Seumpama Hadiah, Tiga Jenis Bantuan di Desa Oti Donggala

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Tzu Chi membagikan 216 paket berupa tikar, selimut, dan sarung bagi warga korban gempa di Desa Oti, Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala. Relawan juga membagikan terpal sebanyak 70 lembar. 

Di lapangan Desa Oti, di Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah relawan Tzu Chi (16/10) membagikan bantuan logistik kepada warga korban gempa. Ada 216 paket yang dibagikan berupa tikar, selimut, dan sarung. Relawan juga membagikan terpal sebanyak 70 lembar.

Sumiati (61) dibantu cucunya membawa paket bantuan itu ke tenda yang mereka bangun di lapangan Desa Oti. Sumiati langsung menggelar tikar dari Tzu Chi yang menurutnya cukup empuk itu.

“Membantu sekali bantuan ini, tikar ini. Tadinya kami pakai terpal, baru pakai tikar. Terima kasih sekali, gembira kami ini,” kata Sumiati, nenek yang memiliki enam cucu ini.

Sumiati sesungguhnya bukanlah warga Desa Oti, melainkan dari Desa Sipeso, lima kilometer jauhnya. Ia dan anak-anaknya mengungsi di lapangan Desa Oti karena keadaannya cukup baik. Di pengungsian sebelumnya di desa mereka sendiri, cucu-cucunya mudah sakit. Mereka tinggal di pengungsian ketika malam saja, sementara siang hari mereka pulang ke rumah yang retak di beberapa bagian.

“Masih takut kalau tidur di rumah,” kata Sumiati.


Pembagian bantuan ini digelar di lapangan Desa Oti yang juga digunakan beberapa warga sebagai tempat pengungsian. 

\

Sumiati merasa sangat bersyukur dengan bantuan yang diterimanya. Ia langsung menggelar tikar dari Tzu Chi yang menurutnya cukup empuk itu. 

Masih di lokasi yang sama, tepatnya di SDN 2 Oti, relawan Tzu Chi dibantu ibu-ibu warga sekitar memasak 350 bungkus Nasi Jing Si bagi warga. Ketika warga tengah mengantre untuk mendapatkan kupon bantuan logisik, nasi Jing Si sudah terlebih dulu matang. Sebagian dari warga pun dipersilahkan untuk makan terlebih dulu. Beberapa warga juga membawa rantang agar bisa membawa pulang nasi Jing Si bagi anggota keluarganya.  

Memenuhi Kebutuhan akan Pengobatan

Sejak gempa yang melanda Donggala pada 28 September 2018 lalu, Kamba (67) mengalami pusing yang sangat intens yang membuatnya seperti hendak jatuh. Kedatangan relawan Tzu Chi, khususnya tim medis Tzu Chi atau TIMA ke desanya akhirnya membuat ia bisa berobat. Dokter Agus, dokter TIMA yang memeriksanya dengan sabar mendengarkan keluhan yang dirasakan Kamba.


Anak-anak sangat bersemangat untuk makan nasi Jing Si yang dimasak relawan bersama ibu-ibu setempat.


Kamba (kiri) saat mendengarkan saran-saran Dokter Agus dari TIMA Indonesia.

“Karena tensi Pak Kamba tinggi kan? Kalau bangun dari tempat tidur jangan langsung berdiri. Jadi duduk dulu sebentar, baru sudah enak, berdiri,” kata Dokter Agus. Dokter Agus juga memberikan saran bagaimana menjaga makanan dan meminta Kamba berhenti merokok.

Kamba pun mengatakan akan berusaha pelan-pelan mengurangi rokok. Ia sangat bersyukur atas kedatangan relawan Tzu Chi, apalagi yang tak hanya memberikan satu jenis bantuan, namun sekaligus tiga bantuan, yakni bantuan logistik, nasi Jing Si, dan pengobatan.

“Alhamdulillah ada yang kasih bantuan begini. Dan yang menerima ini ya bersyukur dikasih hadiah begini. Ya kalau bagi saya ini termasuk hadiah,” kata warga Dusun Lima ini.

Pada kesempatan ini, tim medis Tzu Chi (TIMA) melayani sebanyak 109 warga yang sangat antusias untuk berobat. Warga paling banyak terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) karena banyaknya reruntuhan bangunan. Warga juga banyak yang mengalami alergi dan gatal-gatal, pusing, batuk, pilek, serta darah tinggi.


Evra Yushandra (kiri), anggota TIMA Indonesia ini sangat bersyukur karena TIMA dapat memenuhi kebutuhan akan kesehatan bagi warga Desa Oti. 

Meski akses ke Desa Oti cukup menantang karena ada beberapa titik longsor yang harus dilalui relawan yang berangkat dari Kota Palu, namun melihat warga yang tersenyum rasa lelah pun langsung terbayarkan. Evra Yushandra, anggota TIMA Indonesia sangat bersyukur, TIMA dapat memenuhi kebutuhan warga Desa Oti dalam hal kesehatan.

“Kami sangat bersyukur bisa melayani saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan. Baik itu dari rumah mereka yang roboh, kemudian dari makanan mereka, kemudian dari kesehatan mereka. Sehingga harapan kami pemenuhan kebutuhan pokok mereka benar-benar bisa kami penuhi atau kami bantu secara dasar terlebih dahulu,” kata perawat yang sudah bergabung di TIMA sejak tahun 2012 ini.

Editor: Arimami Suryo A.


Artikel Terkait

Perhatian yang Tak Pernah Surut

Perhatian yang Tak Pernah Surut

14 September 2018
Perhatian dan kepedulian terhadap korban gempa Lombok sepertinya tidak pernah surut. Sebanyak 10 relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Surabaya berangkat ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk melihat langsung korban gempa.
Berita Internasional: Bantuan Korban Gempa Bumi: Kehangatan Untuk Warga Meksiko

Berita Internasional: Bantuan Korban Gempa Bumi: Kehangatan Untuk Warga Meksiko

10 November 2017

Tim relawan gawat darurat Tzu Chi Amerika Serikat langsung menapakkan kakinya di Kota San Diego yang merupakan wilayah bencana gempa dengan kondisinya yang sangat parah.

Gempa Aceh: Penyaluran Bantuan Korban Gempa Terus Berlanjut

Gempa Aceh: Penyaluran Bantuan Korban Gempa Terus Berlanjut

14 Desember 2016

Memasuki hari kelima dan hari keenam pasca gempa yang melanda Pidie Jaya, Relawan Tzu Chi masih terus menyalurkan bantuan kebutuhan sehari-hari kepada para korban. Sebanyak tujuh relawan terus menelusuri posko-posko pengungsian hingga ke pelosok Kecamatan Trienggadeng, Pidie Jaya.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -