Suara Kasih: Kegigihan Staf Empat Misi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

  Kegigihan Staf Empat Misi Tzu Chi

 

Melindungi bumi dimulai dari meja makan
Menjalani pola hidup sederhana dan bervegetarian
Bersama-sama menyiapkan masakan bagai satu keluarga
Staf empat misi bersatu hati, giat, dan bersemangat

Para Staf empat misi mengikuti pelatihan dengan giat dan bersemangat. Mereka bekerja sama dengan harmonis untuk mendalami semangat dan filosofi Tzu Chi. Setiap orang sangat giat, bersemangat, dan saling berinteraksi dengan cinta kasih. Saya sungguh bersyukur dan tersentuh melihatnya. Sebelum menghadiri pelatihan, mereka menyiapkan berbagai masakan andalan agar seluruh peserta dapat mencicipi beragam makanan. Namun, yang terpenting adalah menjalani pola hidup sederhana, bahagia, dan kaya secara spiritual. Kekayaan spiritual berasal dari interaksi penuh cinta kasih dan keharmonisan antarsesama yang akan membuat kita bahagia meski berada di tengah kesederhanaan.

Staf Empat Misi Tzu Chi kembali ke Hualien. “Sebagai tuan rumah, kami menyiapkan menu cabai agar mereka merasakan sambutan kami. Untuk membuat kimchi, proporsi bahan-bahannya harus tepat. Dulu kami menambahkan satu angka nol pada jumlah wortel yang dibutuhkan, yaitu 10 kali lipat dari yang seharusnya. Saat itu, wortelnya jadi terlalu banyak. Kali ini kami tak akan salah menakar cabai. Bila tidak, maka akan sangat pedas. Semoga setelah memakannya, kalian dapat memberi saran untuk perbaikan,” ujar relawan.

Kimchi dari Xindian sangat lezat! Mereka menyiapkan masakan sendiri. Menyiapkan masakan bersama rekan kerja pasti sangat menyenangkan dan penuh rasa kekeluargaan. Mereka bekerja sama untuk menyiapkan masakan. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Namun, kebiasaan orang masa kini tidaklah demikian. Mereka selalu membeli nasi kotak dari luar dan sangat pilih-pilih makanan.

Di Jepang terdapat banyak sekali toko penjual nasi kotak. Makanan-makanan tersebut memiliki masa kedaluwarsa. Bila tak terjual hingga kedaluwarsa, makanan-makanan itu akan dibuang. Baik pengusaha, pemerintah setempat, maupun konsumen, semuanya merasa kebiasaan ini sangat boros. Dalam sehari, jumlah makanan yang dibuang mencapai 3 kali lipat dari makanan yang diproduksi. Pemilik toko berkata bahwa seluruh isi nasi kotak itu, baik sayuran, nasi, daging, dan lain-lain, semuanya diimpor dari luar negeri. Ada beberapa bahan yang harus berkeliling bumi sebanyak 4 kali sebelum tiba di Jepang.

Seiring berlangsungnya rantai perdagangan, harga barang pun mengalami kenaikan. Harga barang mengalami kenaikan karena biaya transportasi. Transportasi mengakibatkan pencemaran dan menciptakan banyak emisi karbon. Semua ini merupakan lingkaran buruk. Sesungguhnya, warga di setiap negara dapat menggunakan sumber daya setempat dan bercocok tanam sendiri untuk menopang kehidupan mereka. Namun, tidak ada yang mau melakukannya. Dengan mengonsumsi makanan impor, mereka baru merasa mengikuti gaya hidup masa kini. Inilah pandangan keliru yang dapat mengikis berkah kita.

Dalam sehari, banyak sekali makanan yang dibuang. Singkat kata, tindakan mengikis berkah dan tidak menciptakan berkah ini sungguh berbahaya. Sesungguhnya, tindakan itu akan menyebabkan krisis bahan pangan dan bencana kelaparan di seluruh dunia. Karena itu, belasan negara anggota PBB menandatangani kesepakatan untuk menyimpan cadangan bahan pangan guna mengantisipasi bencana kelaparan.

Di Thailand, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan harga beras. Dahulu mereka selalu mengekspor beras. Kini mereka membatasi ekspor beras. Kenaikan harga beras yang sangat tinggi mengakibatkan penurunan ekspor beras. Mereka menaikkan harga beras untuk membatasi jumlah ekspor. Meski para petani sangat gembira dengan kebijakan ini, namun para pengekspor sangat khawatir.

 

Hal ini juga berdampak pada warga kurang mampu. Warga yang hidup dalam kondisi minim semakin sulit bertahan hidup akibat melambungnya harga beras. Selain itu, banyak negara di Asia Tenggara yang dilanda bencana banjir. Contohnya Filipina dan Thailand. Kondisi Thailand sangat mengkhawatirkan. Sejak akhir bulan Juli, Thailand diguyur hujan deras. Hujan yang tak berhenti hingga sekarang mengakibatkan bencana banjir di Thailand utara dan terus meluas ke wilayah selatan.

 

Siaran berita melaporkan bahwa banjir telah mendekati Bangkok. Tentu saja, Vietnam, Kamboja, dan Laos juga dilanda bencana banjir. Genangan air telah mencapai di atas pinggang. Mengapa banyak sekali negara yang dilanda bencana banjir? Alam sungguh tidak selaras. Ada pula tempat yang dilanda kekeringan. Ketidakselarasan empat unsur alam mendatangkan penderitaan bagi banyak orang.

Manusia harus berintrospeksi dan memikirkan cara untuk mengembalikan keselarasan empat unsur alam. Hanya manusialah yang dapat mengembalikan keselarasan empat unsur alam. Kita harus memahami prinsip kebenaran dari segala sesuatu di dunia baik iklim, alam, maupun segala materi. Kita juga harus memahami tubuh manusia,dan yang terpenting adalah pikiran manusia karena segala perbuatan manusia akan menciptakan karma.

Kekuatan karma yang kita ciptakan akan memengaruhi alam, iklim, dan kondisi bumi. Itu semua bermula dari pikiran manusia. Akumulasi perbuatan manusia ini membawa kerusakan bagi bumi. Saya sungguh merasa sifat hakiki manusia sangat menakjubkan. Di dalam hakikat manusia yang menakjubkan ini terkandung cinta kasih yang tak terhingga. Namun, kita tidak membangkitkannya. Kita malah membangkitkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan.

Setiap orang ingin menikmati hidup, namun enggan bekerja keras. Mereka bahkan tidak mau memasak di rumah atau menjaga keharmonisan rumah tangga. Mereka malah membeli makanan di luar. Untuk keluar membeli makanan, mereka harus mengendarai sepeda motor atau mobil sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan menciptakan emisi karbon. 

Semua perbuatan ini bermula dari pikiran. Inilah yang disebut karma. Karena itu, Buddha menyerukan kepada kita untuk mengembangkan semangat Mahayana dan membabarkan ajaran kebenaran ke seluruh dunia. Kita harus memahami prinsip kebenaran. Setelah itu, barulah kita dapat melindungi bumi dan menginspirasi setiap orang untuk membangkitkan cinta kasih universal yang tanpa pamrih. Dengan demikian, barulah luka bumi dapat disembuhkan dan kondisi iklim dapat kembali selaras.Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. 

 


Artikel Terkait

Mendampingi dengan Kasih Sayang

Mendampingi dengan Kasih Sayang

06 September 2012 Selama menjadi anak asuh Tzu Chi, prestasi Antony selalu saja membanggakan orang tuanya dan ini merupakan cara Antony dan keluarganya berterima kasih kepada Tzu Chi.
Alat Permainan Edukatif untuk Balai Penitipan Anak Lenggana

Alat Permainan Edukatif untuk Balai Penitipan Anak Lenggana

03 April 2024

Relawan Tzu Chi Komunitas Sinar Mas di Xie Li Kalimantan Tengah 3 memberikan alat permainan edukatif untuk Balai Penitipan Anak (BPA) di Kebun Lenggana. Ada puzzle berbentuk huruf alfabet, angka, hewan, dan buah-buahan, juga mainan lego. 

Ifit yang Kini Lebih Percaya Diri

Ifit yang Kini Lebih Percaya Diri

29 Juni 2020

Relawan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih ke rumah Ifit Safitri (8) di Kampung Cihaliwung, Desa Cikancana, Kec. Sukaresmi, Cianjur, Jumat, 26 Juni 2020. Ifit Safitri adalah salah satu pasien operasi bibir sumbing yang berhasil ditangani pada kegiatan baksos yang digelar Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada November 2019 lalu di RS Bhayangkara, Cianjur, Jawa Barat. 

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -