Semangat Kebersamaan dan Pembinaan Diri

Jurnalis : Eddy Rizal (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)

 

fotoPara tim medis dan relawan Tzu Chi sibuk melakukan perawatan dan pengobatan gigi para peserta Baksos Kesehatan Tzu Chi di Kesusteran Putri Kasih Papanggo Tanjung Priok Jakarta Utara.

"Mampu menyumbangkan cinta kasih adalah suatu keberkahan. Mampu menghapus kerisauan adalah sifat yang bijaksana". (Master Cheng Yen)

Minggu tanggal 27 Maret 2011 merupakan tonggak sejarah baru bagi relawan Tzu Chi di He Qi Timur (Hu Ai Kelapa Gading) karena dapat menyelenggarakan Bakti Sosial kesehatan Gigi untuk yang pertama kalinya. Baksos kesehatan gigi ini dilaksanakan di Kesusteran Putri Kasih Papanggo, Tanjung Priuk Jakarta Utara. Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kesusteran ini mengasuh banyak anak-anak jalanan dan pemulung yang beroperasi di bawah Jalan Tol Tanjung Priuk.

Baksos kesehatan gigi ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi penyuluhan gigi yang dilaksanakan di tempat yang sama pada hari Minggu tanggal 19 Desember 2010 yang lalu. Pada saat itu sosialiasi dilakukan oleh Drg. Linda Verniati dan Drg. Wiwik dari Tzu Chi Medical Association Indonesia (TIMA).

Respon positif yang begitu besar pun terucap dari para tokoh masyarakat Papanggo. Mereka sangat berterima kasih atas perhatian dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, baik pada saat diadakannya penyuluhan gigi maupun saat baksos gigi berlangsung. Hal itu menjadikan relawan semakin bersemangat lagi menjalankan misi-misi kemanusiaan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum dilakukan penambalan gigi maka gigi perlu dibor terlebih dahulu agar bersih dari kotoran yang terdapat di dalamnya. (kiri)
  • Meski tidak berperan secara langsung relawan yang bertugas di bagian pembersihan peralatan juga berperan penting dalam pelaksanaan bakti sosial kesehatan. (kanan)

Persiapan baksos ini sudah dilakukan 1 hari sebelumnya oleh para relawan. Mereka menyusun peralatan perawatan gigi, kompresor, meja, dan kursi perawatan. Pada hari pelaksanaan baksos, relawan Tzu Chi yang berjumlah 46 orang sudah berkumpul di Sport Club Kelapa Gading sejak pukul 06.30 WIB. Setelah semua berkumpul, mereka segera berangkat ke lokasi baksos. Sesampainya di lokasi, persiapan dilanjutkan dengan menyusun meja pendaftaran dan kursi tunggu termasuk membersihkan lokasi gedung RW yang berada di seberang Kesusteran agar lebih nyaman ditempati.

Pukul 08.30 WIB tim medis yang terdiri dari dokter dan asisten medis berjumlah 27 orang mulai berdatangan. Baksos gigi yang dikhususkan untuk anak-anak dan warga di RT 011/RW 05 itu dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam baksos itu 178 pasien dari yang rencananya berjumlah 200 pasien berhasil ditangani dan acara pun berjalan dengan lancar dan tertib.

Di antara dokter-dokter yang mengikuti baksos hadir pula Drg. Sudianto. Beliau saat ini berkursi roda sejak 3 bulan yang lalu karena sedang mengidap penyakit. Sejak menderita sakit itu, baksos ini adalah yang pertama kali dihadirinya. Semangat pengabdian Drg. Sudianto dalam melayani orang lain dapat menjadi cermin dan panutan untuk kita dan relawan lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Drg. Sudianto dengan suara terbata-bata mengatakan, "Saya puas bisa membantu sesama kita." Meski sedang menderita sakit, ia tetap datang membantu pelaksanaan Baksos Kesehatan Tzu Chi. (kiri)
  • Relawan yang betugas di bagian farmasi memberikan obat kepada para peserta yang telah menjalani perawatan gigi. (kanan)

Drg. Sudianto yang berpraktik di Klinik Gigi DPR RI ini biasanya bertugas dalam pencabutan gigi di setiap pelaksanaan baksos, namun kali ini karena tangan kirinya belum berfungsi dengan baik maka beliau bertugas di bagian screening memeriksa kondisi awal gigi para peserta baksos. Drg. Sudianto sendiri sudah bergabung dengan TIMA Indonesia sejak sekitar tahun 1998. Dapat dikatakan, beliau adalah salah satu relawan senior di TIMA Indonesia. Beliau juga pernah bekerja di Puskesmas Tanjung Priuk, sehingga baksos di Papanggo ini seperti masa-masa nostalgia beliau sewaktu masih aktif di Puskemas tersebut. Beliau menyatakan merasa bersyukur masih bisa melayani sesama, dan bisa bertemu untuk bernostalgia dengan kolega-kolega sesama dokter gigi di sana.

Drg. Sudianto juga menceritakan suka duka mengikuti kegiatan baksos. Salah satu duka yang ia rasakan adalah masalah koordinasi antara relawan dengan para medis, namun seiring berjalannya waktu koordinasi itu kini semakin baik karena relawan mengerti apa yang mesti dikerjakan. Namun ketika bercerita mengenai sukanya, beliau tidak bisa melanjutkan cerita. Disertai dengan tangis haru, sampai di sini kami semua terdiam, hanyut mengikuti perasaan beliau dan tidak terasa bintik-bintik air mata juga membasahi kelopak mata kami, akhirnya keluar juga suara yang nyaris tak terdengar dengan disertai suara yang terbata-bata dari bibirnya, "Saya puas bisa membantu sesama kita". Rasanya bulu kuduk ikut merinding mendengar kata-kata yang sangat sederhana itu, namun penuh dengan arti dan dalam serta telah merasuki sanubari hati kita. Cerita itu kemudian dibenarkan oleh salah seorang relawan senior yang mengatakan bahwa sebelum sakit Drg. Sudianto sangat aktif dalam setiap kegiatan Tzu Chi.

Pelaksanaan baksos gigi kali ini meninggalkan kesan-kesan dan pelajaran yang sangat berharga untuk semua relawan Tzu Chi bahwa sesungguhnya membagi kasih pada sesama kita merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia di dalam membina diri untuk menjadi pribadi yang seutuhnya.

 
 

Artikel Terkait

Memompa Semangat Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Memompa Semangat Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

30 September 2014 Bedah buku yang rutin diadakan setiap bulan oleh para guru dan staf Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi  Tzu Chi Cengkareng pada kamis, 25 September 2014 di aula sekolah berbeda dari biasanya. Pasalnya pada acara yang dihadiri oleh 110 guru Sekolah Cinta Kasih itu dibawakan oleh Wen Yu Shijie, seorang relawan yang sudah lama berkecimpung di Tzu Chi.
Semua Orang Adalah Keluarga

Semua Orang Adalah Keluarga

21 April 2015

Pengetahuan sebagai bekal bagi relawan untuk mengembangkan misi Amal di Karimun. Yang terpenting dalam misi amal ini adalah kita harus bisa menganggap Gan En Hu seperti keluarga sendiri, sehingga kita bisa ikut merasakan masalah yang dialami dan membantu memecahkan masalah itu sama seperti keluarga kita sendiri. 

Melihat Keindahan Kehidupan

Melihat Keindahan Kehidupan

08 November 2012 Dengan hati merasakan keindahan hidup di manapun juga. Membaca adalah awal dari semua keindahan kehidupan. Bila membaca dilakukan satu orang, maka hanya satu orang yang mendapat kegembiraan.
Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -