Semangat dan Kebahagiaan Satu Keluarga

Jurnalis : Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Hari Tedjo, Eka Suci R (Tzu Chi Surabaya)


Sharing inspiratif yang disampaikan oleh keluarga Rizal, Gan En Hu yang dibantu Implan Koklea. Dalam kegiatan buka puasa bersama ini, Ketu Tzu Chi Surabaya, Vivian juga  memberikan mainan untuk Rizal.

Dalam berbagi kebahagiaan di bulan Ramadan, Tzu Chi Surabaya mengadakan acara buka puasa bersama dengan seluruh penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu). Dalam kegiatan ini, Tzu Chi Surabaya  juga ikut mengundang jajaran staff, petugas kebersihan, dan petugas keamanan Duta Pertiwi untuk memeriahkan acara tersebut. Kegiatan buka puasa bersama ini diadakan di depan kantor pemasaran properti milik Sinarmas yang berada di sekitar kantor Perwakilan Tzu Chi di Mangga Dua, Surabaya pada Sabtu, 2 Juni 2018.

Acara yang dibuka MC pukul 16.00 WIB ini berjalan lancar meskipun dengan persiapan di bawah teriknya matahari siang. Sejak pagi, para relawan Tzu Chi Surabaya sudah mempersiapkan kegiatan ini, mulai dari tata lapangan, mengangkut parsel Lebaran, dan paket sembako Lebaran. Walaupun banyak persiapan yang harus dilakukan, namun relawan masih tetap semangat hingga acara selesai. Dalam kegiatan ini, sebanyak 45 relawan bergotong-royong membantu berjalannya acara.


Acara buka puasa bersama diawali dengan games celengan bambu. Seluruh peserta bersemangat dan saling berlomba-lomba untuk menjadi juara.

Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan games celengan bambu. Para peserta games dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok tersebut berjumlah 4 orang. Kemudian setiap kelompok mengambil celengan bambu dengan tidak menggunakan tangan melainkan menggunakan tali rafia yang sudah disediakan panitia. Kemudian peserta games menyusun celengan setinggi mungkin. Bagi peserta yang berhasil menyusun celengan bambu hingga paling tinggi akan mendapatkan hadiah dari panitia, dan untuk yang kalah panitia memberi sanksi dengan ikut memperagakan isyarat tangan yang dipimpin oleh relawan Tzu Chi.

Kemudian isyarat tangan yang berjudul “Satu Keluarga” diikuti oleh seluruh relawan dan tamu yang datang di acara tersebut. Lantunan nyanyian isyarat tangan seolah memecah sore kala itu, beberapa Gan En Hu terlihat sangat menghayati dan dengan semangatnya menirukan mengikuti irama lagu.

Berkah yang Diperoleh dari Tekad yang Kokoh


Relawan dan peserta yang kalah dalam games memperagakan isyarat tangan “Satu Keluarga” yang diikuti oleh seluruh peserta lainnya.

Acara selanjutnya adalah kisah inspiratif Gan En Hu, sesungguhnya pada acara kali ini semua penerima bantuan Tzu Chi memiliki kisah inspiratif masing-masing. Mulai dari Gan En Hu yang dibantu puluhan tahun, ataupun kisah anak yang memiliki prestasi ditengah keterbatasan ekonomi keluarga. Namun karena keterbatasan waktu, hanya dua kisah inspiratif yang dapat Tzu Chi hadirkan di acara tersebut. Diantaranya adalah semangat Nur Qomariyah yaitu ibunda dari Nurul Azhari dan Nur Sabilil. Kedua anak Nur Qomariyah tersebut mengidap Thalassemia. Penyakit Thalassemia merupakan penyakit di mana sel-sel darah merah memiliki umur yang pendek dan ini adalah penyakit turunan dari orang tua. Thalassemia sendiri juga akan diderita seumur hidup, sehingga pengobatannya dengan melakukan transfusi darah seumur hidup.

Nur Qomariyah menceritakan jodoh awalnya dengan Tzu Chi yang sudah terjalin lebih dari 15 tahun. Dirinya pun tercatat dalam riwayat bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi Surabaya. “Saya sudah lupa pertama kali dibantu tahun berapa, sudah lama sejak anak-anak masih kecil. Sekarang sudah umur 19 tahun dan masih dibantu oleh Tzu Chi,” ujar wanita asal Jombang ini. Nur Qomariyah setiap seminggu dua kali menempuh jarak dari Jombang ke Surabaya hanya untuk mengantarkan kedua anaknya untuk transfuse darah di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya. Jarak umur Nurul Azhari dan Nur sabilil yang membuat jadwal transfuse darah berbeda, sehingga setiap seminggu Nur Qomariyah harus bolak-balik.


Sharing yang disampaikan oleh Nur Qomariyah, Gan En Hu asal Jombang yang datang bersama anaknya.

Ia adalah seorang single parents yang tidak pernah lelah memperjuangkan kesehatan anak-anaknya, padahal ibu dua orang anak ini juga memiliki penyakit yang sama, Thalassemia. Sudah lebih dari 19 tahun ia sendirian harus mengantarkan kedua anaknya berobat, seolah tak punya rasa lelah. Setiap kali kelelahan, Nur Qomariyah mengeluh kakinya sakit, namun setiap kali teringat kedua anaknya untuk tetap sehat, seketika sakitnya pun hilang.

Kisah inspiratif kedua datang dari kota Mojokerto adalah Si Ceria Abdul Rizal. Ia seorang Gan En Hu yang pernah dibantu Implan Koklea oleh Tzu Chi Surabaya. Kini Rizal sudah bisa mendengar seperti orang kebanyakan, sudah pintar dan mengerti. Kegigihan orang tuanya lah yang membuat Rizal yang masih polos ini kelak bisa mewujudkan cita-citanya. Saat sharing, ibunda dari Rizal banyak mengucapkan rasa syukurnya karena telah dibantu banyak oleh relawan Tzu Chi. “Kami mengucapkan banyak terima kasih, relawan Tzu Chi sudah membantu banyak sekali. Ketika operasi dan Rizal terapi juga masih tetap didampingi,” ujarnya.

Bahagia yang Sederhana


Peserta buka puasa bersama menerima celengan bambu.

Setelah sesi sharing para Gan En Hu, Ketua Tzu Chi Surabaya, Vivian memberikan sharing dan sedikit cerita tentang sejarah celengan bambu. Ia mengajak semua peserta buka puasa bersama untuk membawa celengan bambu. Dengan senang hati seluruh peserta pun menerima celengan bambu untuk dibawa pulang dan diisi. Tiba saat berbuka puasa, seluruh relawan bergotong-royong untuk membagikan takjil dan hidangan berbuka. Sembari menikmati hidangan berbuka, relawan menemani setiap meja para penerima bantuan Tzu Chi untuk sekadar bersapa dan bercerita.

Diakhir acara, seluruh peserta diberikan paket Lebaran, bingkisan Lebaran, dan sembako bulanan untuk 96 orang Gan En Hu. Seluruh jajaran staff, petugas kebersihan, dan petugas keamanan Duta Pertiwi pun juga mendapatkan bingkisan Lebaran. Mereka semua menunggu giliran dan berbaris dengan rapi, relawan dengan rasa syukur memberikan satu per satu paket kepada peserta buka bersama.


Dengan hati yang penuh cinta kasih serta rasa syukur, relawan Tzu Chi Surabaya membagikan bingkisan lebaran kepada peserta.

Bertepatan dengan acara tersebut merupakan hari ulang tahun Ketua Tzu Chi Surabaya. Ditengah sharing-nya, Vivian mendapatkan kejutan dari relawan yang membawakan tumpeng. Ada beberapa harapan Vivian untuk Tzu Chi Surabaya yang ia sampaikan. “Kebetulan ini adalah hari ulang tahun saya, jadi sangat spesial. Harapan saya semoga rumah baru kita bisa cepat selesai, agar lebih hangat dan semakin kekeluargaan. Relawan kita lebih kompak dan lebih banyak lagi,” tuturnya.

Vivian juga memberikan kesannya pada Gan En Hu yang mau bercerita tentang Tzu Chi kepada peserta lainnya yang datang. “Saya sendiri senang karena mereka (Gan En Hu) mau sharing, lebih senang lagi ketika melihat Rizal yang dulu belum bisa mendengar, tapi kali ini dia sudah bisa mendengar dan mengerti. Bahagia ketika kita bisa membantu dan melihat perkembangannya,” pungkasnya.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Kunjungan Kasih Gan En Hu Tzu Chi Batam

Kunjungan Kasih Gan En Hu Tzu Chi Batam

18 Juli 2022

Relawan Tzu Chi Batam kembali mengadakan kegiatan kunjungan kasih Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Sebanyak 106 peserta dibagi menjadi beberapa grup untuk mengunjungi rumah para penerima bantuan Tzu Chi.

Gan En Hu yang Menginspirasi

Gan En Hu yang Menginspirasi

27 Agustus 2012 Tzu Chi Kantor Penghubung Tanjung Balai Karimun pada tanggal 5 Agustus 2012 mengadakan acara Gan En Hu Hui Niang Jia (penerima bantuan kembali ke rumah). Kali ini, relawan Tzu Chi bukan mengadakan kunjungan kasih, melainkan mengundang relawan dan penerima bantuan untuk kembali ke kantor yayasan. 
Gan En Hu Pulang ke Rumah

Gan En Hu Pulang ke Rumah

22 Juni 2012 Pada tanggal 10 Juni 2012, pukul 09.00 WIB tercatat 35 dari 47 Gan En Hu (penerima bantuan) yang pulang ke Kantor Penghubung Tzu Chi Singkawang. Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat jalinan kasih antara Tzu Chi dengan Gan En Hu, dan agar sesama Gan En Hu dapat berkumpul untuk saling bertukar pikiran dan intuisi hidup.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -