Saluran Air Bersih untuk Giriasih

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoSalah satu cara untuk meningkatkan pendapatan desa adalah dengan meningkatkan pertanian daerah. Dengan menanam 15.000 bibit sengon, diharapkan 5 sampai 7 tahun mendatang Desa Giriasih menjadi lebih baik dan tidak lagi menjadi desa tertinggal.

Hari Minggu, 31 Januari 2010, tepat pukul 10 pagi Kantor Balai Desa Giriasih sudah ramai dipadati oleh warga yang berasal dari 4 dusun, yaitu Dusun Klepu, Dusun Trasih, Dusun Ngororo, dan Dusun Wonolagi. Kedatangan mereka tidak lain dalam rangka menghadiri acara desa pembagian bibit Sengon dan pemasangan pipa jaringan air bersih yang diadakan oleh Tzu Chi Kantor Perwakilan Yogyakarta.

Hari itu, warga di ke-4 dusun mendapatkan pembagian bibit sengon sebanyak 15.000. Sementara, untuk Dusun Klepu dan Tasih yang selama ini belum memiliki jaringan air bersih, Tzu Chi Kantor Perwakilan Yogyakarta akan melakukan pemasangan pipa jaringan air bersih berukuran 1,5 inci sepanjang 1.254 meter dan pipa berukuran 0,5 inci sepanjang 1.867 meter.

Berawal dari Sebuah Liputan      
Adanya kegiatan pemasangan pipa air bersih ini berawal dari kunjungan jurnalis DAAI TV pada pertengahan tahun 2009 yang datang melakukan peliputan Desa Giriasih. Dari perjumpan itulah, akhirnya Pardiyana, selaku Lurah Giriasih mencoba mengajukan surat permohonan bantuan pemasangan pipa jaringan air bersih kepada Tzu Chi di Jakarta. Dari surat yang diterima itulah, Tzu Chi lantas menanggapinya dengan melakukan survei ke Desa Giriasih pada akhir tahun 2009.

foto  foto

Ket : - Penyerahan bibit sengon secara simbolis. Dengan tertanamnya 15.000 bibit sengon, Tzu Chi berharap             Desa Giriasih bisa menjadi desa yang baik dan hijau. (kiri)
        - Penyerahan pipa air bersih secara simbolis dari Frananto Hidayat, koordinator Yayasan Buddha Tzu Chi             Yogyakarta kepada Pardiyana, Lurah Giriasih. (kanan)

Kala itu yang ditugaskan melakukan survei adalah Riyadi Riyono dan Yr Handoko, dua relawan Tzu Chi Yogyakarta. Saat survei, Riyadi dan Handoko melihat dan menilai bahwa Pardiyana memiliki kegigihan dalam mengusahakan air bersih bagi warga desanya. Di samping itu, karena ketiadaan jaringan air bersih, warga di kedua dusun pun mengalami kesulitan untuk memperoleh air.

Untuk mengambil air bersih yang berada di Gua Pegoh, warga di kedua dusun biasanya harus menempuh jarak yang cukup jauh. Sumber mata air di Gua Pegoh dapat dikatakan sebagai sebuah keberuntungan bagi Desa Giriasih, karena air dari gua ini tidak pernah kering meski di musim kemarau sekalipun.

Namun, karena tidak adanya saluran air yang terhubung ke seluruh rumah penduduk, air tetap menjadi barang yang berharga sekalipun desa mereka memiliki potensi sumber mata air yang baik.

foto  foto

Ket : - Penampilan barongsai yang diartikan sebagai kegembiraan dan keberuntungan ditujukan kepada               Desa Giriasih dengan harapan desa itu akan menjadi desa yang makmur di kemudian hari. (kiri).
         - Lebih dari 300 peserta hadir dalam acara penyerahan bibit sengon dan pipa untuk Desa Giriasih.             Penduduk Desa Giriasih yang tertinggal merasa sangat gembira menerima bibit sengon dari Tzu Chi             yang mereka nilai sebagai bantuan ekonomi. (kanan)

Menuju Desa Sejahtera
Dengan adanya pemasangan pipa jaringan air bersih oleh Tzu Chi untuk 228 kepala keluarga (KK) di kedua dusun maka itu menjadi sebuah pelengkap terealisasinya program desa dalam menyejahterakan masyarakat akan kebutuhan air bersih. Karena dengan adanya program itu, secara otomatis warga dusun tak perlu lagi bersusah payah mengambil air dari gua dan memikulnya ke rumah. Pemasangan pipa dan pemberian 25 bibit sengon kepada setiap KK dinilai sebagai berkah bagi Mulyadi, seorang warga Dusun Ngororo. "Senang rasanya bisa ada bantuan pohon dan pipa," katanya.

Pemberian bibit sengon kepada warga, selain sebagai penghijauan, pohon itu juga diharapkan dapat memiliki nilai ekonomis bagi mereka yang menanamnya. Jika ditanam dengan baik, pohon sengon ini, dalam jangka waktu 5 tahun mendatang mampu tumbuh dan mencapai diameter lebar 20-30 cm. Dengan diameter itu, pohon sengon dapat dijual seharga kurang lebih Rp 900.000,-. Jelas lebih menguntungkan daripada menanam pohon mahoni yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk dapat mencapai diameter 20-30 cm. Sehingga jelas, jika program ini dinilai sebagai berkah bagi warga desa Giriasih.      

foto  foto

Ket : - Dalam acara itu, turut hadir para pejabat daerah di antaranya Camat Purwosari, Bupati Gunung Kidul,              dan calon Bupati Gunung Kidul. (kiri).
         - Di setiap kegiatannya, Tzu Chi tidak lepas dari pelayanan. Pelayanan merupakan budaya humanis             Tzu Chi yang terus dikembangkan dan disebarkan ke masyarakat umum. (kanan)

Desa Tertinggal
Dari sisi geografis, Desa Giriasih terletak di kecamatan Purwosari, Kab Gunung Kidul, Yogyakarta. Desa ini menjadi salah satu dari sepuluh desa tertinggal di Kabupaten Gunung Kidul. Sebagian warga di desa ini bermata pencaharian sebagai petani di mana 75 persennya masuk dalam kategori warga miskin. Yang lebih disayangkan lagi adalah para petani di desa ini mayoritas sudah berusia lanjut. Hal ini karena para pemudanya lebih suka bekerja di kota sebagai buruh, pekerja bangunan, ataupun pegawai pabrik. Kurangnya tenaga muda di desa menjadi salah satu dari sekian banyak faktor mengapa Desa Giriasih menjadi desa yang tertinggal dan tidak makmur.

Sebagaimana umumnya wilayah Gunung Kidul, Desa Giriasih merupakan daerah yang kering dan sulit air. Struktur tanahnya berbatu-batu sehingga sulit bagi masyarakat di desa untuk membuat sumur bor. Untuk kebutuhan air sehari-hari, warga desa mengandalkan air tadah hujan selain air di Gua Pegoh tentunya. Dengan terpasangnya pipa air bersih, Tzu Chi berharap air dari sumber mata air Pegoh dapat langsung disalurkan ke rumah-rumah penduduk. "Harapannya semoga warga akan lebih sejahtera sehingga tujuan Tzu Chi mensejahterahkan masyarakat bisa tercapai," harap Frananto Hidayat, relawan Tzu Chi Yogyakarta.

  
 
 

Artikel Terkait

Setiap Orang Adalah Benih Cinta Kasih

Setiap Orang Adalah Benih Cinta Kasih

21 Februari 2014 Dengan ada Celengan bambu membuat kita lebih memahami apa itu cinta kasih universal dan berbagi antar sesama dengan sebuah hati tulus penuh cinta kasih dan saling peduli satu sama lain tanpa membeda-bedakan golongan.
Dana Kecil Amal Besar dari Kalimantan Timur

Dana Kecil Amal Besar dari Kalimantan Timur

05 Oktober 2016

Relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 1 mengadakan penuangan celengan yang bekerjsama dengan para Dharmawanita. Kegiatan penuangan celengan yang ke-5 ini diadakan pada tanggal 19 September 2016 di kebun Pantunmas, Kalimantan Timur.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -