SMAT: Celengan Bambu untuk Para Duta Pariwisata

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
 

foto
Salah satu karyawan Tzu Chi dengan ramah memberikan penjelasan mengenai pengisian data celengan bambu.

Semakin bertambah tahun semakin meningkat jumlah pengguna Narkoba di Indonesia.  Bahkan sudah mencapai ratusan ribu konsumen obat terlarang ini. Melihat kondisi ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencanangkan penyelamatan terhadap pengguna dan pecandu narkotika. Caranya dengan mengadakan sosialisasi pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba.

Seperti yang dilakukan BNN Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 19 Maret 2014 kepada finalis Abang None Jakarta 2013 di Gedung A Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemrov DKI Jakarta. “Mereka orang pilihan. Pasti memiliki pengaruh yang cukup kuat secara psikologis di masyarakat dan kampusnya sehingga mereka akan menjadi kepanjangan tangan atau kader yang menyebarkan informasi tentang penyalahgunaan narkotika dan cara berobat untuk rehabilitasi paa pecandu narkoba,” ucap Ali Johardi, Kepala BNNP DKI Jakarta.

BNNP juga menggandeng Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam kegiatan ini untuk melakukan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT). Ali Johardi mengaku bahwa antara BNN dan Tzu Chi memiliki kesamaan, yaitu sama-sama menjadi relawan sosial untuk Indonesia. Bahkan lebih dari itu, BNNP belajar dari semangat celengan bambu yang akan diterapkan dalam memerangi maraknya Narkoba. Menurut Ali, untuk mencapai karya yang besar tentu melalui hal-hal yang kecil seperti celengan bambu Tzu Chi yang mengajarkan setiap hari berbuat kebajikan dengan menyisihkan sedikit demi sedikit uang yang dimiliki. “Saya ingin BNNP juga melakukan hal-hal yang kecil di lingkungan yang kecil untuk mencapai hal yang besar, yaitu Indonesia bebas dari narkoba,” ungkap Ali. “Mudah-mudahan kerjasama ini bisa menjadi model atau inspirasi untuk organisasi lainnya di Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam rangka memerangi narkoba dengan cara menjadi relawan mengobati pencandu narkotika,” tambahnya.

Yayasan Buddha Tzu Chi pun menyambut baik atas kerjasama ini. Dr. Subekti Kartasasmita menjelaskan kiprah Tzu Chi dan semangat celengan bambu kepada puluhan peserta yang hadir. Ia berharap sebagai duta pariwisata, Abang None Jakarta ini bisa menyalurkan semangat cinta kasih yang selama ini Tzu Chi alirkan untuk semua orang. “Dengan punya celengan bambu, kita dibiasakan punya niat untuk berbuat baik. Setiap hari kita mengisi celengan, setiap kali berikrar untuk berbuat baik. Tentunya menguatkan diri kita berpikir lagi kalo ada yang nawarin narkoba,” ucap dr. subekti. Ia juga berharap agar celengan bambu ini bisa dijadikan sebagai sarana untuk mengingat dan mengumpulkan dana.

foto   foto

Keterangan :

  • dr. Subekti memmberikan pengenalan singkat visi misi Tzu Chi dalam membantu masyarakat yang membutuhkan (kiri).
  • Sebanyak 30 finalis Abang None Jakarta 2013 menerima celengan bambu Tzu Chi dalam kegiatan sosialisasi pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba pada tanggal 19 Maret 2014 (kanan).

Setelah pengenalan singkat tentang Tzu Chi dan kegiatan-kegiatannya, sebanyak 30 finalis Abang None dengan antusias menerima celengan bambu. Meskipun mereka baru mengenal Tzu Chi, namun dengan antusias mereka memberikan respon positif pada kegiatan ini. Seperti yang disampaikan oleh Abang Jakarta 2013 ini, Dio Aufa Handoyo. Ia mengatakan bahwa dengan adanya peran Tzu Chi sangat membantu proses pemberantasan narkoba di Indonesia. “Yayasan Buddha Tzu Chi sangat membantu. Dengan size-nya, kapabilitas merespon dan bagaimana approach-nya, terutama cara approach-nya yang paling sesuai untuk pemberantasan narkoba,” aku pemenang Abang Jakarta 2013 ini. Sebagai duta pemuda Indonesia, ia juga merespon baik adanya celengan bambu yang ia terima kaitannya dengan pemberantasan narkoba yang semakin menjamur. “Filosofi di balik celengan bambu itu adalah setidaknya berbuat satu kebaikan setiap hari. Dengan adanya celengan bambu akan berpikir, oh saya berbuat kebaikan, sebaiknya uang saya untuk berbuat kebaikan bukan untuk membeli narkoba,” ucap Mahasiswa jurusan Teknik Industri, Universitas Indonesia ini.

Hal senada juga dikatakan oleh Delicia Gemma Syah M. yang juga finalis None Jakarta 2013. Ia mengatakan bahwa sebagai generasi muda lebih baik melakukan banyak kegiatan positif dibandingkan dengan mengonsumsi narkoba. Apa yang digalakkan oleh Tzu Chi melalui celengan bambu bisa membawa generasi muda menjadi sehat ke depannya. “Dengan celengan ini setiap detik dapat berbuat kebajikan. Kita harus mengalokasikan dana yang kita miliki bukan untuk narkoba tetapi untuk membantu orang lain yang membutuhkan,” ungkap mahasiswi Fakultas Hukum Unpad, Bandung ini. Delicia juga berharap semua pihak ikut terlibat dalam pemberantasan narkoba yang bisa merusak masa depan ini sehingga angka pecandu dan penyalahgunaan narkoba menjadi berkurang.

  
 

Artikel Terkait

Rahmad dan Syarif Telah Bersekolah

Rahmad dan Syarif Telah Bersekolah

02 Maret 2011
Hari Jumat, 18 Februari 2011 merupakan hari menyenangkan bagi Rahmad Nursyamsi (14) dan (13) Syarifudin. Pasalnya, setelah hampir seminggu belajar menulis huruf dan menyusun dalam permainan puzzle di Sekolah Luar Biasa C Sumber Asih, Jakarta, keesokan harinya mereka akan menikmati liburan akhir pekan.
Peletakan Batu Pertama Jembatan Simpay Asih Cikaung

Peletakan Batu Pertama Jembatan Simpay Asih Cikaung

09 November 2021

Relawan Tzu Chi Bandung dan Tzu Chi Cianjur melakukan peletakan batu pertama pembangunan Jembatan Simpay Asih Ciakung yang menghubungkan 3 desa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kisah Ahmad Husein (Bagian 2)

Kisah Ahmad Husein (Bagian 2)

29 Juni 2009 “Berapa hari ini?” tanya Tunjung kepada Subaidi. “Baru satu malam, Pak. Memang waktu itu saya masuk ke sini tuh hari Sabtu, Minggunya tutup,” jawab Subaidi. “Di Pati itu gimana?” Tunjung kembali bertanya. “Tidak bisa, Pak. Di sana mengajukan untuk diamputasi,” jelas Subaidi lirih. “Kemari itu atas dasar kamu sendiri apa dari dokter? “Ya saya minta surat izinnya dari dokter untuk pindah kemari, Pak. Cuma saya ditanya mau dipindah ke Semarang apa ke Solo. Saya minta di Solo biar ditangani oleh dr Tunjung,” terang Subaidi.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -