Senasib Sepenanggungan
Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
|
| |
Andai Saja Mereka Punya Rumah Karena itu, Kwee pun lantas tinggal bersama Heni dan keluarganya—tinggal di sebuah kamar yang kira-kira berukuran 3x2 meter. Kamar ini sebenarnya adalah bekas gudang penyimpanan ikan asin di dekat pasar Bukit Duri. Aroma ikan yang menusuk hidung sudah terasa saat kita memasuki gang ke dalam kamar. Di ujung ruangan itulah, kamar mereka berada. Di dalam kamar berbagai perlengkapan tampak terlihat. Dari peralatan makan, pakaian, hingga peralatan untuk memasak, semua tumplek menjadi satu. Bahkan kasur tidur yang mereka pakai pun langsung diletakkan di atas lantai. Di kamar yang sangat kecil ini, Kwee, Chong, Heni, dan Christina tinggal dan tidur berhimpitan. Untuk menanak nasi dan membuat sayuran, Heni mengunakan rice cooker yang berada di dalam kamar.
Ket : -Di dalam kamar kecil inilah, keluarga yang terdiri dari empat anggota keluarga tinggal bersama. (kiri) Istri dan Ibu Sejati Pancaran kebahagiaan terpancar jelas saat relawan Tzu Chi berbagi kasih dengannya. Pagi itu relawan Tzu Chi memang datang khusus menemuinya. Mereka juga datang seraya membawa barang kebutuhan sehari-hari bagi keluarga ini. Suami yang tak lagi bisa bekerja, anak yang masih sekolah, dan ayah yang juga sakit membuat kehidupan menjadi semakin tidak mudah bagi Heni. Apalagi Heni hanya bisa bergantung pada pekerjaannya sebagai pembantu di rumah saudaranya. Itu pun hanya sesekali saja dan upah yang didapat pun tidaklah besar. Untuk satu kali datang, Heni diberi upah sebesar 20.000 rupiah.
Ket : -Fu Ce Shixiong sedang menjelaskan filosofi bantuan kemanusiaan (pengobatan) kepada para relawan Tzu Chi yang baru saja selesai melakukan kunjungan kasih. (kiri) Dulu Pasien Sekarang Relawan Setelah 2 kali operasi, Maryanah akhirnya sembuh. “Kalau enggak ada Tzu Chi enggak tau mungkin sampe sekarang masih sakit ya. Jadi dari situ bener-bener muncul rasa luar biasa. Bagus banget dibantu sampe sembuh, sampe kontrol ulang,” tandasnya. Apalagi Maryanah merasa ia memiliki banyak waktu, maka apa salahnya kesempatan itu ia gunakan untuk membantu orang lain. “Apalagi mereka juga sama seperti aku tadinya. Merasa senasib sepenanggungan,” pungkasnya. Satu yang ia rasakan saat menjadi pasien adalah begitu besarnya arti perhatian yang diberikan oleh relawan Tzu Chi kepadanya. “Senengnya karena ada perhatian juga ya, selain dapet bantuan, relawannya juga perhatian (sama kita). Kita lagi susah dibantu dan dikasih support juga. Seneng banget,” ujarnya mengenang masa-masa menjadi pasien penanganan khusus Tzu Chi. Banyak Pengalaman
| ||
Artikel Terkait

Toko Barang Daur Ulang Xi Fu Qi di Depo Pelestarian Lingkungan Titikuning Medan
04 Oktober 2022Toko Barang Daur Ulang Xi Fu Qi di Depo Pelestarian Lingkungan Titikuning Medan semakin ramai dikunjungi. Para pengunjung bisa mendapatkan barang-barang yang masih bagus dengan harga yang murah.

Mengenal Lebih Dekat Tzu Chi
21 Oktober 2013 Minggu pagi yang cerah tanggal 29 September 2013, sekitar 40 orang peserta relawan Abu Putih, Relawan Baru, dan Tzu Ching mengikuti training. Training ini untuk kali pertama dilakukan oleh relawan-relawan Tzu Chi Makassar karena biasanya trainer datang dari Jakarta. |

Lebih Peduli dengan Lingkungan
17 Maret 2017Pada Selasa, 14 Maret 2017 PT. Summarecon Agung Tbk menyerahkan barang yang dapat di daur ulang berupa koran dan botol kemasan plastik kepada Tzu Chi Bandung di kantor Summarecon Bandung, jl. Gedebage Selatan No. 98, Bandung.