Penuh Welas Asih Mendonorkan Darah

Jurnalis : Iea Hong (He Qi Utara), Fotografer : Iea Hong (He Qi Utara)
 

fotoSelain masyarakat umum, relawan Tzu Chi juga turut mendonorkan darahnya.

“Ketika setiap orang dapat merasakan perasaan yang sangat indah bahwa ia telah menolong orang lain, dan berikrar bersumbangsih demi umat manusia yang sedang menderita di seluruh dunia, maka dunia yang ada dihadapan kita ini adalah dunia yang suci dan penuh dengan harapan. “(Master Cheng Yen)


Walau rasa ngeri akan jarum yang menembus lapisan kulit terlihat jelas di wajah mereka, tapi demi kehidupan orang yang membutuhkan darah, mereka terus maju satu-persatu menyumbangkan darah. Inilah sumbangsih nyata dari para Boddhisatwa dunia. Tidak hanya sekali, tapi kegiatan donor darah ini sudah rutin setiap 3 bulan sekali bagi relawan Tzu Chi. Mereka secara rutin bekerja sama dengan PMI untuk mengkoordinasi acara donor darah bagi para relawan sendiri serta masyarakat Jelambar dan sekitarnya. Kali ini Jadwal donor darah jatuh pada tanggal 13 Maret 2011 dengan koordinasi oleh Jessica Lie Shijie dan dihadiri oleh lebih kurang 24 relawan.

Sejak pagi para relawan sudah bersiap-siap di Sekolah Amitayus yang berlokasi di Jelambar. Sambil menunggu kedatangan mobil unit donor darah dari PMI, para relawan sudah mempersiapkan ruang kelas yang akan digunakan. Mereka mulai dengan mengeluarkan meja dan bangku dari ruang kelas, membersihkan ruangan, dan menata meja untuk pendaftaran bagi para donor.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan sedang sibuk membantu menurunkan barang-barang dari mobil PMI. (kiri)
  • Sebelum mendonorkan darahnya, para donor terlebih dulu menjalani pengecekan awal oleh petugas PMI. (kanan)

Waktu baru menunjukkan pukul 8.00 pagi, namun pendaftaran untuk donor sudah mulai melakukan pencatatan dan menerima pendaftaran dari para calon donor. Kali ini tercatat 86 calon donor. Setelah kedatangan mobil donor PMI pukul 8.35 WIB, tak lama kemudian satu persatu calon donor memasuki ruangan, untuk menjalani pengecekan awal. Walaupun ada sedikit kurang nyaman ketika proses pengambilan darah, tapi para donor masih bisa bersenda gurau dan tersenyum. Kebahagiaan dari “memberi” terpancar di wajah mereka, mengingat darah yang mereka sumbangkan akan memberikan kehidupan bagi orang lain. Pikiran ini telah memupuskan rasa sakit dan takut di wajah mereka. “Acara seperti ini bagus sekali, selain bisa menjadi lebih sehat, juga bisa membantu orang lain,” ucap Afui yang baru pertama kali ikut acara donor darah. Selama ini Afui sudah menjadi donatur tetap di Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Donor darah yang diadakan Tzu Chi selalu mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. (kiri)
  • Demi membantu orang yang membutuhkan darah, rasa takut itu pun sirna. (kanan)

Jam menunjukkan hampir pukul sebelas ketika donor terakhir selesai diambil darahnya. Maka para relawan kembali membantu membereskan barang-barang bawaan PMI dan membawakannya ke mobil. Para relawan mengucapkan terima-kasih pada para staf PMI yang telah datang hari itu. Walau mobil PMI telah pergi, tugas relawan masih belum selesai. Mereka menyapu dan merapikan kelas yang baru dipakai, dan menyusun kembali meja dan bangku ke tempat semula. Setelah rapi, para relawan menuju ruangan lain di mana makanan hangat dan teh hangat telah disiapkan oleh tim konsumsi, dan acara hari itu diakhiri dengan makan bersama penuh keakraban.

  
 

Artikel Terkait

Screening dan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111

Screening dan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-111

07 April 2016

Dalam baksos kesehatan selama 3 (tiga) hari ini begitu banyak kisah yang terangkum dari mulai proses persiapan, screening, operasi, dan penanganan pasca-operasi. Sejatinya, perubahan hidup menjadi lebih baiklah yang menjadi muara dari kegiatan kemanusiaan ini.

Semua pun Tersentuh

Semua pun Tersentuh

15 Februari 2008
Menyatukan Visi dan Misi

Menyatukan Visi dan Misi

13 Agustus 2012 Gathering yang pertama kali diadakan oleh Hu Ai PIK ini dihadiri oleh 38 relawan, banyak relawan yang berhalangan hadir, namun banyak juga yang hadir dengan menyempatkan waktu di sela-sela kesibukan kegiatan lain yang juga ramai diadakan pada hari yang sama.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -