Sepenuh Hati Membantu Warga Tasikmalaya

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya

Adik dari salah satu pasien bernama Munaroh sangat terharu atas pelayanan relawan Tzu Chi dalam menyembuhkan penyakit kakaknya. Menjelang pulang Munaroh dan adiknya memeluk Yang Pit Lu relawan komite Tzu Chi yang mengantarnya hingga ke depan Makodim 0612 Tasikmalaya.

“Hidup manusia tidaklah kekal, bersumbangsihlah pada saat Anda dibutuhkan dan lakukanlah selama Anda masih bisa melakukannya, dengan berjiwa besar tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi”. ~Master Cheng Yen~

Ratusan penderita katarak yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten Tasikmalaya mendatangi Makodim 0612/Tasikmalaya pada Jumat (24/8/2018). Di sana Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan KODIM 0612 Tasikmalaya, Dinkes Tasikmalaya, dan RS. Jasa Kartini melaksanakan baksos pengobatan operasi katarak, bibir sumbing, hernia, dan bedah minor. Penyelenggaran baksos diadakan di dua tempat yaitu di Makodim 0612 dan di RS. Jasa Kartini.

Baksos pengobatan Tzu Chi ini adalah baksos skala besar yang ke 122 terdiri dari pengobatan katarak, bibir sumbing, bedah minor, dan hernia. Sementara itu kegiatan ini didukung oleh 44 orang relawan Tzu Chi Jakarta, 90 orang relawan Tasikmalaya, 4 orang relawan Tzu Chi Cianjur, dan 13 orang relawan dari Gistek Bandung.

Hingga Sabtu sore (25/8/2018) tim Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia berhasil menangani 231 pasien katarak, 8 Pterygium, 3 orang bibir sumbing, 15 pasien hernia, dan 4 orang bedah minor. Total keseluruhan 261 pasien dioperasi dalam waktu dua hari (Jumat dan Sabtu) dan satu hari untuk pasien post-op dan pemulihan. Acara seremoni pembukaan baksos pengobatan ini dilaksanakan pada Sabtu 24 Agustus 2018 di Makodim 0612/Tasikmalaya.

Relawan Tzu Chi selalu memperhatikan pasien mulai dari pendaftaran hingga selesai menjalani pengobatan. Hal inilah yang sangat berkesan pada diri pasien dan keluarga. Mereka selalu didampingi dan di hibur agar tenang dalam menjalani operasi.

Banyak sukacita tercipta melalui baksos pengobatan katarak ini. Seperti yang dirasakan Munaroh (55), pasien katarak yang sudah 2 tahun tidak dapat bercocok tanam. Ia sangat terharu atas pelayanan relawan Tzu Chi yang diberikan padanya dan keluarga yang mengantarnya. Munaroh seorang janda 2 anak dan bekerja sebagai buruh tani di ladang milik orang.

“Bagus (hasil operasinya), tadi (setelah) dibuka, saya sudah bisa liat jelas,” ucap janda beranak 2 ini gembira. “Dites pakai huruf jauh juga udah bisa liat jelas,” imbuhnya. “Saya sangat bahagia. Seperti baru lahir lagi ini, setelah lama seperti dipenjara. Saya bersyukur, prosesnya cepat, kemarin tidak bisa melihat sekarang langsung bisa lihat lagi,” lanjut Munaroh, sembari tersenyum bahagia.

Selain mengungkapkan perasaannya, Munaroh ternyata sangat puas dengan pelayanan relawan Tzu Chi. “Mulai dari dijemput dari rumah sampe dikasih makan, saya dan anak saya, makanannya juga enak, terima kasih banyak. Puas sekali,” tambah Munaroh. Saat akan beranjak pulang, Munaroh dan keluarganya bahkan meminta foto bersama dengan relawan Tzu Chi. “Buat kenang-kenangan saya sudah dilayani dengan hebat,” katanya tertawa.

Relawan Tasikmalaya yang tergabung dalam beberapa komunitas Tionghoa Tasik bergabung dalam baksos pengobatan Tzu Chi. Mereka sangat antusias membantu baksos pengobatan Tzu Chi.

Munaroh tinggal di Kampung Taringgul, Desa Sipatunggal Sodong Hilir, sekitar 3 jam dari Kota Tasikmalaya. Setelah mendapat kabar dari Babinsa 0612 Tasikmalaya bahwa ada pengobatan katarak gratis di kota Tasik, keluarganya langsung mendaftarkan ke Puskesmas Sodong Hilir. Munaroh sangat terharu dan bersyukur karena saat dibuka, mata kirinya sudah dapat melihat dengan jelas.

Di sisi kerelawanan pun banyak pelajaran yang didapat, seperti yang di alami oleh Tjong Djoen Mien (pengusaha Tasik yang mendukung Baksos Tzu Chi) yang biasa disapa Acong. Dirinya sangat terkesan dan terharu melihat dedikasi relawan Tzu Chi Jakarta yang sepenuh hati menjalankan baksos pengobatan ini.

“Yayasan Buddha Tzu Chi sangat luar biasa, mereka betul-betul all out membantu baksos pengobatan ini. Kami, relawan Tasik masih mentah dan belum banyak tahu tentang baksos pengobatan ini. Dari sini kami banyak belajar dari mereka (relawan Tzu Chi) yang mereka betul-betul memberikan kasih sayang kepada masyarakat yang tidak mampu, tidak membeda-bedakan,” kata Acong. “Saya tadi menyapa langsung seorang bapak yang sudah 4 tahun tidak melihat sama sekali dan sekarang bisa melihat, ini membuat saya terharu dan senang. Kegiatan ini membantu secara nyata,” lanjut Acong.    

Acong juga sangat terkesan dengan relawan Tzu Chi, walaupun banyak yang sudah lanjut usia berumur 70 tahun ke atas namun mereka masih bersemangat dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi untuk berangkat dari Jakarta dengan lama perjalanan 7 jam. Sampai di sana pun mereka langsung meeting untuk membagi tugas. Energi positif ini menurut Acong sangat luar biasa untuk relawan Tasik. Acong berharap relawan Tasik bisa terjangkit energi positif yang dibawa oleh relawan Tzu Chi Jakarta untuk membantu sesama.

Acong (memakai rompi Tzu Chi) berkoordinasi dengan Wakapolres Tasikmalaya untuk lancarnya kegiatan baksos pengobatan Tzu Chi yang ke 122.

Acong mengungkapkan bahwa relawan Tasik yang ikut dalam baksos ini terdiri dari beberapa komunitas Tiong hoa di kota Tasik dan mereka belum pernah mengadakan baksos sebesar ini dan mereka sangat antusias ketika Acong mengajak untuk bergabung dalam menjalankan baksos pengobatan Tzu Chi ini.

Hadir dalam pembukaan baksos ini Kolonel Inf Tatan Ardianto, S.IP Danrem 062 Tarumanegara, Letkol Inf Nur Ahmad Dandim 0612 Tasikmalaya, HM Yusuf Wakil Walikota Tasikmalaya dan relawan komite Tzu Chi Jakarta yang membantu di misi kesehatan Tzu Chi serta peserta baksos pengobatan.   

Kolonel Inf Tatan Ardianto, S.IP Danrem 062 Tarumanegara dalam sambutannya mengatakan baksos pengobatan ini merupakan wujud kepedulian TNI khususnya Kodim 0612 yang bekerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam membantu meringankan penderitaan masyarakat Tasikmalaya. “Kegiatan yang mulia ini harus terus kita laksanakan sebagai wujud kebersamaan dan kepedulian kita untuk membantu meringankan beban masyarakat. Semoga kegiatan baksos pengobatan ini menumbuhkan kepedulian mempererat persaudaraan dan saling kasih mengasihi,” ucapnya.

Joe Riadi relawan komite Tzu Chi dalam sambutannya mengatakan baksos pengobatan ini bekerja sama dengan Kodim 0612, RS. Jasa Kartini, dan Dinkes Pemda Tasikmalaya. Selain itu Joe Riadi juga memperkenalkan sekilas tentang Yayasan Buddha Tzu Chi yang bergerak di bidang misi amal kemanusiaan, kesehatan, pendidikan dan budaya humanis.

Relawan Tzu Chi melayani dengan memberikan makanan kepada pasien dan keluarga pasien. Makanan untuk pasien ini disiapkan oleh relawan Tasik yang membantu terlaksananya baksos kesehatan Tzu Chi.

Joe juga menjeskan bahwa Tzu Chi yang berasal dari Hualien Taiwan ini sudah diakui oleh PBB sebagai NGO International dan di Indonesia sudah mempunyai 18 kantor penghubung dari Aceh hingga Biak, Papua. Lebih lanjut Joe Riadi mengatakan bahwa Tzu Chi memegang teguh prinsip cinta kasih universal tanpa membedakan agama, ras, dan suku bangsa.

Dengan terlibatnya banyak orang dalam menjalankan misi amal kemanusiaan ini maka cinta kasih dapat tersebar luas sampai ke penjuru dunia dengan harapan masyarakat dapat hidup harmonis dan dunia terbebas dari bencana.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Sepenuh Hati Membantu Warga Tasikmalaya

Sepenuh Hati Membantu Warga Tasikmalaya

30 Agustus 2018

Ratusan penderita katarak yang tersebar di beberapa wilayah kabupaten Tasikmalaya mendatangi Makodim 0612/Tasikmalaya. Di sana Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan KODIM 0612 Tasikmalaya, Dinkes Tasikmalaya, dan RS. Jasa Kartini melaksanakan baksos pengobatan operasi katarak, bibir sumbing, hernia, dan bedah minor. 

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -