangsih.

Seperti halnya Risa Shijie, mendengar terjadi kebakaran melalui broadcast blackberry massanger (BBM), ia langsung ke kantor Tzu Chi untuk membantu relawan lainnya memilah-milah baju layak pakai yang nantinya akan diberikan kepada warga setempat. Begitu pula dengan Saputra Shixiong walaupun beliau tidak dapat membantu secara langsung namun beliau menyediakan akomodasi untuk kelancaran kegiatan ini dan meminta karyawannya untuk dapat membantu hal-hal apa saja yang dibutuhkan. Melihat tekad dan semangat relawan membuat kita menyadari bahwa berbagai macam cara dapat kita lakukan untuk mengembangkan kebijaksanaan.

Pada pukul 14.00 WIB, saya bersama Hendra Shixiong menuju lokasi untuk membagikan kupon dan memasang tenda Tzu Chi yang dibantu oleh warga setempat. Walaupun sedang menghadapi musibah, tidak membuat warga berdiam diri saja untuk melakukan hal baik. Melihat Hendra Shixiong membawa tenda, warga langsung membantu Hendra Shixiong untuk mendirikan tenda Tzu Chi sebagai Posko sementara. Begitu indah dilihat karena disaat seperti ini warga tetap dapat berbuat hal baik dengan saling membantu satu sama lain walaupun belum saling mengenal. Inilah indahnya kebersamaan dalam kehidupan bersosialisasi.

Cuaca yang begitu terik dan bau asap yang begitu menyengat dari puing-puing kebakaran tidak kami hiraukan. Dibantu oleh Mira  yang begitu peduli terhadap nasib warganya, ia membantu saya untuk memberi informasi kepada warga bahwa Tzu Chi  memberi bantuan berupa satu buah paket cinta kasih dan makanan sehingga warga diharapkan untuk berkumpul di rumah Pak RT Ngatman. Tujuan dari pembagian kupon ini agar tepat sasaran dan warga lebih teratur dalam menerima bantuan ini.

Pada pukul 15.00 WIB setelah warga berkumpul terlebih dahulu, Ngatman dan Hendra Shixiong menjelaskan secara singkat mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi agar warga memahami tujuan dari diberikannya bantuan ini. Senyum kebahagian terpancar dari raut wajah mereka seperti yang diungkapkan Ngapin, “ Alhamdulilah hari  ini sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan yang di berikan oleh Tzu Chi, ini sangat membantu kami yang terkena dampak dari kebakaran,” ungkapnya. “Memang kita umat beragama harus saling menolong satu sama lain tanpa membeda-bedakan karena kita semua adalah saudara,“ tambah Ngapin.

Samsuri (bertopi merah) mengatur warga agar selalu tertib dan menjelaskan kepada warga bahwa Yayasan Buddha Tzu Chi memberi bantuan kepada warga sebagai bentuk cinta kasih kepada sesama.

Selain memberikan bantuan paket kebakaran, relawan Tzu Chi juga memberikan dukungan moral dengan menemani salah satu warga serta memberi motivasi agar tidak terlalu larut dalam kesedihan setelah kehilangan tempat tinggalnya.

Berbuat Baik Tak Mengenal Usia
Dengan dibantu Samsuri, pihak kecamatan setempat saya mulai memanggil satu persatu warga. Suasana tampak begitu teratur dan tertib tidak ada warga yang berdesak-desakan, semua tampak begitu tenang. Walaupun ada warga yang terlewat karena pada saat pemanggilan tidak hadir, warga tetap dengan setia menunggu giliran untuk mendapatkan kupon dan bersyukur dapat mengenal Samsuri. Walaupun usia tidak lagi muda namun beliau tetap bersemangat dalam menjalankan misi kemanusian. Dibantu dengan pengeras suara, beliau juga menjelaskan maksud dan tujuan dari pemberian paket. Saya merasa terharu karena beliau hanya sekali dijelaskan mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi namun seakan pada saat beliau menjelaskan kepada warga, beliau seperti sudah mengenal Tzu Chi cukup lama. Dan hal yang dapat dipelajari dari beliau adalah usia tidak menghalangi kita untuk melakukan sebuah kebaikan. Seperti dalam kata Perenungan Master Cheng Yen, “Setiap hari bagaikan sebuah buku dalam kehidupan, setiap orang yang ditemui merupakan kisah di dalam buku”.

Sebanyak 86 kupon telah dibagikan kepada semua Kepala keluarga untuk ditukarkan dengan paket cinta kasih yang berisi sabun, sikat gigi, pasta gigi, handuk, sarung, ember, gayung,  baju layak pakai untuk usia balita hingga dewasa, air minum, serta nasi siap saji. Karena relawan melihat sudah banyak bantuan berupa sembako yang diberikan oleh pihak lain, dan berkat arahan dari relawan Jakarta ternyata paket yang diberikan benar-benar bermanfaat dan tepat guna. Hal ini terlihat adanya warga yang sudah mendapatkan paket ini langsung tersenyum dan berkata, “wah, ada sabun aku biso (bisa) mandi sekarang,” ungkapnya dengan wajah yang ceria. Relawan pun yang melihat juga turut berbahagia dan bersyukur karena telah menerima paket ini dengan senang hati.

Pengalaman yang begitu berharga yang dirasakan 20 relawan Tzu Chi karena untuk pertama kalinya Tzu Chi Palembang melakukan kegiatan Tanggap Darurat. Dan berkat arahan dari relawan Jakarta  serta kerjasama yang solid antar relawan membuat kegiatan ini berjalan dengan baik. Sebuah pembelajaran yang begitu bermakna bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan penuh cinta kasih akan memberikan sebuah senyuman indah bagi diri kita maupun orang lain. 


Artikel Terkait

Pengalaman Membuat Sebuah Pembelajaran

Pengalaman Membuat Sebuah Pembelajaran

10 Juli 2014

Walaupun tidak ada korban jiwa namun kerugian yang timbul mencapai ratusan juta dan untuk sementara warga yang tidak mempunyai sanak saudara di Palembang harus tinggal di tenda pengungsian.

Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -