Rumah Kebijaksanaan Tzu Chi

Jurnalis : Veronika Usha , Fotografer : Rel. Dok. Tzu Chi (Hendry Tando, Chandra, Wimala, Kurniawan, Hendra, Rijanto)
 
 

fotoMinggu, 8 Agustus 2010, bertempat di lantai 4 Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, diadakan Upacara Pemasangan Belandar Atap Aula Jing Si, yang diikuti oleh lebih kurang 1.000 peserta yang terdiri dari relawan Tzu Chi, karyawan, dan masyarakat umum.

Secara perlahan belandar (balok penyangga tengah) atap Aula Jing Si dinaikkan. Dua buah tekad insan Tzu Chi yang terangkum dalam sebuah spanduk yang terdapat di dalam belandar tersebut, semakin meneguhkan semangat dalam hati para insan Tzu Chi untuk selalu mewariskan ajaran Dharma Tzu Chi dan mengembangkan Mazhab Tzu Chi.

 

Minggu, 8 Agustus 2010, bertempat di lantai 4 Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk, lebih kurang 1.000 peserta mengikuti Upacara Pemasangan Belandar (balok penyangga tengah) Atap Aula Jing Si. Kegiatan yang dimulai tepat pukul 09.00 pagi ini bertujuan untuk mengucapkan syukur atas pelaksanaan pembangunan Aula Jing Si, serta melakukan doa bersama agar pembangunan ini dapat terus berjalan dengan baik.

Doa Bersama
Tidak terasa sudah satu tahun proses pembangunan Aula Jing Si dilakukan. Bangunan seluas lebih kurang 83.000 meter yang berdiri di tanah 10 hektar tersebut sudah berjalan hampir 70%. Melihat kondisi pembangunan yang cukup pesat tersebut, para insan Tzu Chi mengadakan doa bersama yang digabung dalam kegiatan Upacara Pemasangan Belandar (balok penyangga tengah) Atap Aula Jing Si.

“Kita bisa melihat bahwa pembangunan Aula Jing Si yang nantinya akan menjadi Rumah Insan Tzu Chi ini berjalan sangat cepat, dan hal ini bisa berjalan berkat partisipasi dari seluruh insan Tzu Chi. Jadi Aula Jing Si adalah wujud dari cinta kasih kita semua, oleh karena itu kita harus bersyukur dan berdoa agar pembangunan rumah untuk insan Tzu Chi ini bisa terus berjalan dengan baik. Karena doa yang dilakukan oleh satu orang dengan doa yang dilakukan oleh banyak orang tentu berbeda,” ucap Like Hermansyah, selaku kordinator acara Upacara Pemasangan Belandar Atap Aula Jing Si.

Hal serupa juga dituturkan oleh Linda Suparto salah satu relawan Tzu Chi, “Kita harus beryukur, karena cinta kasih dari banyak insan Tzu Chi telah berkumpul di sini. Dan ini adalah saat yang tepat untuk beryukur dengan melakukan doa bersama.”

Kembali ke Rumah Sendiri
Stephen Huang, salah satu insan Tzu Chi dari Taiwan yang hadir dalam upacara tersebut juga menuturkan beberapa harapan Master Cheng Yen atas pembangunan Aula Jing Si di Indonesia. “Aula Jing Si Indonesia merupakan rumah insan Tzu Chi yang terbesar di seluruh dunia. Kita tahu bahwa untuk menjalani 4 misi Tzu Chi dan 8 misi lainnya kita perlu memliki hati yang besar dan bijaksana. Oleh karena itu kita perlu Rumah Kebijaksanaan (Aula Jing Si -red) ini,” jelas Stephen Huang.

foto  foto

Ket : - Tidak hanya pemasangan belandar, dalam kegiatan ini juga dilakukan doa bersama agar pembangunan             Aula Jing Si dapat terus berjalan dengan baik, sehingga “Rumah Insan Tzu Chi” ini bisa terus mengajak             banyak insan Tzu Chi berbuat kebajikan dan melatih diri. (kiri)
         - Dengan penuh rasa hormat, para tim proyek memberikan baut untuk pemasangan belandar kepada para            seniman bangunan. Upacara pemasangan blandar ini berlangsung sejak pukul 09.00 hingga pukul            10.00 WIB. (kanan)

Ia menambahkan, Indonesia merupakan ladang berkah yang begitu besar. Hati para insan Tzu Chi untuk melakukan kebijaksanaan pun perlu dijaga. Dengan datang ke rumah kebijaksanaan, para insan Tzu Chi bisa melatih diri dan dapat belajar mengenai kebijaksanaan dan welas asih yang dimiliki oleh Master Cheng Yen.

“Kemarin ketika saya bertemu dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, beliau berkata bahwa dia menghargai dan berterima kasih atas apa yang telah dilakukan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi kepada masyarakat di bantaran Kali Angke, para korban tsunami di Aceh, maupun atas pendirian Sekolah di Pangalengan, dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Beliau juga berharap, masyarakat lain juga bisa belajar dari apa yang telah dilakukan oleh Tzu Chi, sehingga mereka pun memiliki kepedulian serupa terhadap mereka yang membutuhkan,” tambah Stephen Huang, sambil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada seluruh insan Tzu Chi Indonesia atas cinta kasih dan kerja kerasnya selama ini dalam mewujudkan rumah kebijaksanaan tersebut.

foto  foto

Ket : - Stephen Huang yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menuturkan harapan Master Cheng Yen               terhadap Aula Jing Si Indonesia. Master Cheng Yen berharap Aula Jing Si bisa menjadi Rumah               Kebijaksanaan para insan Tzu Chi. (kiri)
          - Sebagai salah satu tradisi di Indonesia, Stephen Huang melakukan kegiatan pemotongan tumpeng               yang akan diberikan kepada Ketua dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Stephen               Huang juga menuturkan terima kasihnya kepada seluruh insan Tzu Chi Indonesia. (kanan)

Semangat Menyebarkan Cinta Kasih
Kebahagiaan dan rasa bangga atas pembangunan Aula Jing Si juga dirasakan oleh Diana Loe, salah satu relawan Tzu Chi Batam. “Saya senang, karena kebetulan kami datang tepat pada acara ini. Di saat mengikuti acara akbar ini, saya merasa sangat bangga akan memiliki Aula Jing Si. Saya juga berjanji untuk lebih giat mengajak lebih banyak relawan untuk datang pulang ke rumah kita (Aula Jing Si-red) ini,” tekadnya.

Diana yang juga mengajak beberapa pengusaha dari Batam untuk memperkenalkan Tzu Chi Indonesia, bersyukur bisa semakin memperoleh banyak ilmu setelah mengikuti berbagai kunjungan dan acara di Tzu Chi. “Semakin banyak tahu, semakin semangat kami untuk menyebarkan cinta kasih di Batam,” ucapnya. Ia menambahkan, dirinya tidak menyangka jika bangunan Aula Jing Si bisa semegah itu. “Sudah tidak bisa ucap kata yang lebih bagus. Jadi menurut saya sudah sangat besar dan cukup bagus, bahkan lebih besar daripada yang Taiwan. Sangat menakjubkan, dulu cuma lihat dari brosur, perasaan tidak sebesar ini tetapi setelah melihat langsung baru berasa, wow!”

Tidak hanya Diana Loe, Kiam Tjoe yang merupakan salah satu tamu dari Wihara Buddha Metta, Menteng juga berharap dengan adanya rumah bagi para insan Tzu Chi ini bisa menambah semangat mereka (insan Tzu Chi-red) dalam menyebarkan benih-benih cinta kasih di Indonesia, “Sekarang mereka sudah memiliki tempat untuk berkumpul dan mengembangkan cinta kasih mereka.”

  
 
 

Artikel Terkait

Perhatian dan Dukungan untuk Pati

Perhatian dan Dukungan untuk Pati

08 Juni 2009 Seorang bocah berusia 1 tahun 8 bulan yang sejak lahir sudah tidak memiliki lubang anus. Sebagai penggantinya untuk buang air besar, dokter membuatkan lubang saluran pembuangan langsung dari perutnya. Kais adalah pasien penerima bantuan Tzu Chi. Kedatangan relawan Tzu Chi kali ini lebih bermaksud untuk melihat kondisi kesehatan Kais dan memberikan perhatian kepada keluarganya.
Tergerak untuk Membantu

Tergerak untuk Membantu

15 September 2015 Berawal dari anaknya yang mengikuti kelas budi pekerti Tzu Chi(Qin Zi Ban), Jok Khian mulai mengenal Tzu Chi. Dia kemudian menceritakan pengalamannya sebagai relawan Tzu Chi dalam kelas budi pekerti pada 30 Agustus 2015 di Jing Si Books & Café Pluit.
Internasional: Makan 80 Persen Kenyang

Internasional: Makan 80 Persen Kenyang

01 Maret 2012 Master Cheng Yen memberikan berkata bahwa dengan makan 80 persen  kenyang dan menggunakan 20 persen  sisanya untuk membantu orang lain, seseorang dapat menjadi sehat dan pada saat yang sama juga dapat membantu orang lain.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -