Suara Kasih : Berpuas Diri

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Senantiasa Berpuas Diri dan Bersukacita
 

Badai topan berkekuatan sangat besar
Meningkatkan kesadaran dan menumbuhkan berkah dan kebijaksanaan
Penyaluran bantuan di Amerika Serikat telah dimulai
Mempraktikkan Dharma dengan menggalang Bodhisatwa dunia

Setiap hari kita melihat bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Contohnya sejak bulan April, badai tornado terus melanda beberapa wilayah di Amerika Serikat. Terkadang, badai Tornado terjadi lebih dari 200 kali dalam sehari.

Ketidakselarasan unsur alam sungguh mengkhawatirkan. Begitu juga dengan unsur air. Sejak akhir bulan April, hujan terus turun tanpa henti. Tanggal 2 Mei 2011, permukaan air Sungai Mississippi mengalami kenaikan sehingga mengakibatkan banjir yang besar dan berdampak pada wilayah yang luas. Mereka memperkirakan luasnya hampir sama dengan luas Italia. Hal ini karena Sungai Mississippi adalah sungai terpanjang di Amerika Serikat. Aliran air terus bergerak ke arah selatan dan telah merendam 8 negara bagian. Saya sungguh prihatin melihatnya.

Inilah bencana yang terjadi di Amerika Serikat. Meski insan Tzu Chi di Amerika Serikat sangat giat, namun jumlah mereka sangatlah sedikit bila dibandingkan dengan populasi warga setempat. Sungguh tidak seimbang. Mereka bagaikan beberapa ekor semut yang ada di kaki Gunung Sumeru. Sungguh sedikit. Saya terus mengimbau insan Tzu Chi Amerika Serikat untuk menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia.

Lihatlah, saat bencana terjadi, mereka selalu merasa kekurangan relawan karena harus menempuh perjalanan jauh. Wilayah yang terdekat pun membutuhkan perjalanan ratusan kilometer. Contohnya, kali ini beberapa relawan dari Kantor Penghubung Tzu Chi di AS berangkat ke Kota Kansas untuk menghadiri rapat organisasi bantuan kemanusiaan National Voluntary Organizations di seluruh Amerika serikat. Sesaat setelah tiba di hotel, mereka mendapat kabar bahwa sebuah badai tornado berkekuatan besar menerjang Kota Joplin, Missouri. Karena itu, mereka segera bergerak untuk menyurvei lokasi bencana.

 

Selain itu, ada pula insan Tzu Chi dari Washington dan Georgia sejak akhir bulan April hingga kini terus menyurvei lokasi dan melakukan pembagian barang bantuan beberapa kali. Mereka sungguh bekerja keras. Karena itu, kita sungguh harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Kita harus tahu cara untuk mengurangi bencana di dunia. Satu-satunya cara adalah harus menyucikan pikiran manusia serta menjaga tubuh, ucapan, dan pikiran sebaik mungkin.

 

Bagaimana caranya agar tubuh kita tidak menciptakan karma buruk, melainkan menciptakan manfaat bagi semua orang? Janganlah kita merugikan orang lain, melainkan harus menciptakan manfaat bagi semua orang. Kita harus menciptakan berkah dan tidak menciptakan karma buruk. Bila setiap orang menjaga hati sebaik mungkin sebaik mungkin dan bersama-sama menciptakan berkah, bukankah kekuatan yang terhimpun. Dengan menghimpun berkah yang besar, barulah dapat mengurangi bencana.

Topan adalah hembusan angin kencang. Angin tak dapat dilihat maupun disentuh. Namun, jika ia telah terbentuk menjadi topan, maka kekuatannya akan sangat besar. Jadi, kekuatan karma buruk kolektif juga dapat membuat iklim menjadi ekstrem sehingga bencana besar terjadi. Bila setiap orang menciptakan berkah, maka kekuatan kebajikan akan terhimpun. Dengan demikian, barulah dapat mengurangi terjadinya bencana. Inilah prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha. Kita sungguh harus menjaga pikiran sebaik mungkin, barulah dapat menginspirasi orang lain. Bila ingin menggalang Bodhisatwa dunia, namun tidak menjaga tubuh, ucapan, dan pikiran, bagaimana kita dapat menginspirasi dan membimbing orang lain untuk menapaki jalan Bodhisatwa? Karena itu, kita harus mempraktikkan ajaran Buddha.

Untuk itu, kita harus tahu berpuas diri. Setiap hari saya mengingatkan kalian agar tahu berpuas diri, bersyukur, penuh pengertian, dan berlapang dada. Tidaklah cukup jika hanya mengingatnya saja. Kita harus mempraktikkannya dalam interaksi antarsesama. Saat enam indra bersentuhan dengan enam obyek luar, kita harus bisa mengendalikan diri. Dengan demikian, barulah kita dapat menginspirasi orang lain. Jadi, kita harus senantiasa bersyukur dan bersukacita.

Kita harus senantiasa mengingatkan diri untuk bersyukur atas segala yang dimiliki. Janganlah memikirkan apa yang tak kita miliki, melainkan harus memikirkan apa yang kita miliki. Dibanding dengan orang lain yang kurang beruntung, kita sungguh harus bersyukur. Setidaknya, kita harus bersyukur karena berada dalam kondisi aman dan tenteram. Karena itu, hati kita harus senantiasa dipenuhi sukacita.

Bila senantiasa diliputi rasa syukur, penuh berkah, dan bergembira, maka hidup kita akan damai dan tenteram. Janganlah selalu berpikir: orang lain memiliki sesuatu, mengapa saya tidak? Janganlah berpikir demikian. Lihatlah Amerika Serikat yang merupakan negara maju dan berkuasa. Namun, kita dapat melihat betapa besarnya dampak bencana alam bagi warga setempat. Bagaimana manusia dapat melawannya? Singkat kata, terhadap bencana banjir kali ini, pemerintah Amerika Serikat masih mengalami kesulitan untuk menanganinya sementara badai Tornado masih terus mengintai.

Lihatlah berbagai bencana yang melanda Amerika Serikat. Janganlah kita berpikir bahwa kekuatan manusia melebihi kekuatan alam. Sesungguhnya, akibat karma buruk manusia yang terus terakumulasi, negara yang makmur dan kuat sekalipun tidak dapat terhindar dari kekuatan alam. Intinya, karena berbagai bencana yang terjadi di dunia, kita harus lebih meningkatkan kewaspadaan.

Di permukaan laut telah terbentuk sebuah topan, karena itu kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Kita juga harus berdoa bagi warga Filipina, semoga mereka dapat aman dan selamat. Singkat kata, bumi dan semua makhluk saling berkaitan. Kita harus berdoa bagi ketenteraman dunia dan kedamaian setiap orang. Demi mengurangi bencana di dunia, kita harus bergumul dengan niat baik dan godaan. Terkadang, hal ini sungguh sulit bagi kita. Baiklah, singkat kata, kita harus senantiasa mawas diri dan berhati tulus. Kita harus bertobat setiap detik. Dengan menjaga pikiran sebaik mungkin, barulah dunia dapat aman dan damai. Diterjemahkan oleh: Lena.


Artikel Terkait

Ketulusan Relawan Memperhatikan Lansia

Ketulusan Relawan Memperhatikan Lansia

05 September 2018

Celana hitam yang dikenakan relawan Tzu Chi hari itu sudah tak karuan lagi warnanya. Seragam biru maupun abu-abu juga sudah lepek karena keringat. Tapi tak satupun keluhan keluar dari lisan mereka. Relawan justru saling menyemangati agar rumah kontrakan penerima bantuan Tzu Chi di Duren Sawit, Jakarta Timur ini bersih dan layak ditempati.

Bersama Untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Bersama Untuk Kehidupan yang Lebih Baik

13 Januari 2011 Jumat, 7 Januari 2011 sebanyak 50 orang yang tergabung dalam HIPMI Jaya tersebut disambut oleh Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin dan ketua relawan komunitas He Qi Utara Like  Hermansyah.
Menuangkan Kreatifitas Melalui Lomba Mewarnai

Menuangkan Kreatifitas Melalui Lomba Mewarnai

05 September 2016
Untuk menyemarakkan Bazar Amal Tzu Chi di Mal SKA Pekanbaru, relawan menggelar lomba mewarnai untuk siswa tingkat TK B hingga kelas II SD pada 30-31 Juli 2016. Lomba mewarnai ini mengangkat tema “Keluarga Bahagia”.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -