Perhatian untuk Generasi Penerus Bangsa

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 
 

foto
Anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi turut berpartisipasi pada baksos peringatan Hari Anak Nasional. Mereka memperagakan isyarat tangan.

Pagi itu, 24 Juni 2013, para warga dan anak-anak sekolah sudah mulai berdatangan memenuhi tenda acara baksos kesehatan di halaman Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Mereka juga bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Gurbernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak, Linda A. Gumelar.

Kegiatan kali ini merupakan kegiatan baksos kesehatan dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional yang bekerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. “Bakti sosial ini untuk peringatan Hari Anak Nasional 2013 yang jatuh pada tanggal 23 juli yang akan datang, tapi berhubung bertepatan dengan puasa hingga berbagai kegiatan dilakukan sebelumnya,” kata Linda Gumelar. Kegiatan di buka dengan isyarat tangan oleh anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Lebih kurang 300 anak mengikuti baksos ini. Kegiatan baksos berupa khitanan missal, pemeriksaan hemoglobin, pemeriksaan mata, pemeriksaan gigi. Selain itu, juga terdapat pemberian santunan kepada warga yang kurang mampu dan pemberian akta kelahiran secara gratis kepada warga yang kurang mampu. “Saya tentu berharap anak-anak kita ini ialah generasi penerus bangsa yang harus dipersiapkan dengan baik. Yang selama ini banyak sekali terjadi bahwa anak-anak dijadikan subyek di dalam keluarga. Tapi justru sebagai objek yang kadang-kadang tidak mendapatkan hak mereka, diskriminasi kepada mereka, tidak ada waktu bermain, tidak mendapat kasih sayang yang sesuai. Tentu saya berharap kepada keluarga dan kepada masyarakat, kepada semua pihak mari kita persiapkan anak-anak kita ke arah yang positif,” ungkap Linda berharap.

Selain adanya baksos kesehatan bagi anak-anak, juga adanya peluncuran “Jakarta kota layak anak”. Menurut Gurbernur DKI Jakarta, kota layak anak merupakan tatanan sebuah kota dimana kebutuhan untuk perkembangan anak terpenuhi. “Kota yang ada anaknya, kota yang ada ruang publik untuk anak, kota yang dikampung ada perpus, ruang IT dan ruang-ruang kreasi untuk anak,” kata Jokowi sapaan akrab Gurbernur DKI Jakarta. Ia juga membagikan hadiah berupa sepeda untuk anak-anak yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Seremonial pembukaan kegiatan baksos kesehatan di Sekolah Cinta Kaish Tzu Chi pada hari Senin, 24 Juni 2013 (kiri).
  • Situasi baksos pada poli mata yang diikuti oleh anak-anak warga Jakarta untuk memeriksakan mata mereka (kanan).

Daya Semangat Meraih Cita-cita
Terdapat ratusan anak-anak warga Jakarta yang mengikuti pemeriksaan pada baksos kali ini. Salah satunya Ida Rosidah, anak kelas 3 SMK Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang turut memeriksakan kedua matanya di poli mata. Ida divonis minus mata sejak Sekolah dasar. Saat itu, ia memeriksakan matanya pada kegiatan baksos yang diadakan Tzu Chi. Dokter mengatakan matanya minus satu setengah. Dokter pun menyarankan untuk menggunakan kacamata. Saat itu Ida memakai kacamata setiap belajar di sekolah.

Tanpa diduga saat pemeriksaan mata kali ini, ia ternyata minus lima pada kedua matanya. Ia mengaku selama belajar di sekolah terlihat samar-samar saat membaca tulisan di papan tulis. Meskipun tempat duduk Ida di depan, namun karena kondisi matanya yang minus pada kedua bola matanya mengakibatkan ada kesulitan dalam belajar khususnya saat membaca tulisan di papan tulis. Ida pun tak kehabisan akal, jika setiap mencatat materi pada buku catatannya, ia meminta tolong kepada temannya untuk membacakan tulisan yang ada di papan tulis. Sebenarnya ia ingin sekali matanya normal dan mengikuti pembelajaran dengan baik tanpa merepotkan teman-temannya. ia ingin sekali memeriksakan matanya ke dokter untuk mendapatkan perawatan. Namun apa daya, Ia menyadari bahwa kondisi orang tuanya tidak memungkinkan untuk memeriksakan mata ke dokter.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah satu relawan Tzu Chi menghibur pasien yang sedang mengikuti khitanan massal pada baksos ini (kiri).
  • Ida bersama temannya menghampiri perpustakaan keliling untuk membaca buku usai memeriksakan matanya (kanan).

Walaupun demikian, Ia menjalani hari-harinya tanpa merasa ada beban. Sepulang sekolah, ia meluangkan waktu satu jam untuk belajar. Setelah itu ia membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga. Terkadang harus mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya. Malamnya juga harus belajar lagi untuk persiapan pelajaran hari esok. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, ia selalu memberikan teladan yang baik kepada adik-adiknya melalui semangat belajar yang ditumbuhkan. Ida yang memiliki hobi membaca dan menggambar ini tidak pernah pantang menyerah untuk meraih prestasi. Walaupun terdapat masalah pada mata, namun semangat belajarnya sangat tinggi. Hanya berbekal dengan semangat dan keuletan, Ida mampu meraih prestasi dengan baik. Kini, ia pun memperoleh peringkat ketiga di kelasnya.

Selain aktif belajar di sekolah dan berprestasi, Ida juga aktif di Tzu Shao. Setiap sebulan sekali ia ikut kegiatan Tzu Shao. Ia juga menyisihkan uang sakunya di celengan bambu yang setiap bulannya dikumpulkan ke yayasan Buddha Tzu Chi saat kegiatan Tzu Shao. Ida merasa bersyukur meskipun ada kendala pada penglihatannya, namun dengan usaha yang dilakukan selama ini membuahkan hasil yang baik dan mendapatkan prestasi. Ia yang bercita-cita ingin menjadi seorang penterjemah bahasa Mandarin ini ingin melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi kelak.

  
 

Artikel Terkait

Bentuk dari Rasa Syukur Kami

Bentuk dari Rasa Syukur Kami

11 Maret 2010
Setelah merasakan sendiri cinta kasih yang diberikan oleh para tim medis dan relawan Tzu Chi, Erick dan istri mengaku “jatuh hati” dengan Tzu Chi. “Alhamdulillah, walaupun kami orang miskin, tapi mereka tetap melayani dengan baik.
Kamp 4 in 1 2017: Melatih Diri, Menenangkan Batin

Kamp 4 in 1 2017: Melatih Diri, Menenangkan Batin

18 September 2017
Jika sehari-harinya relawan Tzu Chi terus bergerak bersumbangsih membantu orang lain yang membutuhkan, maka ada kalanya mereka memerlukan waktu sejenak untuk recharge batin dengan menyelami Dharma Master Cheng Yen. Pelatihan yang diadakan selama dua hari (16-17 September 2017) ini mengusung tema “Sutra Makna Tanpa Batas.”
Indahnya Berbagi Melalui Donor Darah

Indahnya Berbagi Melalui Donor Darah

07 Agustus 2015 “Terlahir sebagai manusia sangatlah sulit, kita harus selalu memiliki hati penuh welas asih untuk selalu bersumbangsih membantu meringankan penderitaan orang lain, selalu menggenggam kesempatan berbuat kebajikan karena ketidakkekalan selalu datang setiap saat menghampiri setiap kehidupan manusia. Hal ini menjadi faktor pendorong saya berdonor darah.” ujar Jensen.
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -