Salah Satu yang Berkesan di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134

Jurnalis : Jesy, Linda Liem, Stella (Tzu Chi Batam), Fotografer : Linda Liem, Jesy, Supardi, Hellen Iskandar (Tzu Chi Batam)
Setiap pasien dan pendamping mendapatkan gelang warna berdasarkan asal mereka setiba di Asrama Haji.

Mengutip perkataan Master Cheng Yen, “Tidak peduli seberapa jauh jalan yang harus ditempuh, selalu berusaha sebaik mungkin mencapai tujuan dengan kemampuan yang dimiliki. Inilah yang disebut keuletan.” Keuletan inilah yang mengizinkan relawan Tzu Chi Batam menjangkau pasien-pasien dari luar pulau untuk mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi Indonesia Ke-134 yang telah berlangsung dari tanggal 24 September hingga 2 Oktober 2022.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134 ini memang sudah usai, namun banyak kisah mengharukan yang bisa diceritakan, salah satunya bagaimana para relawan menjangkau para pasien di luar pulau. Tzu Chi Batam masih menggunakan cara yang cukup tradisional, yakni mencetak spanduk dan brosur, lalu para relawan maupun sukarelawan di luar pulau akan memasang spanduk, membagikan brosur serta menyiarkan informasi tersebut lewat sosial media.

“Yang pertama kami bagi brosur, tapi system-nya nitip ke relawan yang punya karyawan yang bagian sales. Jadi mereka (sales) punya customer diminta tolong untuk titipkan brosur. Jadi ada pelanggan yang datang mereka bagikan. Jumlah brosur yang dibagikan ada 5.000. Trus bagian pasar kami relawan ada titip ke toko, tapi kami ada cari 1 hari bagi di depannya supermarket yang agak ramai. Terus relawan ada ambil titip ke tetangga, pasar-pasar. Dan untuk sosmed posting ke facebook.” Ucap Dewi Ningsih, Relawan Tanjung Pinang, menjelaskan bagaimana relawan mensosialisasikan tentang kegiatan baksos di sana.

Para pasien dan pendamping diajarkan untuk menggunakan sepasang tangan mereka membantu sesama.

Para tim medis Tzu Chi (TIMA) Batam mengobati pasien di Asrama Haji yang mengalami pendarahan pascaoperasi benjolan di kaki.

Dalam setiap brosur, spanduk dan post sosial media tertera siapa yang perlu warga hubungi untuk mendaftar dan klinik yang perlu dikunjungi untuk menjalani pengecekan awal. Setelah dinyatakan layak untuk dioperasi oleh dokter setempat, pasien dan satu pendamping mereka akan dibawa ke Kota Batam untuk menjalani screening atau pengecekan kesehatan lebih intensif.

Seperti yang bisa dijumpai pada Jumat, 23 September 2022, relawan menyambut kedatangan para pasien dari Pulau Dabo Singkep di Asrama Haji. Besoknya disusul kedatangan pasien dari Pulau Selat Panjang, Tanjung Batu. Pasien luar pulau yang datang menginap di Asrama Haji mengikuti screening baksos pada 24-25 September 2022. Pasien yang lolos dan tidak lolos screening dipulangkan kembali ke Pulau daerah masing-masing kecuali dari Pulau Dabo Singkep dan Selat Panjang, mereka yang lolos tinggal lebih lama di Asrama Haji karena perjalanan yang jauh ke pulau-nya. Pasien lolos yang pulang akan datang ke Batam pada 29-30 September 2022 mengikuti operasi sesuai jadwal yang telah diberikan.

Hasan Halim memberikan pengarahan tentang tata tertib asrama kepada para pasien dan pendamping.

Pada baksos kali ini, Hasan Halim dipercaya menjadi penanggung jawab akomodasi pasien selama baksos. Tantangan demi tantangan ia hadapi dan selesaikan dengan segera. Ia sangat bersyukur mendapatkan tim yang sangat suportif dan yong xin (sungguh-sungguh).

“Ini sangat seru sekali ini, hal yang sangat baru bagi saya. Ada kekurangan juga, begitu pasiennya datang kami briefing tata tertibnya. Begitu masuk kamar, ternyata mereka pada keluar. Di situ satu pengalaman buat saya dan tim juga ternyata mereka tidak mau tinggal diatur-atur. Kami berubah, kita hubungan relawan pendamping luar pulau di dalam bus tunjukin satu kamar 8 orang. Biar mereka pilih sendiri agar begitu sampai sudah bisa langsung istirahat,” terang Hasan Halim.

Selama empat hari tinggal di Asrama Haji, para pasien dan pendamping pun tak ayal merasa bosan. Relawan lalu mengajarkan mereka tentang pelestarian lingkungan dari kotak bekas makan dan botol minum yang dipakai pasien. Relawan menjelaskan bahwa bahwa kedua barang tersebut jika selesai dipilah, hasil penjualan bisa membantu yang tidak mampu, seperti sekarang pasien yang telah dibantu, juga bisa membantu orang lain dengan sepasang tangan mereka. Pasien dan pendamping baru mengerti tujuan dari daur ulang tersebut, mereka senang bisa ikut membantu orang lain dan mereka mulai mengerjakan setiap hari. Ada beberapa yang membantu cuci kotak bekas makan.

Relawan membalurkan minyak angin di tubuh pasien yang merasa mual.

Tanggal 2 Oktober, setelah selesai pemeriksaan ulang, pasien dari berbagai pulau kembali ke pulau masing-masing. Relawan membekali mereka makan siang selama di perjalanan. Para pasien merasa sangat gembira, sebelum pulang pasien berfoto bersama relawan. Mereka tidak henti-hentinya mengucapkan terim akasih dan mendoakan para relawan. Melihat semua itu, relawan juga sangat terharu dan gembira.

“Saya ada katarak dan istri saya (Zaitun Binti Bujang) juga. Saya langsung pergi periksa, ternyata saya tensi tidak lolos, istri saya bagus jadi saya menjadi pendamping. Kami berangkat dari Pelabuhan Djago (Dabo Singkep) hingga Pelabuhan Punggur (Batam) dari jam 8 hingga jam 1 siang. Dalam perjalanan kita didampingi relawan.” Jawab Pak M. Ali Sulaiman, lansia berprofesi sebagai tukang ojek dan pekerja serabutan.

“Saya sama istri sangat terima kasih kawan sini bantu kami. Semua makan dan tempat tinggal disediakan. Kalau mengharap dari kami apa penghasilan saya. Operasi begini perlu berapa juta. Mudah-mudahan kita bisa kembali lagi untuk dioperasi mata istri saya sebelah lagi dan saya juga (di baksos Tzu Chi berikutnya).” Tambah Pak Ali.

Ferry membawa pasien yang akan berangkat ke rumah sakit untuk jalani operasi.

Ferry, salah satu relawan, baru pertama kali ikut bersumbangsih di kegiatan Tzu Chi. Ferry sangat bersungguh hati melayani pasien selama di Asrama Haji. Tugasnya memperhatikan makanan pasien, setiap pagi, siang dan malam. Karena tanggung jawabnya tersebut ia perlu tiba di asrama haji sekitar pukul 6 pagi dan pulang setelah membagikan roti sekitar pukul 8 malam. Tidak hanya membagikan makanan, ia juga mengumpulkan sampah daur ulang dari masing-masing kamar untuk dipilah. Semua tanggung jawab tersebut ia lakukan dengan penuh sukacita.

“Namanya relawan, menurut saya selalu mencari berkah. Kita berdana di ladang yang subur, makanya saya selalu melakukan dengan senang hati karena saya lakukan bukan untuk Tzu Chi tapi untuk diri saya sendiri.” Ucap Ferry.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Baksos Tzu Chi ke-141: Empati yang Tinggi dan Juga Tulus kepada Para Pasien

Baksos Tzu Chi ke-141: Empati yang Tinggi dan Juga Tulus kepada Para Pasien

25 Oktober 2023

Keinginan Harvey (14) untuk operasi hernia akhirnya terwujud di Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-141, di Rumah Sakit Pelamonia Makassar, 20-21 Oktober 2023.  Begitu juga dengan Zulfitra (16) yang sudah lama ingin operasi bibir sumbing.

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134:  Syukur Tak Terkira Dirasakan Alwi dan Rita

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134: Syukur Tak Terkira Dirasakan Alwi dan Rita

05 Oktober 2022

Menerima informasi adanya Baksos Kesehatan Tzu Chi Batam di grup whatsapp lingkungan tempat tinggalnya, pasutri Alwi Zulkifli dan Rita Erlina memutuskan untuk mengikuti baksos ini. 

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Menanam Berkah dengan Bersumbangsih

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Menanam Berkah dengan Bersumbangsih

30 Juni 2022

Raut wajah Rahmat (33) tampak semringah, sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Rahmat baru menjalani operasi hernia pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131 yang digelar di RS Bhayangkara Palu, 24-25 Juni 2022. Begitu juga Ziyat, pasien hernia anak yang kini sudah bisa tersenyum selepas menjalani operasi.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -