Suara Kasih : 13 Tahun Da Ai TV

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Peringatan  13 tahun Da Ai TV
 

Mengenang kisah yang penuh kehangatan
Bekerja sama dengan penuh keharmonisan
Giat mensosialisasikan kegiatan daur ulang
Mengalirkan aliran jernih ke seluruh dunia

 

Sekarang adalah tahun 2011 dan merupakan ulang tahun Da Ai TV yang ke-13. Di sini, saya mewakili Pusat Misi Budaya Kemanusiaan Tzu Chi mengucapkan banyak terima kasih kepada para relawan daur ulang di seluruh dunia yang telah bersumbangsih tanpa penyesalan dan keluh kesah selama belasan tahun ini. Saya senantiasa merasa bersyukur karena dengan adanya Da Ai TV kita dapat menyaksikan dan mendengar berbagai berita yang terjadi di dunia meski tetap berada di sini. Hal ini tercapai berkat kemajuan teknologi masa kini.

Hal yang saya lihat hari ini mengingatkan saya pada 13 tahun lalu yaitu pada tahun 1998. Cuaca pada Tahun Baru itu sangat mendung. Terlebih lagi, pada sore hari mulai turun hujan rintik-rintik. Saya masih ingat sore itu, saat tiba di Chiang Kai-shek Memorial Hall, saya merasa sangat khawatir ketika melihat banyak orang di sana karena tengah turun hujan rintik-rintik dan langit sangat mendung. Saya sangat khawatir karena malam itu kita dijadwalkan akan mengadakan acara peresmian Da Ai TV. Jika hujan semakin deras dan angin semakin kencang, apa yang harus kita lakukan? Saya memasuki lokasi acara dengan rasa khawatir. Di sana saya juga melihat para relawan daur ulang. Jadi, para relawan daur ulang telah membantu operasional Da Ai TV sejak hari pertama Da Ai TV berdiri. Misi pelestarian lingkungan Tzu Chi telah berjalan selama 20 tahun, sedangkan Da Ai TV baru didirikan 13 tahun. Sejak malam peresmian, para relawan daur ulang sudah mulai mendukung Da Ai TV.

Saat memasuki lokasi acara, saya melihat banyak tempat duduk yang tersusun rapi. Terdapat pula beberapa relawan yang tengah mengelap tempat duduk. Saya pun bertanya, “Mengapa harus dilap? Sekarang masih turun hujan, meski dilap nanti akan basah kembali.” Salah seorang relawan menjawab, “Master, ketulusan dapat menyentuh langit.” Jadi, mereka pun terus mengelapnya. Saya berterima kasih kepada mereka dan segera masuk ke dalam. Saat acara akan dimulai, saya pun keluar lagi. Cuaca saat itu sangat dingin. Namun, saat melihat ke langit, hujan telah berhenti. Saya sungguh bersyukur.

Sesungguhnya, Tuan Yao juga berbagi sebuah kisah dengan saya. Sehari sebelum acara dilaksanakan, ia sangat tersentuh oleh kontribusi sekelompok relawan daur ulang yang telah bekerja dengan teratur dalam mempersiapkan lokasi acara. Ia berkata bahwa sebelum acara kita, lokasi ini digunakan oleh para anak muda untuk pesta pergantian tahun. Setelah pesta bubar, sampah terlihat berserakan di mana-mana. Selain turun hujan, sampah juga berserakan di mana-mana. Ia sungguh khawatir tentang bagaimana cara membersihkan tempat yang luas ini dalam waktu yang singkat. Tempat itu penuh sampah. Saat berbalik, ia melihat sekelompok besar relawan daur ulang yang datang secara tiba-tiba. Di tengah hujan rintik-rintik, mereka membersihkan lokasi acara dan menyusun tempat duduk dengan sangat rapi. Ia berkata bahwa ini adalah pengalaman yang membuka matanya. Ia melihat nilai budaya kemanusiaan Tzu Chi di tengah kontribusi pada relawan. Semangat yang ada saat itu kini kita sebut dengan “kerja sama penuh keharmonisan”. Sungguh, para relawan daur ulang telah bekerja sama dengan penuh keharmonisan.

Tayangan yang tadi kita lihat adalah sumbangsih para insan Tzu Chi di berbagai wilayah. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Selama dua puluh tahun ini para relawan daur ulang di setiap tempat telah mendedikasikan hidupnya untuk melakukan kegiatan daur ulang dan membuka pemahaman akan prinsip kebenaran. Melalui kegiatan daur ulang, kita dapat memahami prinsip kebenaran. Janganlah kita menganggapnya sebagai sampah. Sesungguhnya, dari sampah-sampah ini kita dapat melihat kondisi moralitas dan pikiran manusia saat ini karena dari barang-barang yang dibuang kita dapat mengetahui pola hidup masyarakat masa kini dan cara mereka menilai suatu barang.

Sesungguhnya, di mana nilai suatu barang? Sesungguhnya, ini semua tergantung pada moralitas manusia yang entah tinggi atau rendah. Orang yang bermoral rendah hanya akan menggunakan barang-barang yang mahal tanpa memedulikan kualitasnya. Semakin mahal harga barang, ia semakin menyukainya. Meski barang tersebut berkualitas baik, namun jika harganya sangat murah, ia tetap tidak akan menyukainya. Semua ini tergantung pada pikiran kita.

Sesungguhnya, moralitas manusia dan cara mereka menggunakan suatu barang telah membawa masalah bagi masyarakat. Terlebih lagi, kini pelestarian lingkungan telah menjadi isu global. Karena itu, tidaklah cukup jika hanya Taiwan yang melakukan daur ulang. Kita memerlukan setiap orang di dunia untuk turut melakukan daur ulang agar mereka dapat menyadari dan menghargai berkah. Kita harus bijak dalam menggunakan barang dan tidak memboroskannya. Kita harus menggunakan uang dengan tepat dan bukan hanya demi kesombongan. Jika memiliki sifat sombong, barang yang sangat mahal sekalipun akan tetap menjadi sampah. Orang seperti ini harus mengubah pola pikirnya. Jika setiap orang di dunia dapat memahami hal ini, maka akan lebih banyak orang yang berbuat bajik dan sedikit orang yang bersikap boros. Dengan mengurangi sikap boros dan lebih banyak menciptakan berkah, maka hati manusia di dunia akan semakin tersucikan. Dengan hati yang tersucikan, maka pengembangan industri serta sikap boros dan konsumtif yang berlebihan akan dapat berkurang.

Saya berharap pelestarian lingkungan di Taiwan dapat semakin ditingkatkan dengan menjaga kebersihan mulai dari sumbernya dan menanamkan pendidikan budaya humanis di tengah kegiatan daur ulang. Selain melakukan kegiatan daur ulang, kita juga harus memahami prinsip kebenaran dan moralitas di balik kegiatan ini. Melalui kegiatan daur ulang, kita dapat melihat banyak kisah yang menyentuh dari para relawan. Jadi, saya sungguh berharap budaya kemanusiaan dan pelestarian lingkungan dapat diterapkan bersamaan serta disosialisasikan ke seluruh dunia agar setiap orang dapat memahami konsep misi pelestarian lingkungan dan budaya humanis Tzu Chi.

Saya sungguh berterima kasih kepada Da Ai TV. Kini Da Ai TV telah berusia 13 tahun dan bagaikan seorang remaja yang aktif. Semoga ia dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Saya juga berharap para staf dapat berkerja sama dengan penuh keharmonisan. Inilah doa saya untuk para staf Da Ai TV. Saya juga berterima kasih kepada para relawan daur ulang di seluruh Taiwan. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas sumbangsih kalian yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih karena memiliki sekelompok besar Bodhisatwa daur ulang seperti kalian, maka Tzu Chi menjadi lebih cemerlang dan indah. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Memperpanjang Usia Barang

Suara Kasih : Memperpanjang Usia Barang

20 September 2010 Bila bumi sehat, manusia akan hidup tenteram. Bila bumi tak sehat, manusia tak dapat hidup tenteram. ”Mengapa bumi bisa sakit?” tanya Master Cheng Yen. ”Karena manusia melukainya. Demi mendapatkan keuntungan, manusia merusak alam.
20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

14 Oktober 2013 Analogi ini persis seperti Tzu Chi Indonesia. Selama 20 tahun Tzu Chi menebarkan cinta kasih di bumi nusantara, sepanjang itu pula suka duka terkumpul hingga membuat sebuah karakter yang solid.
Benih Tzu Chi di Palembang

Benih Tzu Chi di Palembang

29 Maret 2011 Untuk mengenalkan dan juga menanamkan benih-benih Tzu Chi di Palembang, pada tanggal 26 dan 27 Maret 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan acara Ramah Tamah dan juga Pelatihan Relawan Abu Putih yang pertama.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -