Rumah Nenek Siti yang Penuh Cinta Kasih

Jurnalis : Nuraina Ponidjan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)


Ketua Tzu Chi Medan Mujianto bersama dengan Dandim 0205 Tanah Karo Bapak Letkol Inf Taufik Rizal, SE., menyerahkan kunci rumah kepada Nenek Siti.

Selama tiga bulan, Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) Medan menunggu pembangunan rumah Nenek Siti Br Purba di Desa Kutambelin, Kecamatan LauBaleng, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Pada 10 Mei 2018 lalu, Tzu Ching bersama beberapa relawan serta aparat dari Angkatan Darat ikut merobohkan rumah Nenek Siti yang tidak layak huni. Sejak saat itulah proses pembangunan rumah nenek berusia 80 tahun tersebut dimulai.

Tiga bulan berselang, tepat pada 12 Agustus 2018 kesabaran mereka diganjar dengan sebuah bangunan rumah yang berdiri kokoh dan siap huni. Untuk serah terima rumah baru, relawan bersiap menuju rumah Nenek Siti. Sejak pukul 05.30 WIB, Tzu Ching sudah mulai berkumpul di kantor Tzu Chi Medan untuk pergi bersama. Hampir pukul 09.00 WIB, rombongan Tzu Ching sampai dan ternyata Ketua Tzu Chi Medan Mujianto telah berdiri di depan rumah Nenek Siti menunggu kedatangan mereka. Turun dari bus, para Tzu Ching dengan semangat berbaris teratur dengan membawa berbagai peralatan rumah tangga berjalan menuju rumah Nenek Siti.


Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan berupa rumah saja, namun Tzu Chi juga melengkapi rumah dengan perlengkapan yang dibutuhkan.

Sebelum memulai acara serah terima rumah, Tzu Ching terlebih dahulu membantu Nenek Siti menata letak perabot rumah yaitu meja makan, lemari pakaian, rak piring, tempat tidur, memasang gordyn, dan satu lagi yang paling menyentuh adalah memasang kata perenungan Master Cheng Yen dengan foto latar belakang rumah Nenek Siti sebelum dirobohkan.

“Supaya nenek tetap mengingat kenangan yang tersimpan di rumahnya dulu dan bisa bersyukur serta menghargai berkah karena ada jalinan jodoh dengan Tzu Chi dan juga ada kasih sayang dari sekelompok muda-mudi Tzu Chi,” ujar Nuraina, Pembina Tzu Ching Medan. Adapun isi dari Kata Perenungan Master Cheng Yen adalah: Bersyukur pada masa lalu, berharap pada masa mendatang, dan manfaatkan masa kini dalam genggaman.

Setelah semua selesai dipasang, terakhir para Tzu Ching menyapu dan membersihkan lantai rumah nenek dan acara penyerahan pun akan segera dimulai.

Mewariskan Rumah yang Kokoh


Sebelum memulai acara serah terima rumah, Tzu Ching terlebih dahulu membantu Nenek Siti menata letak perabot rumah yaitu meja makan, lemari pakaian, rak piring, tempat tidur, dan lainnya.

Mengawali acara serah terima rumah, relawan bersama Dandim 0205 Tanah Karo, Letkol Inf Taufik Rizal, SE., Ketua Yayasan Tzu Chi Medan Mujianto, dan seluruh keluarga Nenek Siti beserta para tetangga berdoa bersama-sama.

Doa dipimpin oleh Dion Tarigan yang adalah pemilik asli bangunan tua tersebut. Ia mengizinkan adiknya untuk tinggal dan membangun rumah apabila mempunyai dana yang cukup. Adik perempuan Dion adalah menantu Nenek Siti. Sampai adiknya menghembuskan nafas terakhir, rumah tersebut masih belum sanggup dibangun. “Ketika Tzu Chi akan membantu pembangunan rumah ini, saya dengan ikhlas menghibahkan tanah dan bangunan ini untuk anak dari adik saya atau keponakan saya dan cucu dari Nenek Siti,” ungkap Dion sebelum memimpin doa.


Kondisi rumah Nenek Siti sebelum dibedah tidak layak huni dan membahayakan. Kondisi kayu yang sudahlapuk membuat rumah tersebut miring dan meresahkan.


Relawan juga tidak lupa memasang Kata Perenungan Master Cheng Yen dengan foto latar belakang rumah Nenek Siti sebelum dirobohkan.

Mujianto dalam sambutannya mengatakan, “Kali ini saya mengikutsertakan para Tzu Ching dan ternyata mereka sangat bersungguh hati mau membantu meringankan penderitaan Nenek Siti. Saya berharap merekalah sebagai generasi penerus yang jauh lebih baik dari kami para relawan Tzu Chi sekarang ini dan saya mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi juga sangat berterima kasih kepada Nenek Siti dan keluarga yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membangun kembali rumah Nenek Siti dan juga sebagai berkah bagi Tzu Ching, dapat bersumbangsih dan menyebarkan cinta kasih sejak usia muda.”

Melihat para relawan dan Tzu Ching dengan sigap membenahi rumah Nenek Siti, Dandim 0205 Tanah Karo, Bapak Letkol Inf Taufik Rizal, SE., dengan terharu memuji. “Saya awalnya hanya mendengar dan membaca di media sosial kalau Yayasan Buddha Tzu Chi membantu tanpa pamrih, hari ini saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa Tzu Chi memang benar-benar membantu sampai sedetail-detailnya, bukan hanya mendirikan bangunan rumahnya saja tetapi lengkap dengan isinya dan juga peralatan rumah tangganya, dan saya salut dengan Tzu Chi yang selalu memperhatikan nasib rakyat, salah satunya rumah ini yang dulunya hampir roboh, sekarang berdiri dengan kokoh,” tuturnya.


Relawan mendampingi Nenek Siti memasuki rumah barunya. Karena terlalu bahagia, Nenek Siti tak kuasa menahan air mata.

Saat yang di nanti-nantikan pun tiba, Ketua Tzu Chi Medan menyerahkan kunci rumah kepada Nenek Siti bersama dengan Dandim 0205 Tanah Karo. Mereka kemudian mendampingi Nenek Siti memasuki rumah barunya. Karena terlalu bahagia, Nenek sampai meneteskan air mata. “Terima kasih telah membantu membangun rumah Nenek dan juga terima kasih kepada cucu semua yang telah mengunjungi nenek,” ucap Nenek Siti dengan suara halus hampir tidak terdengar.

Hari itu semua merasa bahagia dan bersukacita. Relawan berharap bantuan untuk Nenek Siti ini bisa membantunya menghabiskan masa tuanya dengan kehidupan yang damai dan bahagia.


Para Tzu Ching menemani Nenek Siti. Nenek Siti berterima kasih kepada seluruh relawan dan juga cucu-cucunya di Tzu Ching karena telah membantunya membangun rumah baru.

Editor: Metta Wulandari
Ketua Tzu Chi Medan Mujianto bersama dengan Dandim 0205 Tanah Karo Bapak Letkol Inf Taufik Rizal, SE., menyerahkan kunci rumah kepada Nenek Siti.

Artikel Terkait

Rumah Nenek Siti yang Penuh Cinta Kasih

Rumah Nenek Siti yang Penuh Cinta Kasih

14 Agustus 2018
Pada 10 Mei 2018 lalu, Tzu Ching bersama relawan serta aparat dari Angkatan Darat ikut merobohkan rumah Nenek Siti yang tidak layak huni. Sejak saat itulah proses pembangunan rumah nenek berusia 80 tahun tersebut dimulai. Tiga bulan berselang, pada 12 Agustus 2018 kesabaran mereka diganjar dengan sebuah bangunan rumah yang berdiri kokoh dan siap huni.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -