Perayaan Waisak 2023 yang Khidmat di Medan

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Liani, Lili Hermanto, Soit, Vinson Theodoric (Tzu Chi Medan)

Peringatan Hari Waisak pada Minggu, 14 Mei 2023 berlangsung di Gedung STBA PIA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Indonesia Asia) di Glugur Kota, Medan. Peringatan tiga hari besar Tzu Chi ini diikuti oleh 614 orang terdiri dari relawan Tzu Chi, sekolah-sekolah dan titik-titik green point di Kota Medan.

Pandemi Covid-19 sudah kurang lebih tiga tahun dan selama itu pula semua kegiatan Tzu Chi di Indonesia beralih ke online. Pada masa pandemi Covid-19, perayaan Waisak juga dilakukan secara online. Setiap tahun di Minggu kedua di bulan Mei, relawan Tzu Chi merayakan tiga hari besar, yaitu Perayaan Hari Waisak, Perayaan Hari Ibu Internasional, dan Perayaan Hari Tzu Chi Sedunia.

Hari Waisak yang penuh keagungan memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Sakyamuni, yaitu kelahiran, mencapai Penerangan Sempurna dan Parinibbana (wafat). Hari Ibu Internasional (11 Mei) merupakan wujud syukur terhadap kasih sayang tanpa pamrih orang tua tercinta yang selalu tulus mendidik dan mengajarkan nilai-nilai moral yang baik dalam kehidupan.

Hari Tzu Chi Sedunia (14 Mei) yang merupakan hari lahir Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi, memperingati berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi dan sebagai wujud syukur atas jasa dan budi baik semua orang yang senantiasa bersumbangsih demi semua makhluk.

Hari penuh berkah itu jatuh pada Minggu, 14 Mei 2023 dengan diadakannya Doa Bersama Waisak secara ofline di Gedung STBA PIA (Sekolah Tinggi Bahasa Asing Persahabatan Indonesia Asia) di Glugur Kota, Medan.

Perayaan Waisak 2023 ini bertemakan Membalas Budi Luhur Buddha, Orang Tua Kita dan Semua Makhluk Hidup ini didukung yang dihadiri oleh 268 relawan, satu anggota Tzu Ching, dua calon Tzu Ching, dan 343 masyarakat umum dari sekolah-sekolah dan titik-titik green point (tempat dikumpulkannya barang-barang daur ulang) di Kota Medan.

Rita (seragam komite), membimbing dua orang anak untuk menjalani prosesi pemandian rupang Buddha. Rita berharap perayaan Waisak 2023 dapat menginspirasi masyarakat untuk menyebarkan cinta kasih dan melakukan kebajikan.

Rita, Koordinator Perayaan Waisak 2023 mengatakan setiap tahun Tzu Chi Indonesia dan seluruh dunia selalu merayakan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Master Cheng Yen mengajarkan untuk berbakti kepada orang tua dan juga di tahun ini Yayasan Tzu Chi Indonesia memperingati 30 tahun Tzu Chi Indonesia.

“Dengan mengikuti perayaan tiga hari besar seperti hari ini, diharapkan masyarakat umum dapat bergabung dalam barisan Tzu Chi untuk menyebarkan cinta kasih dan melakukan kebajikan,” ucap Rita. Lebih lanjut Rita menambahkan kegiatan besar Tzu Chi ini dapat memotivasi relawan Tzu Chi untuk terus bertekad bersumbangsih dalam misi-misi Tzu Chi meliputi Misi Amal, Misi Pendidikan, Misi Kesehatan, Misi Budaya Humanis, dan Misi Pelestarian Lingkungan demi menolong lebih banyak orang dan dunia. 

Para tamu berdatangan dan memenuhi ruangan aula tempat berlangsungnya prosesi Waisak. Meja prosesi rupang Buddha telah dipersiapkan dan disusun berbaris rapi dan indah. Tepat pukul 10.00 WIB prosesi Waisak 2023 dimulai yang diawali dengan tayangan video kilas balik Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan Misi Amal kemanusiaannya bagi yang membutuhkan.

Penampilan Zhonggu (genta / lonceng dan genderang) oleh relawan, Tzu Ching dan anggota TIMA sebagai pembuka Doa Bersama Waisak.

Para relawan menampilkan zhonggu (lonceng dan genderang). Para Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) dan anggota TIMA (relawan medis Tzu Chi) membawakan lagu Yao Shi Ru Lai (12 ikrar agung Guru Tatagatha).

Pementasan Zhonggu merupakan sebuah inovasi semangat yang terkandung dalam lonceng dan genderang Jing si. Lonceng dan genderang juga sebagai simbol pewarisan mazhab Tzu Chi, yakni cinta kasih, welas asih, suka cita, keseimbangan bathin. , Sedangkan Ajaran Jing si berupa ketulusan, kebenaran, keyakinan dan kejujuran.

“Berkat adanya jalinan jodoh yang istimewa, kita berkumpul di sini dalam upacara pemandian Rupang Buddha. Di tengah banyaknya bencana alam yang mengirimkan sinyal peringatan, Ajaran Buddha mampu menyucikan ladang batin semua makhluk,” ujar Sylvia Irnawaty Tan.

Prosesi pemandian Rupang Buddha dimulai dengan penghormatan tiga kali kepada Buddha, lantunan Gatha Pendupaan, dan Gatha Pujian bagi Buddha. Para relawan komite Tzu Chi melakukan persembahan pelita, persembahn air wangi dan persembahan bunga sebagai wujud balas budi kepada Buddha, orang tua dan semua makhluk.

Peserta Doa Bersama Waisak 2023 melakukan prosesi Li Fo Zu (sujud di kaki Buddha), menyentuh air suci dan kembang harumnya Daharma, untuk menghilangkan kerisauan dan kegalauan dalam hati.

Pelita menerangi seluruh penjuru dunia, air wangi membersihkan kegelapan batin, harumnya bunga menyebarkan semerbak keharuman Dharma. Pelita sebagai penghormatan kepada Buddha. Air melambangkan kesucian, kemurnian dan ketenangan yang mendorong kita dalam melatih tindakan, ucapan dan pikiran untuk memperoleh kebijaksanaan. Sedangkan bunga sebagai pengingat akan ketidakkekalan sehingga kita dapat menghargai setiap momen dalam hidup kita dan tidak terikat padanya.

Pada prosesi pemandian Rupang Buddha para relawan dan tamu undangan melakukan Li Fo Zu (sujud kaki Buddha), dengan hati tulus dan hormat membungkukkan badan 90 derajat dan kedua telapak tangan menyentuh air. Menerima harumnya bunga (Jie Hua Xiang ), membungkukkan badan dan mengambil sekuntum bunga. Zhu Fui Ji Xiang berdoa semoga selalu diberkahi keberuntungan.

Pada akhir acar prosesi perayaan Waisak 2023 para relawan dan tamu undangan yang hadir melakukan doa bersama dengan memanjatkan tiga ikrar, pelimpahan jasa dengan melantunkan Gatha Pemandian Rupang Buddha dan penghormatan tertinggi kepada Buddha.

Ng Pak Kui mengapresiasi perayaan Waisak Tzu Chi yang sederhana dan khidmat. “Lebih fokus pada ajaran Buddha yang sebenarnya, tidak hanya umat Buddha, tetapi juga dihadiri oleh umat dan yang lain. Semoga dapat tercipta kerukunan dan keharmonisan di antara para umat beragama,” tutur guru sekolah Yayasan Husni Thamrin.

Murid-murid sekolah menjalani prosesi pemandian Rupang Buddha. Perayaan Waisak ini memberikan pengalaman baru bagi sebagian besar murid-murid sekolah yang hadir.

Perayaan Waisak ini memberikan pengalaman baru bagi sebagian besar murid-murid sekolah yang hadir. Kelvin Wang (16), siswa kelas 1 SMK YPN Brigjend Katamso 2. Kelvin datang ke Doa Bersama Waisak Tzu Chi bersama dengan 8 orang teman satu sekolah dan seorang guru bidang studi Agama Buddha sebagai pendamping.

“Saya baru sekali ini ikut kegiatan Waisak yang diadakan Tzu Chi karena dapat info dari guru Agama Buddha. Prosesi Waisak Tzu Chi sangat khidmat dan teratur walaupun pesertanya sangat banyak. Ini merupakan sebuah pengalaman baru bagi saya,” ungkap Kelvin.

Kelvin juga terkesan dengan tayangan video yang berisi kegiatan Misi Amal Kemanusiaan Tzu Chi yang memberi bantuan kemanusiaan seperti bencana alam dan pandemi Covid-19. “Video kegiatan sosial Tzu Chi menginspirasi kita untuk menyebarkan cinta kasih dan berbuat kebajikan. Semoga saya juga bisa membantu orang banyak seperti para relawan Tzu Chi,” tutup Kelvin.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Waisak 2558 : Bersatu Hati Menggerakkan Roda Dharma

Waisak 2558 : Bersatu Hati Menggerakkan Roda Dharma

26 Mei 2014 Minggu kedua bulan Mei merupakan sebuah hari yang istimewa bagi para insan Tzu Chi di seluruh dunia. Karena pada hari inilah para insan Tzu Chi di seluruh dunia akan merayakan hari waisak, hari ibu internasional dan hari Tzu Chi Sedunia.
Waisak 2557 : Bersatu Hati Mewujudkan Kebijaksanaan

Waisak 2557 : Bersatu Hati Mewujudkan Kebijaksanaan

05 Juni 2013 Formasi barisan ini terdiri dari para relawan dari berbagai kalangan, dari wihara, karyawan perusahaan, juga dari berbagai kalangan agama, dengan tulus dan bersatu hati mewujudkan perayaan Waisak yang agung, tertib, dan khidmat.”
Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan yang Penuh Berkah

Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan yang Penuh Berkah

16 Mei 2018

Tak terkecuali Tzu Chi Pekanbaru, kegiatan Doa Jutaan Insan ini pun diadakan bersamaan dengan perayaan yang diadakan di kantor-kantor penghubung Tzu Chi lainnya di Indonesia pada tanggal 13 Mei 2018.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -