Semangat dan Keyakinan untuk Sembuh

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A.
Semangat dan Keyakinan untuk Sembuh
Relawan Tzu Chi mengunjungi dan memberikan semangat kepada Dipa, pascaoperasi tulang belakang yang ke-4 di RSCM, Jakarta Pusat.

Semangat yang luar biasa mengantarkan Dipa untuk hidup mandiri. Di tengah keterbatasan fisiknya, ia mencoba untuk tidak selalu bergantung kepada orang lain.

Kecelakaan motor saat berkunjung ke rumah temannya 6 tahun silam (5 Desember 2010) mengubah hidup Laurensius Dipa (34) berubah drastis. Pria kelahiran Medan, 4 Juli 1982 ini mengalami patah tulang dan lumpuh total. Namun, dengan segala keterbatasannya, Dipa tetap bisa menjalani kehidupannya walaupun tinggal sendirian di daerah Poris, Tangerang, Banten.

Kejadian bermula saat Dipa diajak mengunjungi rumah temannya yang sama-sama membawa motor dalam kondisi cuaca gerimis dari arah Tangerang. Sesampai di daerah Kampung Gusti, Jelambar, Jakarta Barat, sebuah motor yang keluar dari jembatan dan berpapasan dengan motor Dipa. Motor yang melesat kencang tersebut menabrak Dipa dari arah samping. Dipa kemudian terpental dan bagian punggungnya menghantam trotoar jalan. Pengemudi motor yang menabrak tersebut kemudian kabur. “Waktu itu posisinya saya yang ditabrak, yang parah saya, yang nabrak saya kabur. Tapi saya masih ingat wajahnya,” ungkap Dipa.

Pascakecelakaan, Dipa dibawa pulang ke rumah oleh salah satu saudaranya karena tidak ada biaya untuk ke rumah sakit. Besarnya biaya untuk melakukan operasi membuat pihak keluarga mencari bantuan untuk membiayai proses penyembuhannya. Dari pencarian bantuan yang dilakukan pihak keluarga tersebut menjadi awal pertemuan Dipa dengan relawan Tzu Chi Indonesia. Pihak keluarga mengajukan permohonan bantuan ke Kantor Perwakilan Tzu Chi Tangerang pada tahun 2011.

Saat itu Tzu Chi Tangerang memberikan bantuan untuk biaya operasi di salah satu rumah sakit di Tangerang. Pascaoperasi tulang punggung dan perawatan selama satu bulan setengah di rumah sakit, Dipa kemudian dibawa pulang oleh pihak keluarga ke Depok, Jawa Barat untuk dirawat di rumah ibunya. Sejak itu Dipa putus komunikasi dengan relawan Tzu Chi. Pada tahun 2015, jalinan jodoh Dipa kembali terjalin dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia melalui komunitas relawan He Qi Barat. “Dipa kembali mengajukan permohonan pengobatan ke Tzu Chi. Kemudian relawan melakukan kroscek kembali ke rumah sakit,” ungkap Suherman, relawan yang mendampingi Dipa.

Dipa kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan untuk penanganan yang lebih memadai dan dirawat selama lebih kurang lima bulan. Pada September 2016, Dipa kembali menjalani operasi yang ke-4 kalinya di bagian tulang punggung. Operasi tidak dilakukan di RS Fatmawati karena Dipa dirujuk ke RSCM Jakarta untuk operasi pemasangan pen (logam penyangga tulang) yang baru.

Semangat dan Keyakinan untuk Sembuh

Dippa menunjukkan hasil rontgen kondisi tulang belakangnya kepada relawan yang mengunjunginya di rumah sakit.

Hikmah dari Musibah

Saat mengalami kecelakaan, Dipa saat itu berusia 28 tahun. Ia bekerja sebagai kolektor (bagian penagihan) di toko besi di wilayah Pesing, Jakarta Barat akhirnya harus berhenti bekerja karena kecelakaan pada Desember 2010. Dipa sering meratapi nasibnya karena kehidupannya kini berubah drastis. “Saya sering menangis, tadinya kan saya sehat, bisa jalan, terus jadi nggak bisa jalan,” ungkap Dipa.

Jalinan jodoh yang kembali terjalin dengan Tzu Chi di tahun 2015 membuat Dipa tak lagi sendiri. Secara rutin relawan mendampingi, menghibur, dan memotivasinya untuk bersemangat menjalani hidup dan menerima kondisinya saat ini. “Saat itu memang Dipa divonis sudah tidak bisa berjalan lagi atau tidak bisa sembuh. Kita tetap mau memberikan semangat yang terbaik untuk Dipa,” ungkap Suherman.

Relawan Tzu Chi terus memotivasi dan membangkitkan semangatnya. Dan akhirnya semangat hidup itu pun muncul kembali. Dipa kini bisa hidup mandiri. Dan yang lebih penting, keyakinannya untuk bisa sembuh kembali tumbuh. Ia sangat yakin akan bisa sembuh walaupun melalui proses yang panjang. “Saya yakin bisa sembuh dan berjalan kembali. Semua mungkin terjadi jika Tuhan mengulurkan mukjizat-Nya,” ungkap Dipa, seusai menjalani operasi yang ke-4 di RSCM Jakarta pada tanggal 11 September 2016. Dalam doanya, Dipa juga berjanji akan terjun dalam dunia relawan untuk membantu sesama jika doa dan harapannya untuk sembuh terwujud.


Artikel Terkait

Almeera Anak yang Kuat

Almeera Anak yang Kuat

06 November 2020

Almeera Azzahra masih berusia dua tahun. Namun di usia tersebut, bahkan sejak usia lima hari, Almeera yang merupakan penerima bantuan Tzu Chi ini, sudah bergelut dengan tiga penyakit berat, dari gizi buruk, kelainan jantung, dan asam lambung. 

Kaki Prostetik Membuat Hari-Hari Siti Jadi Lebih Baik

Kaki Prostetik Membuat Hari-Hari Siti Jadi Lebih Baik

05 Oktober 2023

Siti Komariah tak menyerah karena amputasi kaki. Ia membuktikan bahwa dengan semangat, hidup tetap akan bisa dijalaninya dengan baik walau dengan satu kaki. Kini, semangatnya itu bertambah besar karena Tzu Chi memberikan bantuan kaki palsu untuknya.

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

Penghiburan untuk Pengungsi Gunung Sinabung

09 September 2016
Relawan Tzu Chi Medan mengunjungi para pengungsi letusan Gunung Sinabung di Posko Jambur Korpri Sadaarih. Dalam kunjungan pada 4 September 2016 tersebut, relawan menghibur para pengungsi yang telah lama merasakan kejenuhan.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -