Rasa Syukur dan Saling Menghormati

Jurnalis : Henny Laurence (Tzu Chi Makasar), Fotografer : Relawan Tzu Chi Makasar
 
foto

Langkah tenang dan pasti kaki-kaki kokoh relawan Tzu Chi mengarungi ruangan kantor Tzu Chi Makassar, tempat diselenggarakannya 3 upacara 1 makna.

Sebelum hari Waisak, para relawan Tzu Chi sudah sibuk mempersiapkan diri menyambut hari yang dinantikan. Pada hari Minggu kedua bulan Mei 2009, tepatnya tanggal 10, Tzu Chi Kantor Perwakilan Makassar dipenuhi oleh sekitar 125 relawan Tzu Chi, para tamu, dan undangan. Mereka hadir untuk mengikuti perayaan Hari Waisak, hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Penyelenggaraan acara ini tidak hanya di Indonesia, namun juga diselenggarakan serentak di seluruh dunia. Rangkaian tiga hari besar yang penuh makna dijadikan dalam satu upacara.

Lamis Indjawati Shijie, ketua panitia pelaksana Hari Waisak mengatakan, perayaan tiga hari besar yang bersamaan ini dapat dijadikan penuntun bagi kita agar dapat memahami, mensyukuri, dan membalas budi orangtua yang telah kita terima. Menjadi seseorang dengan telapak tangan menghadap ke bawah, sanggup bersumbangsih kepada orang lain. Berterima kasih kepada budi luhur Buddha, orangtua, dan semua makhluk di alam semesta, sejalan dengan tema perayaan Waisak tahun ini, yaitu giat mempraktikkan ajaran dan semangat Tzu Chi dengan bersumbangsih dalam bermasyarakat.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi tampak sedang membantu seorang tamu undangan yang telah sepuh untuk memberikan
           penghormatan kepada rupang Buddha. (kiri)
         - Perlahan dan khidmat, relawan Tzu Chi menjalani prosesi perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional,
           dan Hari Tzu Chi Sedunia. (kanan)

Para undangan dan relawan selanjutnya meditasi sejenak melatih diri ke dalam batin sambil menunggu dimulainya prosesi pemandian rupang Buddha yang telah dinanti-nantikan. Dengan prosesi pemandian rupang Buddha, diharapkan dapat membangkitkan cinta kasih di dalam diri setiap manusia, baik dalam bertutur kata, maupun saat berinteraksi dengan sesama. Selalu terkandung rasa syukur dan saling menghormati, agar kita dapat berbuat demikian di setiap hari dan setiap waktu kehidupan kita. Inilah makna yang sesungguhnya dari prosesi pemandian rupang Buddha. Yang terpenting adalah niat hati yang suci dan penuh hormat. Dengan tulus mempersembahkan pelita, air, dan bunga. Semoga batin manusia dapat disucikan, masyarakat aman, sejahtera, dan dunia terbebas dari bencana. Dan semoga berkah Waisak dapat memberikan penerangan bagi semua makhluk di alam semesta ini.

 

Artikel Terkait

Menambah Ilmu dari Pelatihan Relawan

Menambah Ilmu dari Pelatihan Relawan

19 Mei 2016 Komunitas relawan Xie Li Semitau, Kalimantan Barat tak pernah patah semangat menyebarkan nilai-nilai bersyukur, saling menghargai, dan cinta kasih universal, terutama pada Relawan Abu Putih.
Menjaga Kesehatan Warga Desa Pahokng

Menjaga Kesehatan Warga Desa Pahokng

16 Oktober 2017

Tzu Chi Singkawang menyelenggarakan Bakti Sosial Kesehatan untuk Anak dan Lansia di Desa Pahokng, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sabtu, 24 September 2017.

Membuka Pintu Hati Baru

Membuka Pintu Hati Baru

30 September 2014

Pada hari Senin, 29 september 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi merekatkan kembali jalinan jodoh baik yang sudah terjalin dengan mengadakan sosialisasi dilanjutkan penuangan celengan bambu. Sebanyak 42 orang yang merupakan perwakilan dari setiap departemen di Hotel Borobudur menghadiri acara ini.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -