Satu Hari Tanpa Gadget

Jurnalis : Monica (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Prawira, Susanto, Wiyzhien Lim (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Kelas Tzu Shao kali ini diadakan di outdoor tepatnya di Pantai Pongkar yang bertepatan dengan hari libur sekolah pada tanggal 19 Juni 2016. Anak-anak diajak bermain membuat pagar dari tangan.

Minggu, 19 Juni 2016 Tzu Chi kantor penghubung Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas budi pekerti Tzu Shao yang sangat menyenangkan. Berbeda dari yang sebelumnya, kelas Tzu Shao kali ini diadakan di outdoor tepatnya di Pantai Pongkar yang bertepatan dengan hari libur sekolah. Dalam kegiatan ini, anak-anak diajak untuk mengikuti beberapa permainan. Melalui permainan ini, anak-anak diajak kembali mengingat masa lalu tentang  permainan masa kecil sebelum mengenal gadget dan bertujuan agar Tzu Shao bisa lebih akrab dan lebih displin lagi.

Kegiatan ini diawali dengan senam bersama, kemudian dilanjutkan dengan permainan yang dibawakan oleh Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, Sukmawati. Salah satu permainan unik menguji kepercayaan antar Tzu Shao adalah membuat “pagar.” Dalam permainan ini, bagi Tzu Shao yang tidak membuat pagar harus berlari menuju teman-temannya yang membentuk pagar dengan tangan. Sementara itu ketika ada Tzu Shao yang berlari hampir menabrak pagar, maka tangan2 yang membentuk pagar agar membuka jalan agar sang pelari tidak terjatuh. Permainan unik lainnya berupa membaca cepat yang diselingi dengan berbagai perlombaan lainnya.

Berbagai permainan dilakukan untuk menambah keakraban antar peserta didik. Selain itu juga ada perlombaan baca cepat antar Tzu Shao.

Akhir dari kegiatan ini pun ditutup dengan berdoa dan foto bersama.

Salah satu relawan Tzu Chi, Wiyzhien mengatakan bahwa permainan ini untuk menguji kepercayaan antar Tzu Shao, kerjasama, dan kedisplinan mereka. “Dari permainan ini dapat melatih diri mereka tentang kesabaran, kujujuran, dan keakraban. Anak-anak kami kadang suka memilih dalam berteman, kalau lagi akrab maunya bareng terus, tapi kalau berantem, kadang pusing juga dalam mengatur mereka yang kurang sportif,” tuturnya.

Pannavara yang merupakan Tzu Shao pada kelas budi pekerti menganggap permainan seru ini bisa membuatnya kembali mengenang masa kecilnya. “Dari permainan ini saya mendapatkan manfaat bagi saya sendiri, bisa belajar saling kompak dan saling mendukung walaupun tidak satu grup, saya juga berpikir terkadang terus memegang gadget juga bisa membuat saya bosan, akan lebih baik lagi jika hidup kita tidak terus bergantung terhadap gadget,” ungkapnya.

Meskipun banyak yang sudah berlibur dan hanya dihadiri 15 anak, tetapi kegiatan berlangsung dengan penuh canda dan tawa. Seperti yang dikatakan oleh Sukmawati, “Permainan ini untuk mengenang kembali waktu bermain dimasa kecil, di jaman Shigu dulu tanpa gadget tidaklah masalah bagi kami. Permainan kejar lari, lompat tali, petak umpet, pondok-pondokan itu sudah cukup bagi kami dalam mengisi masa kecil. Berbeda dengan sekarang, anak muda jaman sekarang lebih banyak bermain bersama gadget, semua bergantung pada gadget bangun pagi pun yang dicari hanya gadget,” ujarnya tersenyum lebar.

Hidup tanpa gadget juga menyenangkan, mulailah hidup tanpa harus bergantung terhadap gadget yang bisa membuat kita lupa akan tugas kita. Akhir dari kegiatan ini pun ditutup dengan berdoa dan foto bersama.


Artikel Terkait

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

Kesan Tak Terlupakan di Kamp Kelas Budi Pekerti Tzu Shao

17 April 2017

Kedatangan insan Tzu Chi dari tujuh kota membuat para relawan bekerja lebih keras mempersiapkan kamp ini. Ini agar para peserta kamp dapat merasa nyaman dan gembira seperti berada di rumah sendiri. Salah satu relawan yang  berusaha keras  menyelenggarakan kamp ini adalah Yenny Loa.

Penutupan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan

Penutupan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan

24 November 2017
Saat anak-anak Tzu Shao di Tzu Chi Medan menyuapi orang tua mereka, air mata pun mulai menetes baik orang tua maupun anak. Sang MC pun mengarahkan anak-anak untuk memeluk orang tua mereka dan mengatakan “Saya sayang mama papa, maafkan kesalahan yang saya perbuat selama ini”.
Diet Kantong Plastik

Diet Kantong Plastik

21 Februari 2017
Melihat orang Indonesia yang masih bergantung pada kantong plastik di kehidupan sehari-hari maka dari itu, pada Minggu, 19 Februari 2017 Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan yang bertema “Menggurangi Penggunaan Kantong Plastik yang Bisa Berdampak Buruk Bagi Bumi Kita” di kelas Tzu Shao.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -