Semangat Menggalang Hati Demi Menghimpun Kebajikan

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur)

Sosialisasi Calon Anggota TIMA Indonesia  dihadiri oleh 51 peserta yang hadir langsung, dan 36 peserta yang hadir secara daring melalui Zoom.

TIMA Indonesia kembali mengajak para tenaga medis, baik dokter, perawat, dan apoteker menjadi bagian dalam barisan TIMA (Tzu Chi International Medical Association) melalui Sosialisasi Calon Anggota TIMA Indonesia, 29 Juli 2023. Sosialisasi ini digelar di Galeri DAAI, Tzu Chi Center dan dihadiri oleh 51 peserta yang hadir langsung, serta 36 peserta lainnya mengikutinya secara daring melalui Zoom.

Sosialisasi ini selain menghimpun benih cinta kasih untuk meringankan penderitaan dan, menyelamatkan kehidupan, juga memperkenalkan serta membekali peserta pengetahuan tentang dunia Tzu Chi dan dunia TIMA bagi para medis berjubah putih yang mau bersumbangsih tanpa pamrih.

”Saya melihat apa yang telah dilakukan insan Tzu Chi sebagai panduan (pedoman), saya gabungkan untuk TIMA Indonesia, agar mereka memiliki panduan yang jelas. Saya memutuskan untuk menceritakan bagaimana berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi, bagaimana mulainya di Indonesia, dan terakhir ke arah TIMA Indonesia dan TIMA International.” jelas drg. Linda Verniati, Sp. Ort, koordinator kegiatan.

Dokter Linda Verniati bersyukur kepada DAAi TV yang telah menjadi suatu jembatan (media) dalam menggalang hati tenaga medis berjubah putih.

Setelah dr. Feirlita Kuswandi, MPH (paling kanan) mempelajari dan mengetahui bahwa TIMA menghimpun seluruh dokter (medis) dari berbagai belahan dunia, ia pun tidak ragu bergabung dalam barisan TIMA Indonesia.

Pada Februari 2023 silam, Metro Hospital M. Toha Tangerang bekerjasama dengan TIMA Indonesia menggelar bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-136. Dari bakti sosial ini, dr. Feirlita Kuswandi, MPH (54), Direktur Metro Hospital M. Toha, melihat TIMA Indonesia sangat luar biasa dalam mengemban tugas. Ia juga melihat kesungguhan para dokter dan tim medis bersumbangsih tanpa pamrih.  

“Kurang lebih 400 orang yang kami layani dalam bakti sosial pengobatan. Para tim medis bekerja melayani pasien dengan kesungguhan hati. Ini membuat saya tertarik untuk mengenal lebih dalam TIMA Indonesia di bawah Tzu Chi.” cerita dr. Feirlita.

Setelah mempelajari dan mengetahui bahwa TIMA menghimpun seluruh dokter dan tim  medis dari berbagai belahan dunia, dr. Feirlita  pun tidak ragu menerima ajakan dr Ruth, Ketua TIMA Indonesia.

“Ketika saya mendapat ajakan untuk bergabung di TIMA ini, saya excited sekali. Saya bersyukur Tzu Chi telah mewadahi para dokter dalam melayani masyarakat. Dengan harapan, saya dapat lebih aktif dan bekerja sama dengan banyak dokter dan perawat lain dalam bersumbangsih dan memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat Indonesia melalui Tzu Chi.” kata dokter yang mulai mengabdi sebagai dokter pada tahun 1996 di Papua.

Dengan TIMA ini, dr. Cornelius Christian Maranatha (dua dari kanan) berkomitmen untuk menyiapkan waktu dan tenaga agar dapat terus bersumbangsih tanpa pamrih dalam semua kegiatan TIMA Indonesia.

Sementara itu, walau jalinan jodoh sempat terputus akibat keterbatasan waktu, dr. Cornelius Christian Maranatha dari Rumah Sakit PGI Cikini akhirnya dapat bergabung menjadi anggota TIMA Indonesia.

“Sebagai dokter, kita harus bekerja secara profesional, baik di lapangan. Kita memperlakukan pasien sebagai manusia seutuhnya, tidak memandang suku, agama dan ras, serta profesi pasien. Semua pasien dilayani dengan sepenuh hati (dalam baksos). Inilah yang membuat saya tertarik mau bergabung di TIMA Indonesia.” kesan dr. Cornelius. Ia juga berkomitmen untuk menyiapkan waktu dan tenaga agar dapat terus bersumbangsih tanpa pamrih dalam semua kegiatan TIMA Indonesia.

Sejak dulu, Wilsen Lianto (dua dari kiri) telah melihat kiprah TIMA yang membuatnya tertarik untuk menjadi relawan TIMA terutama di profesi apoteker, bidang obat-obatan.

Tidak hanya dokter yang hadir di Sosialisasi Pengenalan TIMA Indonesia ini, ada juga apoteker. Seperti Apt. Wilsen Lianto, S. Farm (23) yang bekerja di salah satu farmasi di Jakarta. Ia mengenal TIMA dari Darwin, kakak kelasnya di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.  Sejak dulu, Wilsen telah melihat kiprah TIMA sangat mulia, karena itu ia tertarik untuk menjadi relawan TIMA.

“Materi hari ini sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi saya ke depannya. Sebagai tenaga kesehatan, tanpa pamrih bisa membantu banyak orang. Itu sangat mulia dan menyentuh hati,” katanya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bersedialah Menjadi Donor Sumsum Tulang

Bersedialah Menjadi Donor Sumsum Tulang

14 Agustus 2019

Pekan lalu Sabtu 10 Agustus 2019, TIMA Indonesia mengadakan dua seminar tentang layanan transplantasi sumsum tulang ini. Seminar bagi masyarakat umum menjelaskan apa sebetulnya transplantasi sumsum tulang ini. Melalui seminar ini, TIMA Indonesia ingin menggerakkan hati orang-orang untuk mulai berpikir menjadi donor sumsum tulang.

Sosialisasi Calon Relawan TIMA Medan

Sosialisasi Calon Relawan TIMA Medan

09 Oktober 2019

Sebelum menjadi anggota TIMA maka calon anggota wajib mengikuti sosialisasi Calon Relawan TIMA yang diadakan pada tanggal 29 September 2019 di Gedung Tzu Chi Komplek Grand Jati Junction, Medan. Kegiatan ini diikuti 34 orang calon relawan TIMA.

TIMA Indonesia: Menggenggam Setiap Detik untuk Berbuat Kebajikan

TIMA Indonesia: Menggenggam Setiap Detik untuk Berbuat Kebajikan

14 November 2022

Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia memperingati HUT ke-20. Acara ini juga diisi dengan pelantikan 113 anggota baru TIMA, mengenang dan memberian penghargaan kepada anggota TIMA yang sudah wafat, serta pemotongan kue dengan sangat sederhana.   

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -