Praktik Cinta Kasih di Panti Asuhan Putra Setia

Jurnalis : Nydia Pangesti (He Qi Pusat) , Fotografer : Chindy Mega Kartika, Dharma Candra (He Qi Pusat)

Nurul (paling kiri) menyimak dengan cermat penjelasan Yenny saat kegiatan demo Eco Enzyme.

Komunitas Tunas Tzu Chi di He Qi Pusat kembali berkunjung ke Panti Asuhan Putra Setia yang berlokasi di Jl. Kramat Sentiong No. 51, Jakarta Pusat dan kali ini turut mengajak beberapa anak-anak Teratai Hua Ai JB dan JP yang berjenjang dari SMP ke atas. Kunjungan yang berlangsung pada Minggu, 10 Desember 2023 ini bukanlah yang pertama kalinya, sebab pada 2016 relawan Tzu Chi pernah mengunjungi panti yang berdiri sejak tahun 1931 ini.

Saat ini Panti Asuhan Putra Setia mengasuh 30 anak, dari usia TK hingga perguruan tinggi. Selain itu, yayasan pengelola panti setiap bulannya rutin memberikan bantuan sembako kepada 35 lansia di sekitar panti. Panti ini pun diurus oleh tujuh orang pengurus.

Nicole, anak teratai yang berada di tengah membantu memperagakan senam bersama relawan Tunas lainnya.

Relawan sedang memijat kaki oma sembari berbincang dengan hangat.

Kunjungan ini diawali dengan pengenalan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kemudian dilanjutkan dengan dua kegiatan terpisah yang mana anak-anak panti melakukan praktik membuat Eco Enzym. Sedangkan para lansia diajak senam kesehatan. Tak hanya itu anak-anak juga diajak bermain games, memainkan angklung. Tarian Sajojo ditampilkan anak- anak panti, sementara murid kelas budi pekerti Tzu Chi menyumbangkan lagu.

“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan untuk berkunjung ke sini karena saya banyak belajar cara untuk bisa menghargai waktu, bersyukur atas segala hal, dan sangat senang bisa bertemu adik-adik. Rasanya menyenangkan dan seru bisa berkunjung ke Panti ini karena first time aku ke panti asuhan,” ucap Nicole, murid kelas budi pekerti atau yang biasa disebut anak Teratai.

Charles memberikan bantuan sembako kepada Ibu Sumiyanti, pengurus panti.

Melalui kunjungan ini, Tzu Chi memberikan bantuan sembako kepada panti asuhan berupa 240 kg beras, 10 liter minyak goreng, 10 bungkus sabun mandi cair, 5 bungkus sabun cuci piring dan 5 bungkus deterjen, 8 bungkus bihun 300 gr, 4 dus air mineral kemasan gelas dan 3 buah jam dinding. Tak hanya itu, anak-anak panti asuhan juga mendapatkan bingkisan berupa buku tulis, alat tulis, biskuit dan kaos kaki. Sedangkan para lansia mendapatkan paket berisi mi instan DAAI, minyak angin, minuman kacang hijau kemasan dan biskuit.

"Perasaan senang dan terbantu ya. Semoga nanti di tahun-tahun berikutnya ada lagi kunjungan dari Yayasan Buddha Tzu Chi, dengan kegiatan yang sama ataupun dengan tambahan-tambahan kegiatan lainnya," tutur Ibu Sumiyanti bersyukur.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Meluangkan Waktu untuk Berbagi Kasih

Meluangkan Waktu untuk Berbagi Kasih

03 Mei 2018
Agenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi.
Agenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda SenjarawiAgenda rutin kegiatan sosial Tzu Chi Bandung terus bergulir, salah satunya adalah kunjungan kasih ke panti-panti sosial. Seperti pada Kamis 26 April 2018, Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi.. 
Almeera Anak yang Kuat

Almeera Anak yang Kuat

06 November 2020

Almeera Azzahra masih berusia dua tahun. Namun di usia tersebut, bahkan sejak usia lima hari, Almeera yang merupakan penerima bantuan Tzu Chi ini, sudah bergelut dengan tiga penyakit berat, dari gizi buruk, kelainan jantung, dan asam lambung. 

Kasih Ibu Tiada Tara

Kasih Ibu Tiada Tara

26 Juli 2017

Kasih ibu tiada tara, demi sang buah hati ia rela mengorbankan segalanya: waktu, uang, tenaga, dan bahkan kehidupannya. Demi merawat sang buah hati Nova Ambar (27) yang berkebutuhan khusus, Suparmi mesti menahan diri untuk bisa bepergian, beraktivitas, dan bahkan sekadar untuk melepaskan kejenuhan.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -