Sembako untuk Ibu Cicih dan Lilik

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya


Cicih Sukarsih, salah satu warga Kapuk yang menerima bingkisan paket sembako dari Tzu Chi sedang membuka paket yang berisi beras 5 kg, minyak goreng 2 liter, gula 1 kg, dan Mi DAAI 6 bungkus.

Relawan Tzu Chi Indonesia, memberikan bantuan berupa 100 paket sembako kepada warga Kapuk (RT17/RW12), Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat yang terdampak virus Covid-19. Pemberian bantuan dilakukan pada Jumat, 8 Mei 2020.

Pemberian bantuan dilakukan secara langsung oleh Kapolsek Cengkareng, Kompol H Khoiri dan Danramil 04/Ckr Kapten Infantri Sudarsono bersama relawan Tzu Chi. Sebelum diberikan secara langsung ke rumah-rumah warga, dilakukan penyerahan bantuan secara simbolis dari TNI-Polri dan relawan Tzu Chi serta perwakilan dari GP Anshor dan Nahdatul Ulama Cabang Cengkareng.


Relawan Tzu Chi, Hok Cun memberikan paket sembako kepada Lo Lilik. Lo Lilik yang sebelum pandemik Covid-19 berjualan bakmi, nasi uduk, kini tidak berjualan lagi.

Danramil 04/Ckr Kapten Infantri Sudarsono mengatakan bantuan sembako ini dikhususkan bagi warga kurang mampu yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. “Saya berterima kasih, bantuan ini kerjasama antara TNI - Polri dan Yayasan Buddha Tzu Chi, karena sangat membantu warga kami, khususnya di Kelurahan Kapuk. Di Kelurahan Kapuk sendiri menurut data ada lebih kurang 6.767 keluarga miskin. Dari data ini kami TNI dan Polri berusaha memberikan bantuan ini. Mereka rata-rata pemulung dan pekerja harian,” kata Sudarsono.

Menurut Sudarsono mereka yang belum mendapatkan bantuan, baik dari Pemda DKI Jakarta maupun pemerintah pusat karena warga (Kapuk) ini tidak memiliki kartu identitas penduduk Jakarta. Mereka masih beridentitas warga di kampung halaman mereka (luar Jakarta).


Danramil 04/Ckr Kapten Infantri Sudarsono berkesempatan memberikan langsung paket sembako kepada warga RT.17/RW.12, Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. 

Dalam pembagian sembako ini, anggota TNI, Polri, dan relawan Tzu Chi selalu mengedukasi setiap warga yang menerima paket sembako untuk selalu mengikuti anjuran pemerintah untuk selalu mengenakan masker ketika beraktivitas, menghindari kerumunan, tidak kumpul-kumpul, rajin mencuci tangan, dan tidak mudik lebaran.

Menurut Edi Sheen, relawan yang menjadi koordinator kegiatan ini pemberian bantuan sembako di wilayah ini sangat tepat. “Penyaluran bantuan ini menurut saya sudah sangat tepat yaaa, kalau kita lihat sendiri warganya secara ekonomi memang sangat rendah. Kita bisa lihat dari pemukimannnya, mereka sangat kurang mampu. Koramil tunjuk lokasi ini sudah sangat tepat, memang mereka sangat terdampak Covid-19 ini,” kata Edi Sheen. 


Kapolsek Cengkareng, Kompol H Khoiri memberikan langsung paket sembako kepada warga di lingkungan RT17 / RW.12, Kapuk, Cengkareng. Kompol H. Khoiri berpesan kepada warga untuk tidak mudik sementara waktu ini, dan untuk selalu memakai masker dan menjaga kebersihan.

Seperti yang dialami Cicih Sukarsih (37), seorang ibu rumah tangga dengan 3 orang anak yang mengandalkan suami yang bekerja sebagai pengemudi ojek online. Cicih sangat bersyukur mendapatkan bantuan sembako ini. Menurut Cicih, saat ini usaha transpotasi online sangat susah. “Sekarang nge-grab susah, kadang satu hari nggak dapat orderan, saya jadi bingung, kemarin aja saya hanya dikasih 3o ribu rupiah, makanya alhamdulillah hari ini dapat bantuan sembako,” ucap Cicih lirih dengan suara bergetar.

Cicih berharap ada lebih banyak perhatian dari pemerintah terhadap warga seperti dirinya. “Seperti orang kecil seperti saya,” ujar Cicih sambil menggendong anak Balitanya yang berumur 7 bulan. Keluarga Cicih hanya mengandalkan penghasilan dari usaha suami sebagai Ojol, tidak ada penghasilan lainnya.

GP Anshor dari Nahdatul Ulama cabang Cengkareng berkesempatan memberikan paket sembako kepada Cicih Sukarsih, warga yang terdampak sosial dan ekonomi akibat wabah Covid-19.

Cicih masih harus terus memutar otak sejak dua bulan belakangan ini. “Sering bener, dua hari hanya bawa pulang uang lima puluh ribu, boro-boro buat bayar kontrakan,” tutur Cicih. Cicih harus membagi keuangannya antara membayar kontrakan rumah seharga 800 ribu rupiah, biaya sekolah swasta anaknya walaupun setengahnya sudah ditanggung Pemda DKI melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP), namun yang setengahnya tetap harus ditanggung orang tua siswa. Cicih berharap untuk tagihan kelulusan sekolah swasta anaknya di tangguhkan dulu sampai pandemik Covid-19 ini berakhir. “Saya berharap biaya untuk kelulusan itu di-pending dulu, jangan sekarang-sekarang,” harap Cicih.

Lain halnya dengan Lo Lilik (42) yang sudah 3 tahun ini berjualan nasi uduk dan mi pangsit di depan rumahnya bersama sang suami. Kini, di tengah wabah pandemik Covid-19 ini usaha dagangnya terhenti sejak dua bulan lalu. “Sejak ribut Corona jualan saya parah, hampir dua bulan ini nggak jelas, sehari cuma 3 mangkok mi aja, ini lumayan bulan puasa ini saya coba usaha jualan kolak untuk buka puasa,” aku Lilik.

 

Danramil 04/Ckr Kapten Infantri Sudarsono sangat berterimakasih kepada relawan Tzu Chi  yang sudah bekerja sama dalam membantu warga Kapuk. Total ada 100 paket sembako untuk warga di RT17 / RW.12, Kapuk.          

Lilik mengaku penghasilannya sebelum wabah Covid-19 melanda bisa mencapai 500 ribu ribu per hari, namun kini pengahasilannya menurun hingga 200 ribu rupiah per hari, hasil jualan panganan berbuka puasa seperti kolak, gorengan, dan lontong.

“Sekarang ini saya untuk makan sehari-hari seadanya ajah, kadang jadi satu sama jualan saya, makan pake lontong sama gorengan,” aku Lilik. Lilik merasa bersyukur mendapatkan sembako dari Tzu Chi. “Saya seneng banget, Pak, dapet bantuan ini, bersyukur banget. Sekarang beli beras berasa (mahal),” tegas Lilik. Di ujung perbincangan, baik Lilik maupun Cicih sama-sama berharap agar situasi cepat kembali normal dan masyarakat bisa hidup dengan tenang, aman, dan damai  

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Sembako untuk Ibu Cicih dan Lilik

Sembako untuk Ibu Cicih dan Lilik

11 Mei 2020

Keluarga Cicih hanya mengandalkan penghasilan dari usaha suami sebagai Ojol, tidak ada penghasilan lainnya. Di masa pandemi Covid-19 ini, penghasilan suami Cici merosot tajam. Paket sembako dari Tzu Chi sedikit meringankan bebannya.

Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -