Sekantung Kurma untuk Berbuka

Jurnalis : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Hendra Gusnadhy (Tzu Chi Bandung)
 

fotoRelawan Tzu Chi memberikan kurma dengan penuh rasa hormat kepada penerima bantuan. Buah kurma ini bisa mengobati sedikit kerinduan warga korban gempa saat akan berbuka puasa.

 

 

 

Dampak dari bencana gempa berkekuatan 7,3 skala Richter pada tanggal 2 September 2009 lalu masih dirasakan oleh warga Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Bandung. Selain kerugian materil, kondisi kejiwaan mereka yang terguncang akibat bencana gempa ini juga masih belum dapat pulih seperti semula. Terlebih bagi warga yang rumahnya hancur ataupun rusak berat sehingga mereka harus tinggal di tenda pengungsian.

 

 

 

 

Meringankan Beban Warga
Untuk meringankan penderitaan warga korban bencana gempa, pada tanggal 16 September 2009, Tzu Chi Bandung mengunjungi Desa Sukamanah di kawasan Pangalengan untuk memberikan bantuan berupa 900 butir telur, 98 dus mi instan, dan 1.120 bungkus kurma. Dalam pendistribusian bantuan ini, Tzu Chi dibantu oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Barat yang membuka posko dapur umum bagi warga yang mengungsi di Desa Sukamanah, Pangalengan, Bandung.

Dinginnya udara Pangalengan di malam hari, dan panasnya terik matahari di siang hari selalu menemani para pengungsi di tendanya masing-masing. Acara berbuka puasa bagi mayoritas warga yang menjalankannya pun dilakukan dengan makanan seadanya.  Kedatangan Tzu Chi dengan membawa bantuan yang salah-satunya adalah buah kurma, sangat disambut baik oleh para pengungsi. Setidaknya mereka dapat berbuka puasa dengan menikmati kurma di tengah kesulitan yang sedang mereka hadapi ini.

foto  foto

Ket :- Teti (kanan) pengungsi dari Desa Sukamanah, Pangalengan, Bandung dengan gembira menerima kurma             dari relawan Tzu Chi. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi berkoordinasi dengan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Barat di posko dapur            umum PMI di Desa Sukamanah, Pangalengan. (kanan)

Enam relawan Tzu Chi Bandung yang mengirimkan bantuan bagi Desa Sukamanah, Pangalengan ini, setelah berkoordinasi dengan PMI langsung menurunkan bantuan secara estafet dari mobil ke dapur umum dengan sukacita. Setelah semua bantuan diturunkan, dengan penuh rasa hormat relawan Tzu Chi pun memberikan masing-masing sekantung kurma kepada pengungsi yang pada saat itu berada di dekat dapur umum.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi dibantu anggota PMI menurunkan bantuan di posko dapur umum PMI, Pangalengan,              Bandung. (kiri)
         -Ribuan pengungsi di Desa Sukamanah, Pangalengan mencoba bertahan hidup di tenda-tenda             pengungsian setelah bencana gempa menghancurkan tempat tinggalnya. (kanan)

Para pengungsi yang mendapatkan kurma itu pun sangat berterima kasih dengan perhatian yang diberikan Tzu Chi. ”Terima kasih ya, Pak, Bu, baru kali ini ada yang memberi kurma. Biasanya buka puasa cuma sama minum air putih aja, terus makan nasi bungkus dari dapur umum. Nanti saya coba kurmanya pas buka puasa,” ujar Teti pengungsi dari Desa Sukamanah dengan gembira.

 

 

 
 

Artikel Terkait

Saling Memberi Kebahagiaan di Panti Jompo Khusnul Khotimah

Saling Memberi Kebahagiaan di Panti Jompo Khusnul Khotimah

20 Oktober 2023

Relawan Tzu Chi Pekanbaru beserta Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) yang berjumlah 49 orang mengadakan kunjungan kasih ke Panti Jompo Khusnul Khotimah pada Minggu, 15 Oktober 2023.

Seribu Paket Lebaran untuk Warga Krukut

Seribu Paket Lebaran untuk Warga Krukut

26 April 2022

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan pihak Kelurahan Krukut, TNI, Polri, Pemda, dan tenaga kesehatan lainnya membagikan paket beras untuk meringankan beban warga kurang mampu, sekaligus melakukan penyuluhan dan vaksinasi (booster) untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Gempa Palu: Aliran Cinta Kasih Terus Mengalir untuk Palu

Gempa Palu: Aliran Cinta Kasih Terus Mengalir untuk Palu

04 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Makassar memberikan uang pemerhati (dukacita) kepada 37 pasien luka berat korban gempa dan tsunami yang dirujuk dari Palu ke Makassar di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo. 
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -