Satu Keluarga

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoAnggota Tzu Ching (muda-mudi) Tzu Chi juga aktif membantu pelaksanaan pembagian beras Tzu Chi di Pejagalan, Jakarta Utara pada hari Sabtu, 6 Agustus 2011.

“Pepatah mengatakan bahwa dimanapun kita dilahirkan, kita semua adalah saudara tanpa harus ada hubungan darah,” demikianlah kutipan pesan Master Cheng Yen kepada masyarakat yang mendapatkan bantuan beras pada hari Sabtu tanggal 6 Agustus 2011, jam 8 pagi yang di bacakan oleh Jodie Lienardi Shixiong dengan penuh khikmat sehingga para hadirin yang terdiri dari Lurah, Kepolisian, TNI serta pemuka agama dan kepemudaan di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara beserta warga yang mengantri menerima bantuan merasa terharu sekaligus berbahagia.

Lalu Lurah Penjaringan Joni Sap memberikan sepatah dua patah kata dengan mengajak seluruh warga yang menerima bantuan berupa beras dan minyak hari ini untuk bersyukur atas kegiatan yang dilaksanakan hari itu. Ia juga memuji kinerja relawan Tzu Chi yang membagikan kupon-kupon beras langsung kepada warga yang pantas mendapatkan kupon tersebut. Ia juga mengatakan bahwa apa yang dikatakan Master Cheng Yen tentang pentingnya mengembangkan cinta kasih dari dalam diri memang sangat diperlukan apalagi saat ini adalah bulan puasa sehingga lurah mengimbau kepada warganya untuk belajar menumbuhkan cinta kasih serta saling memerhatikan dan saling berbagi layaknya Yayasan Buddha Tzu Chi memberikan bantuan pada hari ini dengan tulus tanpa membedakan suku, ras, agama, maupun golongan.

Setelah itu semua berdoa bersama yang dipimpin oleh pemuka agama Ustaz Mursali. Semua mendoakan semoga berkah yang didapat hari ini akan meringankan beban yang ada serta berdoa semoga semua rencana pembagian beras hari ini akan berjalan dengan lancar dan tertib. Penyerahan kepada 7 penerima bantuan diserahkan secara simbolik penuh rasa haru dan bahagia. Setelah itu satu per satu mendapat giliran mengambil satu karung beras cinta kasih serta satu bungkus minyak goreng. Semua berjalan dengan cepat dan tertib. Terlihat Relawan Tzu Chi bahu-membahu mengangkat beras, memberikan kepada penerima bantuan serta membawakan untuk orang-orang tua atau ibu-ibu yang tidak kuat memangul beras seberat 20 kg itu.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum pembagian beras dilakukan relawan menjelaskan tentang Tzu Chi dan prosedur pembagian beras ini kepada warga dan tamu undangan. (kiri)
  • Dengan tertib dan teratur para penerima bantuan berbaris dengan rapi dan teratur. Sebanyak 7.000 karung beras dibagikan kepada warga di Pejagalan ini. (kanan)

Ibu Sari 70 tahun salah satu penerima bantuan beras hari itu menuturkan, “Saya sangat senang dan berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi, di bulan Ramadan seperti ini kami mendapat berkah sungguh bahagia. Saya doakan semoga semua relawan Tzu Chi Sehat dan akan mendapat berkah yang berlipat ganda.” Demikian doa dan puji syukur dari Ibu Sari yang bermukim di  RT 010 RW 06 Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara ini.

Hal serupa juga diutarakan oleh sekelompok ibu-ibu yang sedang mengantri. Mereka berkata sangat gembira mendapat bantuan berupa beras dan minyak goreng. Pagi itu antrian mencapai puncaknya hampir sejauh 1 km. Ada sebagian relawan seperti Sun Ai Li Shijie dan Johar Shixiong  mondar-mandir bercakap-cakap dengan mereka sehingga mereka menjadi lupa akan jauhnya antrian mereka malah terlihat wajah senyum penuh keceriaan. Ternyata keceriaan serupa juga dirasakan oleh relawan-relawan Tzu Chi. Walau wajah dan pakaian bersimbah keringat,  senyum tulus tetap terpancar dari wajah-wajah Bodhisatwa penuh cinta dan kasihnya. Hari itu tidak hanya Shixiong saja yang mengangkat beras untuk penerima bantuan, para Shijie (relawan wanita) juga tidak mau ketinggalan. Walau tenaga mereka kalah kuat dibanding Shixiong (relawan pria),  mereka bekerja sama— dua orang Shijie mengangkat satu karung beras.  Sunguh pemandangan yang sangat luar biasa dan mengharukan. Hari ini mereka berhasil membagikan sekitar hampir 7000 karung beras.

Sambil diiringi lagu “Satu Keluarga” dan lagu-lagu Tzu Chi lainnya para penerima bantuan mengantri dengan sabar dan tertib. Sekitar jam 09.30 Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo datang meninjau bersama Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Sugianto Kusuma. Mereka terlihat beramah tamah dengan warga penerima bantuan.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi Djodi berjabat tangan dengan Lurah Penjaringan sebagai bentuk kerja sama di antara kedua pihak. (kiri)
  • Jusladi dengan wajah penuh sukacita memanggul beras sambil menggandeng tangan Ibu Sari (70 tahun).(kanan)

Waktu berjalan dengan cepat begitu juga dengan kinerja relawan yang penuh semangat sehingga saat pukul 11.30 WIB sudah tidak lagi terlihat antrian yang memanjang. Yang datang hanya satu per satu, dua atau tiga orang saja. Wajah relawan terlihat penuh semangat, seakan tidak merasa lelah padahal sebagian relawan seperti: Usman Shixiong, Jan Sen Shixiong, Hendry Shixiong dan beberapa relawan lainnya telah bekerja semenjak hari Jumat malam. Mereka menunggu datangnya truk kontainer yang mengangkut beras di kelurahan, lalu menghitung jumlah beras yang turun dari truk. Hari itu mereka baru selesai pukul 2 pagi dini hari, tetapi wajah mereka tampak berseri dan cerah tanpa ada rasa lelah sedikit pun.

Teringat pada pesan-pesan Master Cheng Yen tadi di awal kegiatan: “Sumbangan beras ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Dari lubuk hati kami yang terdalam, kami berharap berkah dan cinta kasih tanpa pamrih ini dapat mendampingi saudara-saudara melalui detik demi detik dalam kehidupan ini. Kami juga berharap agar cinta kasih yang saling memberi perhatian dapat terus berlanjut selama-lamanya dan terus menyebar didunia ini untuk menolong orang dari segala penderitaan dan menciptakan dunia yang aman dan tenteram dengan saling berbagi rasa di dunia ini yang dipenuhi oleh cinta kasih dan penuh harapan.” Mengingat pesan Master Cheng Yen yang begitu mengharukan sekaligus penuh cinta kasih pasti akan membangkitkan semangat relawan untuk lebih bersemangat dalam langkah berikutnya. Jam menunjukan pukul 13.45 WIB dan kegiatan hari ini berakhir dengan lancar dan tertib. Di Akhir pekan ini para penerima bantuan dan sekitar 80-an relawan pulang dengan satu kisah yang bahagia dan indah.   

  
 

Artikel Terkait

Kesehatan Bagi Opa dan Oma

Kesehatan Bagi Opa dan Oma

27 Desember 2011 Tanggal 11 Desember 2011, relawan Tzu Chi kembali melakukan Bakti Sosial Kesehatan bagi warga Lansia (Lanjut Usia) yang tinggal RW 11 di SMAN 40 Pademangan, Jakarta Utara. Sekitar pukul 06.15 pagi, kami sudah sampai di lokasi kegiatan.
Tulus Berbuat Kebaikan Selagi Mampu

Tulus Berbuat Kebaikan Selagi Mampu

25 Juni 2015 “Berawal dari anak saya yang menjalani operasi hernia tahun 2004 dan butuh darah. Saat itu sulit sekali mencari pasokan darah yang tersedia. Saya benar-benar sangat khawatir tapi bersyukur akhirnya anak saya mendapatkan darah yang dibutuhkan," ujar Emma, salah satu pendonor.
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -