Semangat Kerelawanan, Fondasi Berbuat Kebajikan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari
doc tzu chi
Tommy Pacatang, Resource Development Director Habitat for Humanity (kiri) memaparkan program bantuan yang diberikan oleh Habitat for Humanity kepada relawan Tzu Chi pada 16 Agustus 2017. Selain bertukar inspirasi, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk saling belajar tentang bagaimana membantu mewujudkan perumahan yang layak bagi warga kurang mampu.

“Masyarakat yang membutuhkan bantuan masih banyak, jadi kita harus saling merangkul dan bekerja sama,” ucap Hong Tjhin, relawan Tzu Chi. Ucapan tersebut ia tuturkan ketika berdiskusi dengan Habitat for Humanity, sebuah sebuah organisasi non-profit yang mendedikasikan diri untuk mengurangi perumahan yang tidak layak dari masyarakat Indonesia.

Keduanya bertemu pada 16 Agustus 2017 untuk bertukar inspirasi juga saling belajar tentang bagaimana membantu mewujudkan perumahan yang layak bagi warga kurang mampu.

“Saya sudah kenal Tzu Chi sejak tahun 2005 di Aceh, waktu itu kami sama-sama membantu membangun rumah warga di sana,” ujar Tommy Pacatang, Resource Development Director Habitat for Humanity.

Selama mengenal Tzu Chi, Tommy menilai bahwa yayasan ini mampu mencapai hal-hal yang mungkin dianggap susah oleh NGO lain, seperti perubahan sikap maupun kebiasaan warga. “Kalau ubah fisik kan gampang, kita bangun rumah yang reot lalu bikin yang baru, selesai. Tapi untuk mengubah sikap dan budaya masyarakat, itu yang susah,” tuturnya.

Dengan membawa visi: It’s more than just building houses, it’s about building hope, Habitat for Humanity ingin fokus pada hasil jangka panjang dari setiap keluarga yang rumahnya sudah dibangun kembali. “Karena sebuah rumah mempunyai ripple effect yang besar untuk mereka yang tinggal di sana. Ada anak yang belajar budaya dari rumah, ada keluarga yang bertumbuh dari sana, kesehatan, dan banyak lainnya,” jelas Herbet Barimbing, Senior Manager of Field Operation Habitat for Humanity

Andre Zulman, mewakili Tzu Chi memaparkan Program Bebenah Rumah yang telah dilakukan Tzu Chi.

Selain Hong Tjhin, pertemuan yang diadakan lebih dari dua jam tersebut juga mengundang relawan Tzu Chi yang aktif dalam Program Bebenah Rumah maupun Program Tanggap Bencana yang kerap bersentuhan langsung dengan urusan pembangunan rumah. “Di sini ada juga Hemming Shixiong, Like Shijie, Yopie Shixiong, dan relawan lainnya,” ucap Hong Tjhin memperkenalkan relawan.

Dalam sesi diskusi, baik Tzu Chi maupun Habitat for Humanity sama-sama memberikan pemaparan tentang program masing-masing, termasuk bagaimana mengatasi berbagai kendala dan SOP yang harus dilaksanakan di lapangan.

“Kalau di Pademangan, banyak dari warganya yang dulu rumahnya dibedah maupun yang tidak dibedah ikut menjadi relawan Tzu Chi,” jelas Yopie Budianto, PIC Bedah Kampung di Pademangan, Jakarta Utara. Yopie menambahkan bahwa hal itu karena relawan terus memberikan perhatian yang berkesinambungan.

“Jadi tidak habis ketika rumah selesai dibangun, selesai juga hubungan kami. Relawan masih sering mengajak mereka ikut kegiatan Tzu Chi,” tutur Yopie. Sehingga warga yang dulunya menerima bantuan Tzu Chi, mereka bisa memberikan bantuan juga untuk orang lain melalui kegiatan-kegiatan Tzu Chi. “Tangan yang dulunya di bawah (penerima), bisa menjadi di atas (pemberi),” imbuh Hong Tjhin.

Yopie Budianto (kiri) berbagi pengalaman tentang Program Bebenah Rumah Tzu Chi di Pademangan yang telah sukses dilakukan.

Mendengar pengalaman yang dibagikan Hong Tjhin dan Yopie, Tommy maupun Herbet Barimbing merasa terkesan. Ia mengaku bahwa Habitat for Humanity ke depannya memerlukan sesuatu yang sama. “Kami cukup surprise karena fondasi berbagai kegiatan Tzu Chi adalah kerelawanan,” ucap Herbet di akhir diskusi. “Apalagi ketika melihat hasilnya bahwa mereka yang dulunya penerima menjadi pemberi. Pasti sangat menggembirakan ketika mereka bisa berbagi dengan menjadi relawan, itu sebuah kebanggaan karena mereka juga berdaya dalam membantu sesama,” tambahnya.

Herbet pun berharap pertemuan singkat tersebut bisa memberikan masukan yang berharga untuk Habitat for Humanity sehingga nantinya bisa memperluas jangkauan bantuan ke Indonesia bagian Timur. “Sehingga bantuan yang diberikan dapat terbagi dengan rata,” tuturnya.

Di akhir pertemuan, Hong Tjhin kembali menuturkan bahwa, “Semua persoalan di Indonesia maupun di dunia membutuhkan kerja sama dan kepedulian dari banyak orang baik. Sehingga semua harus saling merangkul untuk kebaikan.” Harapan yang sama juga diungkapkan Tommy. “Semoga kita tidak hanya bisa membuat gelombang yang kecil tapi juga besar,” ucapnya.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Semangat Kerelawanan, Fondasi Berbuat Kebajikan

Semangat Kerelawanan, Fondasi Berbuat Kebajikan

24 Agustus 2017

Pada 16 Agustus 2017, Habitat for Humanity mengadakan kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain bertukar inspirasi, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk saling belajar tentang bagaimana membantu mewujudkan perumahan yang layak bagi warga kurang mampu.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -