Sebuah Pondok Baru dengan Sejuta Asa

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Hendrik (He Qi Barat)
 
 

foto
Para relawan datang mengunjungi anak-anak yang tingal di Panti Anak Asuhan Putra Utama 6 Cengkareng, Jakarta Barat pada tanggal 10 Maret 2013

Tanggal 10 Maret 2013 pukul 8 pagi, kami (relawan Tzu Chi) telah berkumpul di lobi Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Sambil menunggu kedatangan relawan yang lain, senyuman kerap menghiasi wajah para relawan. Senang rasanya kami akan segera bertemu kembali dengan para anak-anak penghuni Panti  Anak Asuhan Putra Utama 6 Cengkareng, Jakarta Barat. Panti ini dihuni oleh 65 anak laki-laki usia 5-18 tahun.  Anak-anak tersebut ditampung dari program razia jalanan. Sebagian dari mereka ada yang memiliki keluarga ada pula yang tidak, ada yang bersekolah dan belum bersekolah.

Sebelum berangkat kami memberikan pengarahan kepada seluruh peserta kunjungan yang baru pertama kali mengikuti acara ini. Kami pun tiba dilokasi pada pukul 8.50. Tidak seperti biasanya, kali ini pemandangan di depan kami terlihat lebih rapi, tenang dan bersih.  Beberapa petugas sedang menyapu daun-daun yang bertebaran di jalan. Sebanyak 30 orang relawan hadir di acara ini dan kami pun membagi rombongan menjadi 6 tim. Dengan diantar oleh seorang petugas, kami mendatangi satu persatu pondok yang baru 6 bulan ini selesai dibangun.   

Panti Putra Utama saat ini telah mengalami perubahan setelah rampung dibangun sebanyak 6 pondok dari rencana  8 pondok yang ada. Masing-masing pondok dihuni oleh seorang pengurus dengan 8 anak asuh, sebelumnya anak-anak ditampung berupa kamar-kamar tersendiri. Masing-masing pondok terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur dan ruang serbaguna .

Sesampainya di pondok, kami melihat ada beberapa anak yang sedang membereskan tempat tidurnya dan menyapu teras. Untuk menjaga kebersihan dilakukan piket dari pagi, siang dan sore hari sehingga semua penghuni pondok dapat bergiliran melakukan tugasnya. Baik pengurus maupun anak-anak terlihat lebih senang dan ceria dengan kondisi seperti sekarang ini. Hidup lebih bersih, tenang dan rapi dengan sebuah pondok barunya.

foto  foto

Keterangan :

  • Kedatangan relawan untuk menyemangati anak-anak agar bersemangat untuk belajar di Sekolah dan menghibur anak-anak (kiri).
  • Bangunan pondok baru untk para anak yang tinggal di Panti Anak Asuhan Putra Utama 6 Cengkareng ini dihuni oleh 6- 8 orang anak. Adapun juga pengawas yang bertugas untk membimbing dan merawat anak supaya sehat dan pintar (kanan) .

Saya pun berjumpa dengan pengurus pondok Dahlia (salah satu pondok di Panti Putra Utama). Ia adalah  Diah (28). Disini ia memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan mengawasi sebanyak  8 anak usia 8-11 tahun. Diah mengatakan bahwa mereka menempati pondok Dahlia sejak bulan Januari 2013. Sebelumnya dia menempati rumah bersama dengan para pengurus lainnya, sementara anak-anak tinggal dilokasi penampungan bersama.  Diah mengungkapkan perasaannya bahwa kondisi sekarang jauh  lebih enak, lebih nyaman dan untuk mengawasi anaknya lebih gampang dan teratur.  Anak-anak juga mau diajak kerjasama dan peduli  dari mencuci pakaian sendiri dan mandi. Pengaturan setiap hari senin-minggu juga ada jadwal piket tersendiri . Diah mengatakan bahwa  anak-anak tetap harus didampingi. Ada perubahan yang terjadi pada anak-anak, mereka menjadi   lebih mandiri, seperti menyimpan sepatu di rak lebih tertata rapi.  Anak yang tinggal pondok ini  adalah anak-anak yang sudah lama tinggal di penampungan kemudian di relokasi ke pondok.

Untuk menjaga keamanan panti asuhan juga bekerjasama dengan bagian keamanan, yang bertugas untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak-anak. Ada 15 anak yang diisolasi pada saat kami melakukan kunjungan. Mereka adalah anak-anak yang baru masuk ke panti, tujuan isolasi ini agar anak tidak melarikan diri dan mendapat pengawasan lebih ketat dari para pengurus.  Apabila anak-anak ini  ada perubahan perilaku maka mereka akan dipindah ke pondok untuk disekolahkan. Demikian seperti yang dituturkan oleh Bapak Andi Wijoyo (28) petugas keamanan.

Anak-anak dipanti ini  juga menerima pembinaan dari seorang  pembimbing seperti ketrampilan, kejar paket, pembinaan kesenian alat musik dan bimbingan agama. Bimbingan kerohanian didapat sebanyak 2 kali dalam seminggu tiap hari selasa dan kamis.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain mengunjungi anak-anak panti anak jalanan, relawan Tzu Chi juga mengajak mereka bermain dan mendengarkan keluh kesah mereka (kiri) .
  • Para anak-anak pun merasa gembira dan tidak sabar menunggu kedatangan relawan kembali di bulan yang akan datang (kanan) .

Setelah selang 30 menit kemudian, kami mengumpulkan anak-anak di aula untuk memulai aktivitas bersama dengan para relawan.  Sebanyak 60 anak  berkumpul bersama. Acara kami mulai dengan menyanyikan lagu “Satu Keluarga”, disini para relawan beserta anak-anak ikut serta menyanyikan dan membawakan isyarat tangan bersama. Acara dilanjutkan dengan mendengarkan cerita yang dibawakan oleh Suparman Shixiong, sementara beberapa relawan terlihat sedang merapikan bingkisan yang akan diberikan ke anak-anak.

Akhirnya kami  pun sampai dipenghujung acara, anak-anak diminta untuk berbaris rapi sesuai dengan kelompok pendidikannya, belum sekolah, SD, SMP dan SMK. Sementara para relawan sudah siap di depan pintu untuk memberikan bingkisan dan makan siang untuk mereka.

Setelah acara selesai saya menyempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan salah satu anak asuh. Alan (6) kelas 1 SD tinggal bersama Ibu Lili sebagai pengurus bersama dengan 6 anak yang lainnya. Alan mengatakan, “Alan  betah tinggal disini dan janji ga akan kabur lagi”. Alan juga senang karena dikunjungi oleh para relawan, acara nya enak dan diajak bermain, ibu bapak pengasuh baik. Ga mau kabur lagi”. Alan tinggal dipanti ini sudah  8 bulan. Dia masih memiliki orang tua yang tinggal di Bogor. Alan adalah anak kedua dari tiga bersaudara.   Orang tuanya sendiri sudah mengetahui keberadaan Alan di panti ini tapi entah mengapa belum juga dibawa pulang, ibu Alan pernah mengunjunginya dan membawa makanan kecil buat Alan dan teman-temannya.

Ketika para relawan akan pamit, beberapa anak mengatakan, “Ibu datang lagi yah ke sini”. Saya pun menjawab,“Ya, ibu janji, ibu akan datang lagi kesini untuk mengunjungi kalian, asal kalian juga janji sama ibu tidak boleh kabur lagi, rajin sekolah, turuti kata-kata ibu bapak pengurus, bila ibu datang, ibu mau lihat kalian semua”.

 

 
 

Artikel Terkait

Menjadi Guru Humanis

Menjadi Guru Humanis

06 Juli 2015

Selama dua hari, yaitu 4 – 5 Juli 2015 mereka berkumpul untuk mengikuti “Pelatihan Pendidikan Guru Humanis” bersama enam guru dari Taiwan mengenai bagaimana mendidik murid dengan cinta kasih. Sebanyak 118 peserta dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dan sekolah-sekolah yang tergabung dalam BKPBI (Badan Koordinasi Pendidikan Buddhis Indonesia), seperti Sekolah Triratna, Ehipassiko School, Sekolah Buddhis Silaparamita, dan Sekolah Maha Bodhi Vidya hadir dalam pelatihan ini.

Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

Bantuan Biaya Pendidikan Bikin Adik-Kakak Ini Makin Semangat Belajar

07 Juni 2023

Kondisi ekonomi keluarga sepeninggal suami membuat Aprina ketar-ketir, terutama agar kedua putrinya tak sampai putus sekolah. Aprina bersyukur karena Tzu Chi membantu biaya pendidikan kedua putrinya.

 Benih-benih Cinta Kasih di Lomba Budaya Humanis

Benih-benih Cinta Kasih di Lomba Budaya Humanis

09 Mei 2019

Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Ketapang 1 dan 2 mengadakan Lomba Budaya Humanis pada Sabtu, 4 Mei 2019. Kegiatan ini diikuti oleh 4 sekolah sekitar wilayah Perkebunan Sinar Mas wilayah Ketapang: Sekolah Eka Tjipta Kayung, Sekolah Eka Tjipta Yaharu, Sekolah Eka Tjipta Kenanga, dan Sekolah Eka Tjipta Kencana.

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -