Peran Tzu Chi dalam Pelestarian lingkungan di Perkotaan

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi Indonesia

 

Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia, Suriadi (kiri) berbicara dalam seminar dan lokakarya yang digelar Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Banjarmasin, 11-14 Januari 2017.

Pelestarian Lingkungan menjadi salah satu perhatian besar Tzu Chi, bahkan menjadi salah satu misi utama Tzu Chi. Motto pelestarian lingkungan Tzu Chi adalah “Mengubah sampah menjadi emas dan mengubah emas menjadi cinta kasih”. Dengan Motto ini, Tzu Chi menyosialisasikan gaya hidup peduli lingkungan dan pemilahan sampah serta menggalang donasi sampah non-organik dari masyarakat untuk kegiatan sosial.

Dalam seminar dan lokakarya yang digelar Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Banjarmasin, 11-14 Januari 2017, Tzu Chi Indonesia berbagi pengalaman tentang perannya dalam pelestarian lingkungan di perkotaan. Seminar dan lokakarya ini bertajuk Keadilan Ekologis: Agama-agama dan Advokasi Kerusakan Lingkungan.

Sebagaimana diketahui, Jabodetabek merupakan penyumbang sampah terbesar. Berdasarkan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Jabodetabek menghasilkan 28.000 m3 (sekitar 7000 ton) sampah setiap hari. Separuh  dari sampah ini adalah non-organik, terutama kertas dan plastik. Dan untuk mengatasi permasalahan sampah dibutuhkan biaya operasional 900 juta rupiah perhari, untuk mengangkut sampah dengan 1000 unit truk ke TPST Bantargebang.

Dalam uraiannya, Kepala Sekretariat Tzu Chi Indonesia, Suriadi mengatakan ada tiga hal yang dilakukan Tzu Chi secara konsisten dalam perannya terkait pelestarian lingkungan di perkotaan. Yakni mengkampanyekan gaya hidup pelestarian lingkungan, menggalang donasi sampah untuk kemanusiaan, serta mengelola depo pendidikan pelestarian lingkungan.

“Aksi-aksi yang kita lakukan ini tujuan akhirnya adalah mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir. Nah kalau dari rumah masing-masing sudah memulai melakukan pemilahan sampah, sampah yang ada di tong sampah kan menjadi sedikit. Nanti biaya transportasi untuk ke Bantargebang nya kan berkurang. Nah yang ini mau diberikan ke pemulung ya silahkan. Kalau mau didonasikan juga silahkan. Kita hanya itu saja tapi efeknya luar biasa,” ujar Suriadi. 

Suriadi menjelaskan tentang tiga hal yang secara konsisten dilakukan Tzu Chi terkait pelestarian lingkungan.

Kampanye gaya hidup pelestarian lingkungan, tambah Suriadi, berupa  penyuluhan secara aktif kepada berbagai instansi pendidikan, komunitas dan masyarakat sebagai langkah preventif dalam menghadapi kerusakan lingkungan. Kampanye tak hanya melalui sesi tatap muka namun juga dilakukan melalui buletin, majalah Tzu Chi, media online Tzu Chi dan berafiliasi dengan DAAI TV Indonesia. Sementara dari menggalang donasi dalam bentuk sampah non-organik, pendapatannya digunakan untuk misi kemanusiaan Tzu Chi. Barang-barang daur ulang yang ingin didonasikan dapat diantar ke mini depo-mini depo yang terdekat dengan tempat tinggal atau dapat diantar ke depo-depo pendidikan pelestarian lingkungan Tzu Chi.

Adapun Depo pendidikan pelestarian lingkungan Tzu Chi juga berfungsi sebagai lokasi tujuan untuk pelatihan (workshop) pelestarian lingkungan mulai dari siswa sekolah tingkat dasar hingga perguruan tinggi, komunitas-komunitas, karyawan dari perusahaan dan instansi-instansi. Di samping mendapatkan materi tentang gaya hidup pelestarian lingkungan, para peserta juga dapat melihat langsung dan mempraktikannya metode pemilahan sampah daur ulang.

Dalam kampanye gaya hidup pelestarian lingkungan, Tzu Chi Indonesia terus mengajak masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Di antaranya dengan membeli barang yang dibutuhkan, bukan barang yang diinginkan. Selain itu semua orang harus turut serta mengatasi permasalahan sampah dengan kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah non-organik.

 


Artikel Terkait

Jalinan Jodoh yang Semakin Dalam

Jalinan Jodoh yang Semakin Dalam

16 Mei 2014 Berlanjut dalam rangka acara bazar Sekolah Nasional Plus Cinta Budaya / Chong Wen yang bertema Temu ramah tamah dengan orang tua, Ibu Chen Jin Mei, Selaku Panitia Bazar  menawarkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Medan untuk mengisi acara tersebut.
Sepasang Tangan untuk Alam

Sepasang Tangan untuk Alam

15 Agustus 2016
Peresmian Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi pertama di Ehipassiko School BSD Tangerang sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan sekitar ditanamkan sejak dini kepada anak-anak sekolah. Harapannya agar generasi penerus bangsa ini bisa menghargai lingkungandan mencintai bumi yang semakin sakit.
Festival Pelestarian Lingkungan

Festival Pelestarian Lingkungan

12 Desember 2011 Sabtu, 3 Desember 2011, sebelum festival ini dimulai, para relawan berkumpul bersama dan melakukan doa bersama. Pada hari pertama festival ini ditampilkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu peragaan isyarat tangan oleh relawan, mulai dari anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Tzu Ching, hingga relawan He Qi Barat.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -