Setiap Orang Adalah Zhen Shan Mei

Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Bobby Ho (Tzu Chi Batam)


Sosialisasi Smartphone Journalism pada pelatihan relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam komunitas Hu Ai 2 penuh dengan canda dan tawa. Relawan sangat antusias mengikuti kegiatan ini.

Setiap kegiatan Tzu Chi yang dilakukan saat ini adalah sejarah di masa yang akan datang. Agar peristiwa bersejarah tersebut tidak lekang oleh waktu maka perlu adanya relawan yang mendokumentasikannya, di Tzu Chi relawan ini kerap dipanggil relawan Zhen Shan Mei (benar, bajik, dan indah). Mereka yang terus mengabadikan aktifitas Tzu Chi dan mewariskan momen bersejarah secara turun-temurun.

Semakin bertambahnya kegiatan yang dilakukan oleh insan Tzu Chi Batam menjadikan relawan Zhen Shan Mei tidak lagi sanggup mendokumentasikan kegiatan secara optimal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi relawan Zhen Shan Mei Batam khususnya di komunitas Hu Ai 2. Kondisi ini mendorong para fungsionaris Zhen Shan Mei komunitas Hu Ai 2 mencari solusinya. Langkah pertama yang dilakukan ialah mensosialisasikan Smartphone Journalism (Jurnalis Ponsel Cerdas) melalui pelatihan Zhen Shan Mei di Aula Jing Si Batam Lantai 3 pada tanggal 28 April 2018.


Sebanyak 19 peserta mengikuti pelatihan Zhen Shan Mei tentang Smartphone Journalism yang diadakan pada tanggal 28 April 2018.

Sebelum pelatihan ini dimulai, para peserta terlebih dahulu diajak untuk menyaksikan ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramah tersebut ditampilkan tanggung jawab dan pengorbanan para relawan Zhen Shan Mei. Demi mengabadikan dan mewariskan sejarah Tzu Chi, para relawan Zhen Shan Mei tidak pernah absen di setiap kegiatan. Tidak jarang mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk mengambil gambar dan menulis kisah yang menyentuh agar berita yang disiarkan tidak hanya benar secara isi tapi juga menghasilkan dampak yang besar yakni membimbing masyarakat ke arah yang benar.

Pelatihan yang mensosialisasikan Smartphone Journalism kali ini terbagi menjadi 3 sesi: sesi pertama mengajarkan bagaimana mengambil gambar yang berbudaya humanis atau benar, bajik, dan indah; sesi kedua mengajarkan bagaimana menggunakan aplikasi Google Drive untuk mengunggah foto kegiatan; dan sesi ketiga sharing karya foto yang telah diunggah oleh para peserta.


Adi memberikan masukan dan arahan kepada peserta bagaimana foto mereka dapat menjadi lebih benar, lebih bajik, dan tentunya lebih indah.

Sesi pertama dibawakan oleh Adi Tan, seorang relawan Zhen Shan Mei Tzu Chi Batam sejak tahun 2012. Mengawali sesi pelatihan ini, Adi terlebih dahulu bertanya kepada 19 peserta yang hadir, “Apa perbedaan antara kamera DSLR dengan kamera pada handphone?” Setelah para peserta menyampaikan opini mereka, Adi pun menjelaskan alasan kenapa Smartphone Journalism ini diperlukan. “Agar momen budaya humanis tidak terlewatkan begitu saja, kita dapat menggunakan kamera yang ada di telepon genggam kita untuk mengabadikannya,” terangnya. Setelah memberikan sharing, Adi pun mengajak para peserta untuk praktik langsung menggunakan kamera telepon genggam masing-masing. Semua peserta sangat antusias mengikuti arahan dari Adi untuk mendapatkan foto yang indah.

Setelah para peserta selesai mengambil foto, sesi kedua pun dimulai. Seringkali dalam kegiatan Tzu Chi banyak peristiwa yang direkam oleh relawan, namun karena tidak dikumpulkan. Alhasil hasil karya tersebut hanya tersimpan di kamera masing-masing. Oleh karena itu, Agus mengajak para peserta untuk menggunakan aplikasi google drive sebagai media penyimpanan bersama. Semua peserta mengikuti langkah demi langkah dengan serius dan langsung mengunggah­ foto-foto yang mereka.


Saat para peserta pelatihan mengalami kesulitan saat menggunakan aplikasi google drive, Agus secara personal mengajari peserta.

Sementara itu pada sesi yang ke tiga, foto-foto yang sudah diunggah langsung dikoreksi oleh Adi. Satu per satu hasil jepretan peserta ditampilkan di layar proyektor. Melihat hasil karya mereka ditampilkan, para peserta rata-rata tidak bisa menahan tawa. Dalam suasana penuh canda dari Adi dan tawa para peserta, Adi memberikan masukan dan arahan kepada peserta bagaimana foto mereka dapat menjadi lebih benar, lebih bajik, dan tentunya lebih indah.

Pelatihan singkat yang direncanakan berdurasi 1 jam, tepatnya dari pukul 16.00 s.d. 17.00, ini terpaksa harus mundur 1 jam lagi agar para peserta bisa menggunakan telepon genggam mereka sebagai kamera juga komputer. Meski begitu para peserta tetap semangat untuk mempelajari bagaimana menjadi seorang relawan Zhen Shan Mei atau bagaimana mengabadikan momen-momen bersejarah Tzu Chi.


Nani menyampaikan bahwa pada pelatihan ini ia mendapatkan banyak wawasan cara mengambil foto dan mengharapkan adanya pelatihan berikutnya.

Nani, salah satu peserta pelatihan merasa sangat bersyukur telah mengikuti pelatihan ini. “Kami mendapatkan banyak wawasan tentang cara-cara pengambilan foto yang benar. Semoga kedepannya lebih mantap lagi,” ujarnya.

Karena terbatasan waktu, pelatihan kali ini hanya sempat mengulas tentang sisi fotografi dari Smartphone Journalism. Walaupun pelatihan kali ini hanya merupakan sebuah langkah awal, namun para fungsionaris Zhen Shan Mei komunitas Hu Ai 2 percaya bahwa mereka sudah melakukan sebuah langkah yang dapat membawa perubahan yang besar.

Editor: Yuliati

Artikel Terkait

Setiap Orang Adalah Zhen Shan Mei

Setiap Orang Adalah Zhen Shan Mei

04 Mei 2018
Setiap kegiatan Tzu Chi yang dilakukan saat ini adalah sejarah di masa yang akan datang. Agar peristiwa bersejarah tersebut tidak lekang oleh waktu maka perlu adanya relawan yang mendokumentasikannya, di Tzu Chi relawan ini kerap dipanggil relawan Zhen Shan Mei
Sosialisasi Smartphone JournalismSosialisasi Smartphone Journalism
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -