Seperti Mimpi!

Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

* Subekhi dan Dwi dengan senyum bahagia mendapat ucapan selamat dari relawan Tzu chi yang membantu memindahkan barang-barang ke rumah baru.

Dalam waktu 26 hari, 2 rumah yang masuk dalam program bantuan Bebenah Kampung di Pademangan Barat, Jakarta Utara yang dilaksanakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia telah rampung dikerjakan. Tanggal 7 November 2008, kegembiraan terlihat jelas pada keluarga Subekhi (48) dan Dwi Wahyuningsih (40). Pasalnya, rumah mereka yang dulu selalu banjir ketika hujan turun dan selalu basah lantainya kini sudah lebih tinggi dari badan jalan dan yang paling penting adalah rumahnya kini bersih. Keluarga Subekhi merasa lebih bahagia lagi karena didatangi relawan Tzu Chi untuk memberikan selamat atas selesainya pembangunan rumahnya. “Saya gak nyangkakalau banyak yang datang.

Saya kira hari Minggu besok,” ujar Dwi tercengang. “Bapaknya mana, Bu?” tanya Ay Ay Shijie, relawan Tzu Chi yang ikut dalam penyerahan kunci rumah Subekhi ini. “Bapaknya sedang menjahit di rumah kontrakan. Sebentar saya panggilkan,” ujar Dwi sambil bergegas meninggalkan relawan. Tak lama, Subekhi datang sambil menyalami 5 relawan yang sudah berdiri di depan rumahnya.

Rumah yang mereka tempati Subekhi beli dengan harga Rp 30 juta pada tahun 2002 dengan luas 36 meter persegi, lebar 4 meter dan panjang 8,5 meter. Rumah tersebut dihuni oleh 4 jiwa, yaitu Subekhi dan istri bersama 2 anaknya, Irwan Sukma Darmawan (19) dan Intan Ayudya (13). Subekhi dan istri sangat bersyukur karena kini rumahnya tinggi, bersih, dan rapi. Sampai saat ini Dwi tidak menyangka kalau rumahnya benar-benar dibangun tanpa mengeluarkan biaya. “Seperti mimpi!” kata Dwi menggebu.

Bong Fa Lin Shixiong yang mewakili para relawan secara simbolis menyerahkan kunci rumah kepada Subekhi. Dengan raut wajah gembira Subekhi membuka pintu rumah yang telah dicat putih abu-abu. Rumah Subekhi yang baru terdiri dari ruang tamu kecil, dua kamar tidur, dan satu kamar mandi dan ruang dapur. Seluruhnya berlantai keramik. Posisi rumah pun kini lebih tinggi dibanding dulu. Subekhi sendiri juga mengucapkan rasa syukur dan berterimakasih kepada relawan Tzu Chi yang hadir. Selain itu ia juga berterima kasih kepada tentara dan tukang bangunan yang telah membangun rumahnya dengan cepat. Tidak sampai satu bulan rumahnya telah rampung sejak pembongkaran rumah pada tanggal 13 Oktober 2008 lalu kini tanggal 6 November sudah bisa dihuni kembali.


foto   foto

Ket : - Relawan Tzu Chi secara simbolis memberikan kunci rumah kepada Subekhi disaksikan istrinya,
           Dwi Wahyuningsih. (kiri)
         - Dengan penuh kekeluargaan para relawan Tzu Chi membantu mengangkat barang-barang dari
           rumah kontrakan sementara ke rumah baru Subekhi. (kanan)

Karena saat ini telah masuk musim hujan Subekhi khawatir pembangunan rumahnya tersendat karena hujan. Namun kekhawatiran itu kini lewat sudah. Dalam kesempatan itu para relawan juga membantu keluarga Subekhi untuk pindah kembali ke rumahnya. Para relawan dengan bergotong-royong mengangkat perabot rumah Subekhi. Tidak sampai satu jam barang-barang yang ada di rumah kontrakan sementara telah pindah ke rumah Subekhi. Tidak ada mebel atau meja kursi, yang ada hanya 2 buah kasur busa, perabot masak, dan sebuah mesin jahit yang biasa Subekhi dan Dwi gunakan, serta beberapa dus berisi buku.

Keluarga Subekhi memang hidup dari menjahit pakaian. Awalnya Subekhi memang sejak tamat SMP sudah ikut menjahit di sebuah konveksi. Sedangkan istrinya yang lulusan SMU, setelah tamat mengikuti kursus menjahit dan setelah lulus kemudian bekerja pada sebuah konveksi pakaian. Namun saat hamil, Dwi tidak bekerja lagi hingga saat ini. Di rumah, ia mencoba menjahit baju tetangganya dan ternyata tetangganya senang dengan hasil jahitannya. Maka mulailah dari mulut ke mulut permintaan untuk menjahit baju mulai berdatangan, hingga akhirnya Subekhi ikut membantu istrinya menjahit di rumah. Dengan penghasilan Rp 800 ribu per bulan dari hasil menjahit, Subekhi harus menekan biaya sehari-harinya untuk menyekolahkan kedua anaknya, yaitu Irwan yang kuliah semester 3 teknik elektro Universitas Indonesia Depok dan Intan Ayudya kelas 2 SMP Negeri 42.

foto   foto

Ket : - Rumah Subekhi kini lebih tinggi dibandingkan rumah sebelumnya ketika belum direnovasi sehingga bebas
           dari banjir. (kiri)
         - Subekhi dengan langkah mantap memasuki rumah baru yang memberinya ketenangan dan bersih.
           Di rumah baru itu ia bisa membesarkan kedua anaknya dengan lebih baik.(kanan)

Sungguh bersyukur Subekhi memiliki buah hati yang cerdas. Irwan mendapatkan beasiswa sejak SD hingga kuliah. Inilah yang membuat Subekhi dan Dwi bersemangat untuk bekerja mencari nafkah. Dalam mendidik anak-anaknya, peran Dwi sangat besar. “Saya sering ngomong dengan Irwan dan adiknya Intan, kalau sekolah itu tidak perlu dengan uang banyak, yang penting mempunyai otak yang pintar pasti ada jalan keluarnya. Itu sampai sekarang sering saya katakan padanya,” ungkap Dwi. Kini lengkap sudah kebahagiaan keluarga Subekhi dengan rumah yang layak huni, serta anak-anak yang cerdas. Rumah tersebut juga akan menambah anak untuk belajar. Para relawan juga berpesan kepada keluarga Subekhi untuk merawat rumah tersebut dengan baik, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengajak untuk selalu mencintai alam dan lingkungan.

 

Artikel Terkait

Kebaikan Dibalik Donor Darah

Kebaikan Dibalik Donor Darah

28 Juni 2019

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan kegiatan donor darah pada Minggu, 23 Juni 2019. Ada 147 orang yang berhasil mendonorkan darahnya, dari 184 orang yang mendaftar.

Menanam Kebajikan di Usia Dini

Menanam Kebajikan di Usia Dini

12 Februari 2019
Pada kelas Budi Pekerti, pemahaman mengenai membangun moral yang lebih baik diterapkan secara mendalam agar anak-anak mempunyai bekal dalam menjalani kehidupannya di masa mendatang. Kelas Budi Pekerti pada 10 Februari 2019, yang diikuti oleh 23 siswa di Bandung juga mengajarkan hal tersebut.
Memaknai Semangat Celengan Bambu

Memaknai Semangat Celengan Bambu

17 April 2014

Berawal dari jodoh peluncuran buku kata perenungan Master Cheng Yen pada Februari lalu, kini Tzu Chi menjalin jodoh kembali dengan pihak manajemen Hotel Borobudur untuk melakukan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -