Renovasi Rumah Tidak Layak Huni Di Cirebon: Di Bawah Atap Baru, Harapan Nelayan Cirebon Kembali Tumbuh

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
Menteri PKP RI Maruarar Sirait bersama relawan Tzu Chi mendampingi Rukmini pemilik rumah memasang bata merah sebagai tanda mulai direnovasinya 20 unit rumah di Kota Cirebon.

Suara palu dan gergaji terdengar bersahut di sudut Gang Samadikun 10, Kelurahan Kesenden, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon. Di antara debu dan tumpukan genteng lama, wajah-wajah penuh harap tampak berseri. Salah satunya Paradima (54 yang rumahnya tengah diperbaiki lewat program renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang digagas oleh Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI bersama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Alhamdulillah, akhirnya rumah saya diperbaiki,” ucap Paradima (54) dengan nada lega. Selama lebih dari 30 tahun, rumahnya berdiri di atas tanah seluas 6x5 ㎡ dengan atap asbes yang sudah rapuh dimakan usia. Hal ini tentunya membuat rumahnya panas menyengat di siang hari dan bocor ketika hujan. “Rangka atapnya sudah keropos semua. Dulu pakai asbes, panasnya luar biasa,” ujarnya sambil tersenyum.

Kini, rumah kecil itu dibangun kembali dengan atap rangka baja ringan dan genteng baru. Paradima tinggal bersama anak dan dua cucunya. Ia juga turut ikut membantu para tukang yang sedang mengerjakan rumahnya. “Senang, walau capek. Dulu saya nggak sangka bisa benerin rumah ini,” ucap Paradima.

Beberapa orang warga penerima program renovasi rumah berbincang-bincang dengan Menteri PKP RI Maruarar Sirait. Ia mengatakan program renovasi rumah ini dapat berjalan berkat semangat gotong royong antara Yayasan Tzu Chi, pemerintah Pusat, dan seluruh pengusaha-pengusaha yang peduli masyarakat yang tinggal di rumah yang tidak layak.

Sehari-hari Paradima bekerja sebagai nelayan. Ia berangkat pukul lima sore dan pulang menjelang subuh. Penghasilannya tak menentu, antara Rp40 ribu sampai Rp100 ribu per hari. “Kalau lagi rezeki, bisa lebih. Tapi ya sering juga buat beli bensin aja nggak nutup,” ujarnya lirih. Karena itulah, bantuan perbaikan rumah ini terasa begitu berharga. “Terima kasih untuk Yayasan Buddha Tzu Chi. Kalau sendiri, saya nggak mungkin bisa bangun rumah,” katanya menunduk haru.

Cerita serupa datang dari Rais (35), sesama nelayan yang rumahnya juga sedang direnovasi. “Alhamdulillah, atapnya diganti semua. Dulu bocor parah, temboknya juga miring,” ujarnya. Kini rumahnya perlahan berubah. Ada dapur dan kamar mandi yang lebih layak, ruang tamu yang tidak lagi lembab, serta atap baru yang membuatnya lebih tenang jika hujan angin bersama istri dan anak-anak. “Kalau cuaca bagus, saya melaut. Tapi kalau angin besar, ya di rumah saja perbaiki jaring yang putus-putus. Kadang hasil tangkapan nggak nutup buat beli BBM. Makanya waktu dengar ada bantuan ini, rasanya seperti mimpi,” ujarnya tersenyum.

Ketua Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Indonesia, Joe Riadi bersama Menteri PKP RI dan Wali Kota Cirebon secara simbolis menyerahkan 10 kg beras kepada warga penerima manfaat Program RTLH. Selain itu beras juga dibagikan di Kelurahan Kesenden sebanyak 620 karung dan di Vihara Dewi Welas Asih sebanyak 380 karung.

Program renovasi rumah di Kelurahan Kesenden ini tentunya diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kesenden secara signifikan. Akses terhadap lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman akan membawa dampak jangka panjang terhadap kualitas kesehatan, pendidikan, hingga produktivitas warga.

Kick Off renovasi Rumah
Acara Kick-off  sebagai tanda dimulainya renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kota Cirebon ini dilakukan di Gg. Samadikun Rt. o3/10, Kelurahan Kesenden, Kec. Kejaksan, Kota Cirebon yang mencakup renovasi rumah milik 20 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini tinggal di hunian yang tidak layak huni.

Acara yang berlangsung penuh kekeluargaan ini turut dihadiri oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait dan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dari Jakarta. Kick off ini juga ditandai dengan memasang batu bata di salah satu rumah milik Ibu Rumini di Gg. Samadikun X Rt.03/10 Kel. Kesenden sebagai bentuk nyata kolaborasi antara Kementerian PKP RI dan Tzu Chi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat prasejahtera.

Relawan dengan suka cita mendapat apresiasi dari Menteri PKP RI yang telah membantu berjalannya program Renovasi RTLH yang saat ini sedang berjalan di 13 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia diantaranya Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini, Menteri PKP, Maruarar Sirait berbincang dengan penuh kekeluargaan dengan penerima manfaat. Ia memuji semangat para relawan Tzu Chi yang tanpa pamrih membantu masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. “Sampai hari ini ada 5.000 rumah yang dibantu untuk di renovasi, mulai dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan, sampai Sumatera Utara. Yayasan Buddha Tzu Chi adalah bagian dari Indonesia yang nyata yang sangat peduli kepada masyarakat yang memerlukan bantuan,” ujar Menteri Maruarar saat memberikan sambutan.

Di Cirebon sendiri, bantuan renovasi rumah difokuskan di dua titik: Kelurahan Kesenden Kecamatan Kejaksan ada 15 unit rumah dan di Kelurahan Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk ada 5 unit rumah. Pada acara Kick Off  ini pula Menteri PKP bersama Wali Kota Cirebon dan relawan Tzu Chi Jakarta secara seremoni membagikan 1000 karung beras (@ 10 KG) di Vihara Dewi Welas Asih, sebanyak 380 karung dan di Kelurahan Kesenden 620 karung beras.

Menteri PKP RI Maruarar Sirait bersama relawan Tzu Chi dan Walikota Cirebon Effendi Edo bersiap menyerahkan paket beras kepada warga penerima manfaat program RTLH di Kota Cirebon.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo yang turut hadir juga menyampaikan apresiasinya. “Di Kelurahan Kesenden saja masih ada sekitar 86 rumah yang tidak layak huni. Hari ini ada 20 rumah yang diperbaiki. Mudah-mudahan Yayasan Buddha Tzu Chi dan pemerintah pusat terus mendukung kami agar masyarakat bisa tinggal di rumah yang layak dan sehat,” harap Edo.

Relawan Tzu Chi, Kementerian PKP RI dan para donatur, para pengusaha saling bahu-membahu mewujudkan hunian yang layak huni. Setiap batu bata yang di susun, setiap tiang rumah yang terpasang, bukan sekadar memperbaiki bangunan tetapi juga menguatkan harapan yang dulu nyaris runtuh bersama atap-atap tua. Bagi Paradima dan Rais, rumah baru bukan hanya tempat berteduh, tapi juga simbol kepedulian. Bukti bahwa di tengah gelombang kehidupan yang berat, masih ada tangan-tangan yang siap mengulurkan bantuan tanpa pamrih.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni Di Cirebon: Di Bawah Atap Baru, Harapan Nelayan Cirebon Kembali Tumbuh

Renovasi Rumah Tidak Layak Huni Di Cirebon: Di Bawah Atap Baru, Harapan Nelayan Cirebon Kembali Tumbuh

03 November 2025

Program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni kerjasama Tzu Chi Indonesia dan Kementerian PKP resmi dimulai.

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -