Perbuatan Mulia

Jurnalis : Aping Rianto (He Qi Utara), Fotografer : Aping Rianto dan Men Hao (He Qi Utara)
 
 

fotoPara relawan mengenakan pin bergambar hati dan darah pada kerah baju, seakan ikut menegaskan bahwa mereka mengumpulkan sumbangan darah dan juga menjaring hati para donor.

Kita semua rasanya pasti tahu atau pernah mendengar tentang transfusi darah. Transfusi darah diperlukan dalam  kasus pendarahan hebat baik karena kecelakaan atau ketika seseorang menjalani tindakan operasi dan juga pada penderita penyakit darah seperti anemia dan thalassemia. Sayangnya, persediaan darah di PMI (Palang Merah Indonesia) seringkali tidak mencukupi.

Upaya untuk mengatasi kekurangan stok darah ini hanya dapat dilakukan dengan terus menerus melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat tentang pentingnya berdonor darah.

Mendonorkan darah adalah perbuatan mulia, dapat menyelamatkan jiwa orang lain. Di samping itu donor darah secara rutin ternyata juga bermanfaat bagi donor itu sendiri. Manfaat yang didapat oleh donor antara lain: darahnya akan terbarukan karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah disumbangkan. Selain itu beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa mendonorkan darah baik untuk menjaga kesehatan jantung, membantu menurunkan berat badan, dan mendapatkan kesehatan psikologis.

Mengumpulkan Hati
Bekerja sama dengan PMI  dan Rumah Sakit Royal Progress di Sunter, Jakarta Utara, para relawan Tzu Chi dari He Qi Utara komunitas Hu Ai Sunter pada tanggal 17 April 2011 dari pukul 8.30 hingga 11.30 untuk kedua kalinya mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan ini diikuti oleh 21 orang relawan. Dari 66 orang mendaftar untuk mendonorkan darah, terdapat 51 orang yang memenuhi syarat.

Menurut Like Shijie setiap kegiatan diadakan untuk menciptakan ladang berkah bagi relawan untuk membina diri dan melatih kerja sama kelompok. Kemudian yang paling penting dari setiap kegiatan Tzu Chi adalah mensosialisasikan Tzu Chi dalam rangka menjaring lebih banyak Bodhisatwa untuk bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Contohnya adalah kegiatan donor darah ini, selain  darah yang paling penting adalah para relawan Tzu Chi berupaya untuk mendapatkan juga “hati” dari para donor. Untuk mencapai maksud tersebut disediakan sebuah televisi yang terus-menerus menayangkan sejarah dan berbagai kegiatan Tzu Chi, brosur serta buletin Tzu Chi. Para relawan juga memberikan penjelasan langsung tentang Tzu Chi kepada para donor.

foto  foto

Keterangan :

  • Yopie Shixiong memanfaatkan waktu para donor mengantri untuk menceritakan tentang Tzu Chi kepada mereka. (kiri)
  • Titin Tanudibrata, relawan yang baru bergabung dengan Tzu Chi, dengan sepenuh hati melayani donor yang baru mendonorkan darahnya dengan memberikan minuman. (kanan)

Berjodoh dengan Tzu Chi
Jalinan jodoh Titin Tanudibrata dan Lina Swatwati, dua kakak beradik yang memang senang menonton DAAI TV terbilang unik. Sekitar dua tahun yang lalu bersama ibunya mereka mendapatkan celengan bambu dalam pameran Tzu Chi di Kelapa Gading. Seorang relawan Tzu Chi secara rutin datang ke rumah untuk mengambil celengan yang telah penuh. Dalam tiga bulan terakhir ini, mereka berdua juga mengumpulkan sampah daur ulang dari komplek perumahan mereka. Mereka mengantarkan sampah daur ulang ke depo daur ulang Tzu Chi di Pegangsaan. Pada suatu hari, ketika celengan itu penuh, mereka mengantarkannya sendiri ke kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Gedung ITC Mangga Dua. Di sana mereka bertanya mengenai prosedur untuk menjadi relawan Tzu Chi, dan meninggalkan nama dan nomor telepon. Dari ITC Mangga Dua, nama dan nomor telepon mereka sampai kepada relawan Tzu Chi yang segera menghubungi mereka. Demikianlah jalinan jodoh mereka dengan Tzu Chi terjalin dan partisipasi mereka dalam kegiatan donor darah ini adalah kali yang ke dua dalam mengikuti kegiatan Tzu Chi.

Kisah dari dua kakak beradik tersebut kiranya dapat membuktikan kebenaran dari kata-kata Like Shijie bahwa hati calon Bodhisatwa harus terus “dijaring” dalam setiap kegiatan Tzu Chi. Semoga dalam kegiaatan donor darah kali inipun para relawan Tzu Chi dapat menjaring hati para donor untuk masuk dalam barisan relawan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Berbagi Kasih Menjelang Ramadhan

Berbagi Kasih Menjelang Ramadhan

16 Mei 2018

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Padang bekerjasama dengan Polda Sumatera Barat dan BKKBN menggelar bakti sosial pengobatan umum, bibir sumbing, khitan, dan pelayanan pemasangan alat kontrasepsi dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara ke-72.

Secercah Harapan untuk Kadek

Secercah Harapan untuk Kadek

24 Agustus 2011
“Saya mengetahui kalau ada masalah dengan mata si Kadek, cuma saya tidak ada uang untuk buat kacanya (kaca mata - red),” ujar Ni Wayan Gelis dengan mata berkaca-kaca. Dari penghasilannya sebagai salah seorang staf Gardener di hotel, sulit bagi Ni Wayan Gelis untuk dapat membelikan sebuah kacamata bagi putrinya.
Semangat Juang Bapak Tujuh Orang Anak

Semangat Juang Bapak Tujuh Orang Anak

24 Februari 2009 Kecelakaan tabrak lari itu terjadi pada bulan September 2007. Tulang paha sebelah kanan gadis berumur 23 tahun ini patah, dan dengan uang tabungan seadanya, Amir membawa Harwati ke pengobatan alternatif di daerah Pasar Rumput, Manggarai, Jakarta Selatan. Setelah dua bulan berjalan, Harwati pun akhirnya mulai bisa berjalan dengan menggunakan tongkat.
Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -