Suara Kasih: Membawakan Kehangatan di Tengah Musim Dingin

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Membawakan Kehangatan di Tengah Musim Dingin

Menempuh perjalanan jauh untuk menyalurkan bantuan di Pesisir Timur AS
Membangkitkan niat baik untuk membantu semua orang tanpa mementingkan jalinan jodohCinta kasih di dunia mencairkan salju yang dingin
Penghiburan penuh kehangatan mengalahkan mentari di musim semi

 

“Saya nomor satu. Saya datang pukul 1.15 dini hari. Kami ada di barisan nomor dua. Kami sudah ada di sini pada pukul 1.15 pagi ini. Saya nomor tiga. Saya sudah di sini pada pukul 3 dini hari,” kata para warga yang mengantri.  

Sulit, sungguh sulit. Secara pribadi, saya tak ingin membicarakannya, tetapi sungguh mengerikan. Akan tetapi, hari ini adalah hari yang lebih baik. Hari ini pasti akan lebih baik. Jika tidak benar-benar membutuhkannya, bagaimana mungkin mereka sudah datang sejak dini hari dan mengantri di tengah cuaca yang dingin demi menerima kartu debit sebesar 600 dolar AS, selimut, paket kebutuhan sehari-hari, dll. Ini karena mereka sangat membutuhkan bantuan, namun yang paling mereka butuhkan adalah kekuatan cinta kasih dan rasa hormat dari para pemberi bantuan. Inilah yang mereka butuhkan. Jika mereka menerima bantuan tanpa disertai perlakukan penuh hormat, saya rasa mereka juga tidak bersedia datang untuk mengantri sejak dini hari dan menunggu selama berjam-jam.

Insan Tzu Chi yang menyalurkan bantuan juga merasa tidak tega melihat mereka datang begitu awal. Mengapa mereka harus datang begitu awal? Banyak orang yang bertanya-tanya. Mengapa mereka mau menunggu di tengah cuaca yang dingin itu? Ini karena cinta kasih. Mereka datang untuk menerima perhatian yang tulus dan cinta kasih penuh hormat. Terima kasih atas kedatangan kalian. Terima kasih atas bantuan kalian. Setelah bisa bangkit kembali, kami pasti akan membalas budi kalian. Terima kasih.  

 

“Saya tidak bisa memercayainya. Kita tidak pernah mengenal sebelumnya, tetapi kalian begitu murah hati menolong orang yang membutuhkan. Kalian bukan hanya sebuah organisasi kemanusiaan, tetapi adalah malaikat pelindung,” kata seorang warga.

 

Melihat kondisi mereka, saya sungguh merasa tak sampai hati. Berapa banyak bantuan yang bisa kita berikan untuk mereka? Jadi, inilah bentuk cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh. Para korban mengalami penderitaan akibat ketidakselarasan empat unsur alam, hati insan Tzu Chi juga ikut terluka dan merintih. Inilah cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh. Meski bencana tidak berdampak pada kita, tetapi karena merasa tak sampai hati, kita terus memikirkan cara untuk memulihkan kehidupan para korban bencana. Karena itu, insan Tzu Chi terus memberikan penghiburan dan cinta kasih kepada mereka.

Tahukah kalian berapa banyak insan Tzu Chi yang dikerahkan untuk memuat barang bantuan dan selimut ke dalam mobil? Di Texas, banyak insan Tzu Chi yang bergerak untuk membantu. Dengan kekuatan cinta kasih, mereka membantu membungkus dan mengemas barang bantuan, lalu memuatnya ke dalam truk. Setelah itu, mereka harus mengendarai truk itu selama 48 jam untuk tiba di New Jersey. Lihatlah, setiap orang bersumbangsih dengan sukarela. Setelah tiba di New Jersey, insan Tzu Chi kembali membongkar dan menyusun semua barang bantuan. Mereka telah bekerja keras demi mengantarkan setiap helai pakaian dan selimut yang penuh kehangatan agar bisa segera dikenakan oleh para korban bencana. Meski harus bekerja keras, mereka melakukannya dengan sukarela. Kontribusi penuh sukarela tersebut merupakan wujud cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh.

Selain itu, kita juga dapat melihat saat ini insan Tzu Chi di belasan negara sudah terjun ke jalan untuk menggalang dana. Tentu saja, insan Tzu Chi di Amerika Serikat juga melakukan penggalangan dana di jalanan. Kita juga melihat sebuah sekolah di Dallas, Texas. Kepala sekolah dari sekolah itu mengajak para siswa untuk menggalang dana di jalan. Selain itu, dia juga mengundang insan Tzu Chi untuk menggalang dana di sekolahnya. Beberapa siswa bahkan berkata, “Kami akan membantu kalian menggalang dana di seluruh lingkungan sekolah.” Mereka sungguh membawa kotak dana Tzu Chi dan berkeliling ke setiap ruang kelas untuk menggalang dana. Setelah berkeliling sekali, mereka mengembalikan kotak dana tersebut ke tangan insan Tzu Chi. Lihatlah, para siswa juga ikut  membangkitkan cinta kasih mereka. Saya juga mendengar bahwa di setiap lokasi pembagian bantuan, para insan Tzu Chi selalu berbagi tentang kisah semangat celengan bambu Tzu Chi yang penuh kehangatan.

Setelah mendengar kisah Tzu Chi, seorang penerima bantuan membawa celengan bambu pulang ke rumahnya dan mendukung putrinya untuk meneladani insan Tzu Chi. Mereka memasukkan koin ke dalam celengan bambu dan mengembalikannya kepada kita setelah penuh. Kemarin, saya juga mendengar Relawan Ji Jie dari Chicago berbagi bahwa seorang korban bencana bertanya padanya, “Apakah kalian tidak bekerja?” Dia segera menjawab, “Ada, kami semua memiliki pekerjaan.” “Sebagian besar dari kami mengambil cuti dan menempuh perjalanan jauh ke sini.” “Kami harus merogoh kocek sendiri untuk membayar biaya transportasi dan biaya penginapan di hotel.” Mendengar itu, korban bencana itu berkata, “Rumah saya sudah dirapikan dan sudah ada ruang.” “Anda jangan tinggal di hotel.” “Tinggallah di rumah saya.” Inilah hasil yang mereka terima karena mereka bisa turut merasakan penderitaan orang lain dan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati. Karenanya, mereka bisa mendapatkan respon yang demikian hangat.

Selain itu, Pengawas Keuangan Kota New York juga menggelar konferensi pers untuk mengungkapkan terima kasih atas bantuan Tzu Chi. Dia membuka sebuah konferensi pers untuk mengungkapkan terima kasih kepada Tzu Chi. Dalam konferensi itu, dia berkata bahwa Tzu Chi merupakan sebuah organisasi Buddhis yang berasal dari Taiwan yang senantiasa bersumbangsih dengan sungguh-sungguh dan penuh ketulusan. Pascabencana, Tzu Chi merupakan organisasi pertama yang masuk ke lokasi bencana untuk bersumbangsih dengan sungguh-sungguh. Tak hanya di Amerika Serikat, sesungguhnya di negara-negara lainnya, insan Tzu Chi juga telah terjun ke jalan untuk menggalang dana. Mereka mulai menggalang dana secara internal terlebih dahulu, baru terjun ke tengah masyarakat. Banyak media massa yang melaporkan kegiatan penggalangan dana Tzu Chi.

Para insan Tzu Chi di berbagai negara sangat aktif dan bersemangat untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Dengan memiliki cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh dan perasaan senasib sepenanggungan, kita akan bisa bersumbangsih tanpa penyesalan. Meski harus terjun ke jalan-jalan dan merasa kedinginan, mereka tidak merasakan penyesalan. Mereka tetap bersumbangsih dengan penuh syukur dan sukacita. Dengan penuh welas asih agung, insan Tzu Chi terus berada di lokasi bencana untuk membantu orang-orang yang menderita agar memperoleh bantuan. Para insan Tzu Chi sungguh bekerja keras. Jika bukan karena perasaan senasib sepenangungan dan sumbangsih mereka yang tanpa penyesalan, keluh kesah dan kerisauan, bagaimana penyaluran bantuan Tzu Chi bisa berjalan dengan lancar? Selain itu, insan Tzu Chi juga tidak henti-hentinya berbagi dengan mereka bahwa orang-orang di seluruh dunia terus menghimpun kekuatan dan cinta kasih untuk membantu mereka. Insan Tzu Chi terus berusaha membuat mereka memahami bahwa banyak orang di seluruh dunia yang sangat memerhatikan mereka. Banyak orang yang bekerja keras demi mereka. Karena itu, para korban bencana merasa semakin tersentuh dan semakin yakin akan cinta kasih Tzu Chi. Seperti yang kalian tahu, kami mengalami bencana yang sangat parah akibat badai. Orang-orang di kota kami mengalami banyak penderitaan selama beberapa minggu terakhir ini. Hari ini organisasi kalian datang membantu banyak warga. Saya sangat berterima kasih atas segala bantuan kalian. Hati kalian sangat lapang. Kami sangat berterima kasih atas semuanya.

Pada kegiatan penyaluran bantuan pascabadai di Pesisir Timur Amerika Serikat kali ini, kita dapat melihat cinta kasih setiap orang terus terpancar bagaikan riak air yang terus menyebar sehingga kekuatan cinta kasih setiap orang ini bisa terus terhimpun. Saya sangat berterima kasih. Inilah keindahan dan kehangatan di dunia.(Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Berkumpul Untuk Berbagi

Berkumpul Untuk Berbagi

03 Oktober 2014 Hubungan persaudaraan akan terasa hambar bila lama tidak berkumpul. Hubungan pertemanan akan luntur bila lama tidak saling menyapa. Pada tanggal 28 September 2014 yang bertepatan dengan Hari Tzu Chi Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang mengadakan acara gathering di kantor penghubung Singkawang.
Pendidikan yang Menciptakan Keindahan

Pendidikan yang Menciptakan Keindahan

16 Mei 2011
Master Cheng Yen mengatakan bahwa tujuan pendidikan di Tzu Chi adalah menciptakan masyarakat yang harmonis. Keharmonisan datang dari tata krama yang baik. Selain menanamkan tata krama yang baik, kita juga harus mengembangkan kebijaksanaan mereka.
Membangkitkan Nilai Hormat dan Bakti pada Orang Tua

Membangkitkan Nilai Hormat dan Bakti pada Orang Tua

12 Desember 2019

Pada tanggal 11 Desember 2019, sebanyak 450 siswa-siswi kelas 1 dan kelas 6 SD Tzu Chi Indonesia merayakan hari berbakti kepada orang tua.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -