Satu Langkah Untukmu, Bumi

Jurnalis : Melia Yansil (He Qi Barat), Fotografer : Riadi Pracipta (He Qi Barat)
 
 

fotoMemilah sampah daur ulang secara bersama-sama dapat membangkitkan semangat dan membuat tugas yang berat pun terasa ringan.

“Perbuatan baik harus diwujudkan dalam tindakan nyata, kebijaksanaan yang tumbuh dari perbuatan baik ini baru benar-benar bermanfaat dalam kehidupan.”
(Master Cheng Yen)

“Aduh, akhir-akhir ini panas ya.” Inilah keluhan yang sering saya dengar seiring maraknya isu pemanasan global. Selain panas, polusi udara yang makin parah juga membuat semakin banyak orang, temasuk saya, menggunakan masker ketika bepergian menggunakan kendaraan umum.

Fenomena tersebut sangatlah mungkin diabaikan oleh sebagian besar orang. Ada yang bilang, “Kan ada AC, nggak panas lagi kok,” atau, “Saya bepergian naik mobil, nggak masalah dengan polusi,” juga “Untuk apa menghemat kertas atau listrik? Kalau saya sendiri yang berhemat sedangkan orang lain boros, percuma saja!” dan yang lain lagi, “Untuk apa bawa kantong belanjaan sendiri? Pakai plastik aja biar gak repot”. Inilah suara-suara yang mengalahkan lantangnya seruan untuk merawat lingkungan. Namun, bila semua orang berpikir sama, lambat laun kita akan menjadikan dunia kita sebagai tempat yang tidak layak huni bagi anak cucu kita.

foto  foto

Ket : - Cukup banyak relawan yang mengikuti kegiatan daur ulang pada hari Minggu itu. Keteguhan para                 relawan Tzu Chi mulai menggugah kesadaran orang-orang lainnya.(kiri)
         - Seusai melakukan pemilahan sampah bersama-sama, para relawan mengisi waktu dengan sharing            pengalaman dan kesan mereka terhadap daur ulang. (kanan)

Syukur, sebagian orang meyakini bahwa “Tetesan air dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butir beras bisa memenuhi lumbung. jangan meremehkan hati nurani sendiri, lakukan perbuatan baik meskipun kecil". Mereka adalah para relawan Tzu Chi yang aktif menjalankan Misi Pelestarian Lingkungan, selain misi-misi yang lain.
Pada hari Minggu, 11 Juli 2010 pukul 07.30 WIB, saya bersama kurang lebih 80 relawan, berkumpul untuk melakukan pemilahan sampah. Setelah sarapan dan olah raga, kami berjalan bersama menuju tempat pemilahan sampah. Di sana sudah ada sampah-sampah yang siap dipilah. Sampah-sampah ini di antaranya berasal dari relawan dan warga sekitar. Ada satu hal yang menarik diperhatikan yaitu sebelum memilah sampah, masker dan sarung tangan diberikan kepada kami. Dan kami juga diingatkan untuk berhati-hati dengan benda-benda tajam.

Setelah memakai masker dan sarung tangan, kami duduk rapi di atas papan, karton, atau kaleng. Pemilahan sampah  dilakukan menjadi beberapa kelompok yaitu: kertas, gelas plastik, aluminium, kaleng, kaca, dan plastik yang lebih keras. Kami  sangat menikmati kegiatan ini. Ada yang bekerja sambil bercanda, ada yang sambil berbincang-bincang, dan ada pula yang berkenalan dengan relawan baru di sebelahnya.

foto  foto

Ket : - Lanny Shijie memberikan tips tentang cara mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan. Hal ini dapat             membantu menyelamatkan hutan kita. (kiri)
         - Air merupakan salah satu sumber daya yang sangat berharga. Karenanya juga harus dimanfaatkan             dengan sebaik-baiknya. (kanan)

Dalam kesederhanaan ini, tidak ada yang mengeluh dan tidak ada rasa jijik akan sampah yang kotor. Bahkan meski terdengar pemberitahuan bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, yang artinya waktu kegiatan telah usai, sebagian relawan masih terus memilah dan sambil bercanda. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin kerja lembur. Panitia pun tersenyum dan berkata, “Gan en.

Akhirnya kegiatan hari ini diakhiri dengan tips dari Lanny Juniarti Shijie tentang menghemat tisu. Tisuterbuat dari kayu dan kayu berasal dari pohon. Pohon membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk tumbuh (50 kg kertas sama dengan sebatang pohon) namun kita hanya menggunakan tisuatau kertas dalam beberapa detik saja. Lanny Shijie memberi tips meminimalkan penggunaan tisudengan cara menggunakan sapu tangan. Kita bisa membersihkan mulut setelah makan dengan menggunakan sapu tangan. Demikian pula bila ingin menyeka keringat.

Setelah tips tersebut, kami makan siang bersama. Benar-benar pengalaman yang menyenangkan karena bisa melakukan kebajikan bersama-sama dan menjalin jodoh yang baik.

  
 
 

Artikel Terkait

Ungkapan Syukur Warga Biak Numfor Terima Sembako Tzu Chi

Ungkapan Syukur Warga Biak Numfor Terima Sembako Tzu Chi

26 Mei 2020

Ibu Rahmataeng seorang janda yang membesarkan empat anaknya mengalami penurunan penghasilan akibat wabah Covid-19. Selama ini ia membantu di sebuah toko di Pasar Darfuar. Oleh sebab itu ia dengan senang hati dan bersyukur dengan pembagian paket sembako oleh Tzu Chi Biak pada 20 Mei 2020.

Mendampingi dan Menjaga Kesehatan Warga Jamika

Mendampingi dan Menjaga Kesehatan Warga Jamika

27 Februari 2019 Minggu, 24 Februari 2019 Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Bandung mengadakan baksos degeneratif lanjutan ke dua yang berlangsung di SD Swadaya, Kelurahan Jamika, Bandung.
Doa Jutaan Insan dalam Suasana yang Berbeda

Doa Jutaan Insan dalam Suasana yang Berbeda

12 Mei 2020

Peringatan tiga hari besar; Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu 10 Mei 2020 berlangsung dalam suasana yang berbeda dari biasanya. Karena wabah virus corona, peringatan tiga hari besar ini pun dilakukan secara Live Streaming di media sosial (YouTube, Facebook, dan Instagram Tzu Chi Indonesia).

Orang yang selalu bersumbangsih akan senantiasa diliputi sukacita. Orang yang selalu bersyukur akan senantiasa dilimpahi berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -