Sebuah Kesempatan Kedua

Jurnalis : Cin Cin (Tzu Chi Medan) , Fotografer : Amir Tan (Tzu Chi Medan)

fotoPerhatian dan ketulusan relawan dalam mendampingi para pasien baksos menjadi sebuah "kekuatan" bagi setiap pasien yang menjalani pengobatan.

 

Mata merupakan salah satu organ paling penting bagi kita. Tanpa kemampuan penglihatan yang baik, kualitas kehidupan manusia akan berkurang.  Dan, tidak semua akses kesehatan dapat dijangkau oleh masyarakat dengan mudah, terutama bagi kaum marjinal. Menyadari hal tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan bekerjasama dengan Balai Kesehatan Indra Masyarakat (BKIM) berbagi cinta kasih kepada para warga kurang mampu melalui kegiatan bakti sosial operasi katarak pada tanggal 22 Oktober 2011.

 

Dari sekitar 48 pasien yang datang, hanya 32 pasien yang dinyatakan layak untuk dioperasi. Sebelum memasuki ruangan operasi, pasien terlebih dahulu harus membersihkan kaki dan wajah mereka guna menjaga sterilisasi sebelum  memakai topi dan baju operasi.

Ada sebuah jalinan kasih sayang yang hangat dan bakti yang mendalam terjadi antara Ibu Ingan Malem Br Ginting (80) dan anak perempuannya, Emas. Ibu Ingan sangat senang sekali ketika kakinya dicuci oleh anaknya untuk pertama kali dalam hidupnya. Rasa bakti berbaur bahagia juga dirasakan oleh Emas karena baru pertama kali ia mendapat kesempatan mencuci kaki sang bunda.

foto  foto

Keterangan :

  • Tanpa sungkan relawan membersihkan kaki setiap pasien baksos kesehatan mata. (kiri)
  • Kesembuhan, ketenangan, dan kebahagiaan akan selalu terkenang dalam batin setiap pasien dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi. (kanan)

Salah seorang pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan lainnya adalah Abdul Muluk Lubis. Pria berumur 73 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak ini telah menderita katarak di kedua matanya sejak 3 tahun lalu. Usai dioperasi oleh Tim Medis Tzu Chi, Abdul Muluk Lubis pun merasa senang karena matanya kini sudah dapat melihat kembali.  Beliau sangat  berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah menyelenggarakan Baksos Kesehatan Mata (katarak) ini. “Saya berdoa semoga Yayasan Buddha Tzu Chi makin berkembang dalam menjalankan misi amalnya untuk membantu orang yang kurang mampu seperti saya ini,” ungkapnya.

Dengan adanya bantuan dari para tim medis dan relawan Tzu Chi, para warga kurang mampu di Medan maupun dari luar kota Medan, kini dapat memperoleh kesempatan kedua untuk melihat keindahan dunia. Mereka tidak hanya diberikan pengobatan secara fisik (bisa melihat kembali -red), tetapi juga ketenangan dan kebahagiaan di dalam hati mereka. Hal ini terpancar dari senyuman bahagia para pasien yang mendapatkan kembali penglihatannya. Senyum dan kebahagian pasien inilah yang menjadi obat penawar rasa lelah para dokter dan relawan yang terlibat dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ini. Gan en.

 

  
 

Artikel Terkait

Memperkuat Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi

Memperkuat Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi

21 Mei 2010
“Komitmen, Dedikasi, dan Harapan”, tiga hal itulah yang melatarbelakangi realisasi training relawan dokumentasi atau sering disebut 3 in 1 (video, foto, dan tulisan) Tzu Chi kerjasama antara He Qi Utara dan Barat yang berlangsung sejak 8 Januari 2010 hingga 9 April 2010 lalu.
Banjir Jakarta: Kecemasan di Tengah Banjir

Banjir Jakarta: Kecemasan di Tengah Banjir

19 Januari 2013
Guratan kecemasan tampak terlihat di wajah Sopiah, meski ia tetap berusaha tenang saat mengantri di barisan depan bersama korban banjir lainnya di lokasi pengungsian Pantai Indah Kapuk (Gokart), Jakarta Utara.
Banjir Jakarta:  Filosofi Sang Juru Masak

Banjir Jakarta: Filosofi Sang Juru Masak

20 Januari 2014

Suwantoni yang kerap dipanggil Ahok Shixiong adalah salah satu juru masak utama hari itu. “Saya tidak akan melepaskan kesempatan untuk berbuat baik demi menjalin jodoh baik dengan banyak orang” tuturnya. 

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -