Sepasang Tangan untuk Sesama

Jurnalis : Hendra Gunawan (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Pani dan Wibowo (Tzu Chi Palembang)
 

foto
Pada tanggal 15 hingga 17 November 2013, relawan Tzu Chi di Palembang melakukan penggalangan dana di Palembang Indah Mall.

“Masalah didunia tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, dibutuhkan uluran tangan dan kekuatan banyak orang untuk menyelesaikan”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

 

Topan Haiyan yang menerjang Filipina pada tanggal 8 November 2013 memberikan duka yang mendalam bagi masyarakat setempat, di mana mereka kehillangan keluarga, tempat tinggal, bahkan harta benda. Berdasarkan data yang didapat hingga 16 November 2013 (malam) oleh Eduardor Del Rosario selaku Direktur Pelaksana Dewan Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana Nasional (NDRRMC) mengatakan sebanyak 3.637 orang meninggal, korban cedera sebanyak 12.501 orang sedangkan 1.186 orang belum ditemukan. Sebanyak 9,8 juta orang menjadi korban Topan Haiyan dan 3 juta orang kehilangan tempat tinggal.

Kejadian ini membuat seluruh insan Tzu Chi di seluruh dunia tersentuh sehingga bersama-sama melakukan penggalangan dana. Pada tanggal 15–17 November 2013 Tzu Chi Kantor Penghubung Palembang mendapatkan kesempatan baik untuk melakukan penggalangan dana. Subianto Shixiong sebagai koordinator kegiatan ini langsung menghubungi salah satu pengelola mall yang ada di Palembang. Dari hasil pertemuan dengan pengelolah mall tersebut relawan mendapatkan respon positif untuk melakukan kegiatan tersebut.

foto   foto

Keterangan :

  • Penggalangan dana ini dilakukan untuk menghimpun cinta kasih bagi masyarakat Filipina yang terkena bencana Topan Haiyan (kiri).
  • Relawan Tzu Chi berada di setiap sudut mall untuk mengajak para pengunjung membantu korban bencana (kanan).

Di hari pertama penggalangan dana, para ShixiongShijie masih agak canggung karena untuk pertama kalinya melakukan penggalangan dana di tempat umum. Berbagai cara pun dilakukan, seperti Chirst Sutrisno Shixiong menggalang dana dengan cara memasuki toko-toko. Fandi Shixiong menggalang dana dengan cara berdiri dan tersenyum kepada pengunjung mall. Rasa malu dan gengsi perlahan-lahan dikikis dan berubah menjadi cinta kasih untuk membantu korban di Filipina.

Di hari kedua dan ketiga para relawan mendapatkan pembelajaran dari penggalangan dana di hari sebelumnya, ini terlihat dari semakin tingginya semangat dan percaya diri dari relawan untuk berinteraksi dengan para pengunjung mall. Sebuah pengalaman yang berarti bagi insan Tzu Chi, walaupun letak Indonesia dan Filipina berjauhan, namun kepedulian yang tinggi untuk membantu sesama tidak menjadi halangan, semua menjadi satu keluarga. Rasa lelah dan letih pun tak terasa karena semangat yang tinggi dan para relawan merasa semua yang dilakukan tak sebanding dengan duka yang dirasakan korban di Filipina.

Heri Shixiong mengungkapkan “Saya merasa senang, penggalangan dana ini pertama kali saya ikuti. Semua ini tidak semudah apa yang dipikirkan, dan saya mendapatkan pembelajaran untuk membuang rasa ego dan gengsi saya.” Begitu pula dengan Qing–Qing, seorang bodhisatwa cilik yang ikut berpartisipasi selama tiga hari merasa senang karena dapat membantu korban di Filipina dan dengan senyuman yang hangat bersama-sama relawan lainnya mengucapkan “Gan En“ kepada pengunjung yang berdana.

  
 

Artikel Terkait

Baksos Papua: Bahagia Melayani

Baksos Papua: Bahagia Melayani

11 Juni 2012 Bakti sosial kesehatan ke-84 di Manokwari, Papua, memang telah usai, tapi baksos tersebut telah meninggalkan kenangan yang indah bagi setiap relawan yang ikut serta dalam baksos tersebut.  Mampu memberikan pelayanan dan melihat pasien kembali sembuh adalah kebahagiaan bagi setiap relawan yang terlibat.
Memulai Langkah Pertama

Memulai Langkah Pertama

06 Desember 2016
Minggu, 4 Desember 2016 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1 mengadakan Training Abu Putih pertama yang diikuti oleh 96 peserta dan 51 relawan yang membantu terlaksananya kegiatan.
Suara Kasih: Mengemudikan Perahu Cinta Kasih

Suara Kasih: Mengemudikan Perahu Cinta Kasih

08 Desember 2011
Insan Tzu Chi harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri. Untuk itu, kita harus meneladani Bodhisatwa. Tekad Bodhisatwa juga merupakan tekad kita.
Keindahan sifat manusia terletak pada ketulusan hatinya; kemuliaan sifat manusia terletak pada kejujurannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -