Sebuah Kisah Hidup

Jurnalis : Sufenny (He Qi Utara), Fotografer : Slamet Mulyono
 
 

foto
Ivana Shijie dalam kesempatan ini memberikan penjelasan mengenai tata krama yang harus diperhatikan ketika menjadi relawan 3 in 1.

Pelatihan dan Gathering ke-2 RelawanZhen Shan Mei (3 in 1) Se-Indonesia dilaksanakan pada tanggal 14-15 Juli 2012 di Gedung Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara. Saya baru mengetahui bahwa menjadi relawan 3 in 1 itu tidaklah mudah. Kita harus turut merasakan makna yang terkandung dalam kegiatan tersebut barulah kita bisa menuangkannya dalam artikel sehingga bisa menyampaikan kepada masyarakat luas, dengan harapan agar mereka tergugah hatinya dan mau turut serta melakukan kebajikan secara bersama-sama terutama bergabung dalam 3 in 1 untuk mencatat dan menyebarluaskan kegiatan tersebut yang pada akhirnya nanti akan menjadi sejarah pada masa depan.

Relawan 3 in 1 disebut-sebut sebagai “batu karang pelindung jiwa kebijaksanaan” oleh Master Cheng Yen dengan tujuan orang-orang yang melihat akan terinspirasi (seperti yang diinginkan Master Cheng Yen–Dharma yang tak bersuara). “Setiap saat, dunia mengajarkan Dharma kepada kita. Dharma semacam ini, tanpa suara. Kadang, bahkan lebih mendalam daripada suara”(Dharma Master Cheng Yen – Sanubari Teduh I).

Setiap kisah patut diabadikan karena setiap momen tidak datang dua kali dan 3 in 1 menjadi saksi dari cinta kasih. Dengan mengikuti setiap kegiatan yang ada, maka kita bisa merasakan sendiri apa makna dari semuanya itu. Sulit untuk mengutarakannya. Sebenarnya yang lebih penting adalah ketika kita merasakan sesuatu atas kegiatan yang kita lakukan itu sehingga bisa kita jadikan sebagai pedoman bagi hidup kita daripada hanya sekedar mengetahui Dharma tanpa memahaminya.

foto  foto

Keterangan :

  • Pelatihan dan Gathering ini diikuti lebih dari 70 relawan 3 in 1 di Indonesia (kiri).
  • Relawan 3 in 1 disebut-sebut sebagai batu karang pelindung jiwa kebijaksanaan oleh Master Cheng Yen dengan tujuan orang-orang yang melihat akan terinspirasi (kanan).

Dharma yang indah, sejati, mengalir dari kebijaksanaan. Welas asih sejati didorong oleh kekuatan kebijaksanaan” (Dharma Master Cheng Yen – Sanubari Teduh I). Beberapa kalimat yang diutarakan oleh Tim Pelatihan menambah semangat dalam diri saya. Seperti yang dikatakan Hendry Zhou Shixiong, Master Cheng Yen berpesan: “Dengan pena menggarap ladang berkah Tzu Chi, dengan semangat dan kegigihan seorang pelopor, menulis kisah Tzu Chi”.  Juliana Santy Shijie mengatakan Jangan menunda, mulailah sekarang, yang diperlukan hanyalah telinga, mata, hati dan alat tulis.

Menurut Ivana Shijie, ada tata krama yang harus diperhatikan ketika menjadi relawan 3 in 1 meliputi, Menjaga diri (hati) agar tetap merasa Gan EnZun ZhongAi (bersyukur, menghargai, mencintai); Kemudian berpenampilan sopan serta memahami tempat, suasana dan budaya; Memiliki empati; Dalam mengejar gambar atau cerita yang baik jangan sampai mengganggu kegiatan orang lain, serta menghormati narasumber dan menghargai pembaca.

foto  foto

Keterangan :

  • Juliana Santy Shijie mengatakan bahwa jangan menunda, mulailah sekarang karena yang diperlukan hanyalah telinga, mata, hati dan alat tulis yang nantinya akan mampu menginspirasi orang lain (kiri).
  • Menjadi 3 in 1 yang baik adalah dengan hati merekamnya (Yong Xin), mendalami Dharma, menjalankan Sila Tzu Chi karena kita bukan hanya berbuat sosial saja tetapi juga berbuat apa yang Master Cheng Yen inginkan (kanan).

Menurut Stephen Ang Shixiong, ada 8 M (4 kelompok) yang diterapkan dalam dirinya sebagai relawan 3 in 1, yaitu, “Mendengar dan Menerima”, yang berarti yakin dan percaya terhadap Ajaran Master Cheng Yen. Dengan menonton Lentera Kehidupan dan Sanubari Teduh di DAAI TV serta mengikuti Bedah Buku dan belajar dari pengalaman/ kisah inspiratif. Kemudian dengan “Melihat dan Merasakan”, dengan mengikuti kegiatan, mempraktikkan secara nyata, turun ke lapangan, merasakan sepenuh hati, dan membangkitkan cinta kasih kemudian timbul rasa bersyukur. Setelah itu kita seharusnya “Menjalankan dan Mewariskan”, berani bertanggung-jawab, bersumbangsih tanpa pamrih karena ajaran Tzu Chi adalah warisan mulia yang berguna bagi semua manusia sehingga harus diwariskan kepada generasi penerus. Yang terakhir adalah “Menyadari dan Menyucikan”, setelah mengetahui dan menyadari kelemahan (kekurangan) dan kesalahan dalam diri kita, lalu mau melatih diri menjadi lebih baik lagi. Menempatkan diri sebagai teladan, mewujudkan Visi Tzu Chi.

Lalu bagaimana menjadi 3 in 1 yang baik? tanya Wen Yu Shijie. Jawabannya adalah dengan hati merekamnya (Yong Xin), mendalami Dharma, dan menjalankan Sila Tzu Chi. Kita bukan hanya berbuat sosial saja tetapi juga berbuat apa yang Master Cheng Yen inginkan. “Setiap hari adalah awal baru untuk menjadi suatu pribadi dan setiap momen adalah saat untuk penyadaran diri” (Dharma Master Cheng Yen- Sanubari Teduh I).

 

 
 

Artikel Terkait

Merajut Tali Silaturrahim Di Bulan Suci Ramadhan

Merajut Tali Silaturrahim Di Bulan Suci Ramadhan

29 Mei 2019

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak para penerima bantuan Tzu Chi berbuka puasa bersama, Sabtu, 25 Mei 2019. Buka puasa ini rutin diadakan oleh Tzu Chi Tanjung Balai Karimun setiap tahunnya untuk mempererat tali silaturahmi antar relawan dan penerima bantuan.

Kasih Sayang Orang Tua Tak Tergantikan

Kasih Sayang Orang Tua Tak Tergantikan

02 Juni 2016
Tzu Chi Bandung mengadakan Pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan dengan tema,  “Kasih Ayah Bagaikan Mentari Pagi Kasih Ibu Setinggi Langit” pada 29 Mei 2016. Drama yang diadaptasi dari buku Sutra Bakti Seorang Anak ini berlangsung pada tanggal 29 Mei 2016 di Gedung Paguyuban Marga Lie, Jl. Mekar Cemerlang no 1, Bandung.
Peduli Pandemi, 300 Paket Beras disalurkan di Pademangan Timur

Peduli Pandemi, 300 Paket Beras disalurkan di Pademangan Timur

18 Maret 2021

Wilayah Kelurahan Pademangan Timur khususnya di Rw. 12 termasuk wilayah padat penduduk dan 70 persen masyarakatnya bekerja sebagai buruh lepas. Dan perekonomiannya sangat memprihatinkan di masa pandemi Covid-19 ini.

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -