Relawan Penyebar Dharma

Jurnalis : Teddy Lianto , Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto”Dulu ketika relawan 3 in 1 masih sedikit di He Qi Barat, saya telah mulai menulis hampir setiap minggu non stop, itupun dengan modal nekat. Sekarang, artikel yang saya telah dimasukkan ke dalam majalah dan buletin Tzu Chi,” ucap Junet Lee.

 

Di dalam buku karangan Master Cheng Yen yang berjudul Master of Love and Mercy, beliau mengatakan, ”Yayasan Buddha Tzu Chi memerlukan penulis. Bukan untuk iklan, namun untuk mengirimkan pesan-pesan dan memungkinkan orang-orang untuk memahami yayasan ini, semangat yayasan yang sesungguhnya, sejarahnya, dan fungsinya, baik sekarang maupun di masa depan.” Oleh karena itu, di setiap kegiatan Tzu Chi baik itu kegiatan bakti sosial, kunjungan kasih pasien maupun pelestarian lingkungan harus selalu diabadikan, baik dengan menggunakan foto, video, ataupun tulisan untuk menjadi jejak Tzu Chi yang dapat diwariskan pada generasi berikutnya. “Jika seorang penulis memiliki hati yang tulus dan tidak memihak, serta dapat menggunakan penanya untuk menggambarkan kehidupan secara objektif dan benar, sementara pembaca bersedia menerima tulisannya sebagai tulisan seseorang yang telah memahami kehidupan, maka penulis ini telah melakukan perbuatan baik untuk Tzu Chi,” kata Master Cheng Yen.

Untuk turut membantu Master Cheng Yen dalam membabarkan dharma ke pelosok dunia melalui foto dan tulisan, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan “Pelatihan Teknik Menulis dan Foto” pada tanggal  2 dan 3 april 2011 di Aula Lantai 2 SMK Cinta Kasih Tzu Chi dengan tema “Budaya Humanis yang Benar-Bajik-Indah, Menyucikan Hati Manusia”. Kegiatan selama 2 hari itu dihadiri oleh kurang lebih 122 relawan, yang seluruhnya berasal dari He Qi Utara, He Qi Barat, He Qi Timur, He Qi selatan, Tangerang, Tzu Shao, Tzu Ching, bahkan relawan dari Singkawang, Kalimantan Barat.

Dalam kegiatan ini, para relawan diberikan masukan mengenai teknik fotografi dan etika dalam membuat tulisan. Setelah pengenalan teori, para relawan dibagi menjadi 9 kelompok  untuk bergerak ke ruang layanan Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi untuk mempraktikkan apa yang telah diajarkan dalam pelatihan dengan tujuan supaya relawan dapat melakukan kegiatan wawancara, pengambilan foto, dan membuat alur cerita sendiri.

foto  foto

Keterangan :

  • Pemimpin Redaksi Majalah Tzu Chi Ivana tengah menjelaskan alur pengiriman artikel dan foto kepada para peserta pelatihan. (kiri)
  • Bagaimana mengambil foto yang baik dan menangkap momen menjadi topik utama yang dibahas oleh Anand, Redaktur Foto Majalah dan Buletin Tzu Chi. (kanan)

Pada sesi sharing, Junet Lee, relawan Tzu Chi yang cukup aktif dalam mendokumentasikan sejarah Tzu Chi ini membagikan beberapa kesan yang ia dapatkan selama menjadi relawan 3 in 1. ”Dulu ketika  relawan 3 in 1 masih sedikit di He Qi Barat, saya telah mulai menulis hampir setiap minggu non stop, itupun dengan modal nekat. Sekarang, artikel yang saya tulis telah dimasukkan ke dalam majalah dan buletin Tzu Chi,” ucap Junet.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta juga dapat berkonsultasi tentang fotografi kepada Henry Tando, fotografer profesional yang juga Koordinator Relawan 3 in 1 dari He Qi Utara. (kiri)
  • Setelah pengenalan teori, para relawan dibagi menjadi 9 kelompok untuk mempraktikkan apa yang telah diajarkan dengan tujuan supaya relawan dapat melakukan kegiatan wawancara, pengambilan foto, dan menulis artikel. (kanan)

Menjelang berakhirnya kegiatan, panitia berharap untuk ke depannya para relawan yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi mata dan tangan Master Cheng Yen dalam menyebarkan dharma dan menyelamatkan jiwa mahkluk hidup sampai ke pelosok dunia. Seperti yang disampaikan oleh Master Cheng Yen dalam pesannya, ”Saya ingin sekali melihat kata-kata Buddha diterima oleh semua mahkluk hidup, dan setiap mahkluk hidup menjalankan ajaran Buddha, sehingga kebencian akan diganti dengan welas asih, egoisme diganti altruisme, dan kekerasan diganti dengan perdamaian. Pada saat itu, kemurnian dan kebajikan dalam setiap mahkluk hidup akan muncul, semua kehidupan akan diperlakukan dengan hormat, dan setiap mahkluk bumi yang biasa akan menjadi orang suci.”

 

  
 

Artikel Terkait

Sosialisasi tentang Ekoenzim, Pembersih Ramah Lingkungan

Sosialisasi tentang Ekoenzim, Pembersih Ramah Lingkungan

24 Maret 2017

Selalu ada aktivitas yang berlangsung di komunitas Relawan Tzu Chi Batam tiap hari Sabtu. Kali ini para relawan mempraktikkan bagaimana membuat ekoenzim yang merupakan hasil fermentasi sampah dapur berupa sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Ekoenzim ini memiliki berbagai manfaat, salah satunya menjadi cairan pembersih lantai dan piring.

Celengan Bambu Cinta Kasih

Celengan Bambu Cinta Kasih

22 Februari 2012
Minggu 19 Februari 2012, pada pukul 9 pagi, satu per satu anak asuh Tzu Chi mulai berdatangan. Mereka berkumpul di salah satu ruangan untuk belajar membuat celengan bambu.
Suara Kasih: Membangkitkan Hakikat Kebuddhaan yang Murni

Suara Kasih: Membangkitkan Hakikat Kebuddhaan yang Murni

28 Januari 2013 Kita dapat melihat banjir di Indonesia perlahan-lahan sudah mulai surut. Akan tetapi, di beberapa wilayah yang lebih rendah, banjir masih belum surut. Sejak hari pertama banjir hingga kini, insan Tzu Chi Indonesia terus memberikan bantuan.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -