Perlunya Menjaga Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Liani, Rifandi (Tzu Chi Medan)

Peserta yang hadir mendaftar ulang dan mendapatkan sikat gigi supaya bisa mempraktikkan cara menggosok gigi yang benar.

Banyak orang tua yang belum memahami perlunya perawatan gigi pada anak- anak. Untuk mengedukasi mereka, komunitas relawan Tzu Chi di Hu Ai Titikuning Medan mengadakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada anak asuh Tzu Chi dan keluarganya. Penyuluhan ini digelar di Depo Pelestarian Lingkungan Titikuning pada 23 Oktober 2022.

Sebanyak 72 orang mengikuti penyuluhan ini, dari anak asuh, keluarga anak asuh, serta para relawan. Drg Yumira yang telah bergabung di TIMA Medan pada tahun 2019 menjadi narasumber penyuluhan ini.

Sebelum mengikuti penyuluhan gigi dan mulut, para anak asuh dibagikan suvenir berupa sikat gigi sehingga bisa langsung belajar bagaimana cara menggosok gigi yang benar.

Para relawan bersama para anak asuh dan keluarganya membawakan isyarat tangan lagu Satu Keluarga yang dapat mempererat rasa kekeluargaan.

“Selamat pagi adik-adik semuanya.. Sudah sikat gigi belum?” sapa Drg Yumira.

 “Sudah…,” jawab para anak asuh.

“Berapa kali kita sikat gigi dalam satu hari dan durasinya berapa lama? Bagaimana cara menyikat gigi yang benar? Hari ini dokter akan memberikan penjelasannya kepada adik-adik semua, juga struktur gigi dan cara merawatnya,” ujar Drg Yumira.

Drg Yumira menjelaskan, gigi manusia ada gigi susu dan permanen. Gigi susu akan tumbuh ketika bayi berumur 6 bulan sampai dengan 6 tahun dan jumlahnya ada 20 gigi. Gigi susu yang sudah lepas akan berganti dengan gigi permanen yang jumlahnya 32 gigi. Gigi permanen yang tumbuh ada yang tidak menggantikan gigi susu, jadi perlu dirawat dengan baik karena tidak akan tumbuh lagi jika dicabut kalau berlubang atau sakit gigi. Maka itu perlu sekali membiasakan diri untuk membersihan gigi dan gusi.

Dengan alat peraga, Drg Yumira menjelaskan struktur dan cara menggosok gigi yang benar kepada anak asuh dan keluarganya.

“Dua kali sehari kita menggosok gigi pada pagi dan malam hari. Gigi disikat dengan menggunakan pasta gigi dengan durasi waktu tiga menit. Cara menyikat gigi yang benar mulai dari depan, samping dan belakang gigi.” Dengan alat peraga gigi, Drg Yumira mendemokan cara menyikat gigi yang benar.

Setelah menyikat gigi, tambah Drg Yumira, kumur-kumur gigi dan mulut kita dengan air yang bersih. Jangan lupa untuk memeriksa gigi enam bulan sekali. Jika kita sakit gigi, kita tidak dapat mengunyah makanan dengan baik. Supaya tidak sakit gigi, harus teratur  membersihkan gigi, hindari konsumsi makanan yang manis-manis karena dapat menempel di gigi, dan membuat gigi berlubang.

Para anak asuh sangat antusias mengikuti penyuluhan gigi dan mulut. Mereka menyimak dengan baik. Selesai memberikan penjelasan, Drg Yumira memberikan kuis pertanyaan  kepada anak asuh dan memberikan hadiah untuk yang menjawab dengan benar.

“Adik adik masih ingat bagaimana cara merawat gigi yang benar?” tanya Drg Yumira.

Fabrigio walaupun dengan kondisi mata yang tidak bisa melihat, ia menyimak penjelasan Drg Yumira dan berhasil menjawab kuis yang diberikan.

Frabigio Al Qhorufuu Sayogi (8) langsung mengangkat tangannya untuk menjawab.

“Kita harus rajin menggosok gigi supaya kotoran yang menempel di gigi jadi bersih, hindari makanan yang manis-manis, serta enam bulan sekali konsul ke dokter gigi,” jawab Fabrigio.

Fabrigio, kedua matanya buta bawaan lahir. Saat ini ia sekolah di SLB Taman Islam kelas II SD. Walaupun dengan kondisi mata yang tidak dapat melihat, Fabrigio menyimak betul apa yang dijelaskan Drg Yumira.

Lina Maharani menjadi lebih paham bagaimana cara merawat gigi.

Peserta juga diberi kesempatan bertanya jika ada yang kurang paham. Lina Maharani (29), orang tua dari anak asuh Luis Bentley bertanya, “Kenapa di gigi ada karang gigi sedangkan kita tiap hari menggosok gigi?”

Karang gigi, jelas Drg Yumira, muncul ketika ada sisi makanan yang masih menempel di gusi gigi. Biasanya menempel di tempat area gigi yang tidak tersikat dengan betul. Sisa makanan awalnya lunak lama-lama menjadi mengeras dan membentuk karang gigi.

“Bersihkan gigi yang benar dari depan samping dan belakang,” jelas Drg Yumira.

Lina Maharani pun sangat bersyukur mengikuti penyuluhan ini dan mendapatkan banyak ilmu serta inspirasi. “Saya sangat senang karena banyak yang didapat dari sharing dokter. Awalnya saya mengira gigi anak-anak masih bisa tumbuh jika sudah dicabut, ternyata tidak semuanya. Menjadi lebih paham cara menggosok gigi yang benar. Saya akan lebih memperhatikan gigi anak saya Luis dan adiknya supaya bisa terawat dengan lebih baik,” tuturnya.

Koordinator kegiatan, dr Lenny Wijaya memberikan suvenir kepada peserta setelah acara selesai.

Sebagai koordinator kegiatan, dr Lenny Wijaya M.Biomed mengharapkan, dengan adanya penyuluhan kesehatan gigi ini  dapat memberi pengetahuan tentang cara merawat gigi sejak dini, menjaga estetika gigi dan menghindari penyakit akibat infeksi gigi.

“Gigi yang sehat akan memberi kenyamanan dalam melahap makanan, jangan lupa merawat gigi dengan baik sejak dini,” pesan dr Lenny Wijaya M.Biomed.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Saling Jaga, Saling Peduli

Saling Jaga, Saling Peduli

07 Maret 2024

Relawan Xie Li Kalimantan Timur (Kaltim) 1 melakukan penyuluhan tuberculosis (TBC) untuk 122 siswa kelas 5 dan 6 SDN 011 Kongbeng pada Senin (26/2/24).

Dukungan Kesehatan bagi Posyandu Palma Lestari

Dukungan Kesehatan bagi Posyandu Palma Lestari

25 Maret 2024

Penyuluhan kesehatan, pemberian Vitamin A dan pemberian makanan tambahan (PMT) diberikan oleh para relawan Tzu Chi di Xie Li Indragiri untuk 73 balita di Posyandu Palma Lestari.

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan  Sehat di Sekolah

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah

07 Juni 2023

Relawan Dharma Wanita Tzu Chi Cabang Sinar Mas (Dhawa) unit Kijang Mas Estate dan unit Kijang Mill Xie Li Kampar menyosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada siswa-siswi SSDN 022 Kijang Makmur.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -