Suara Kasih: Membentangkan Jalan dengan Welas Asih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Membentangkan Jalan dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan

Dunia Saha ini penuh dengan bencana dan gempa dahsyat
Menyalurkan bantuan di tengah angin kencang dan salju
Mengembangkan welas asih dan kebijaksanaan untuk menyalurkan bantuan di wilayah perbatasan
Membangun jembatan batin dengan rasa syukur dan hormat

 

Pada pukul 12.00 lewat dini hari waktu Taiwan, saat kita tengah tertidur pulas, di saat itu pula, tepatnya pukul 10.35 siang waktu Guatemala, tiba-tiba terjadi guncangan dahsyat, yaitu gempa bumi berkekuatan 7,4 SR. Sesuai berita yang beredar, gempa bumi itu menelan beberapa korban jiwa dan menciptakan kerusakan yang parah. Tinggal di dunia ini, saat berada dalam kondisi aman dan tenteram, kita harus senantiasa bersyukur.

Pada saat sekarang ini, para korban akibat Badai Sandy di New York masih sangat menderita. Mereka juga khawatir karena selain suhu udara yang mulai menurun, salju dan hujan juga turun dengan lebat. Lihatlah, proses pembersihan masih sangat panjang. Untuk kembali memulihkan berbagai sendi kehidupan, sungguh diperlukan waktu yang panjang. Saya yakin di tengah kondisi cuaca yang ekstrem ini, insan Tzu Chi juga mengalami kesulitan untuk menyalurkan bantuan dan menyurvei lokasi bencana. Kita juga melihat seorang wali kota yang pernah memerankan tokoh Ananda telah menyerahkan daftar keluarga yang membutuhkan bantuan kepada insan Tzu Chi. Akan tetapi, kemarin adalah hari Pemilu di AS. Saya yakin para insan Tzu Chi bisa segera mengantarkan cinta kasih secara langsung ke daerah bencana terparah untuk menghangatkan fisik dan batin korban.

Dunia ini penuh dengan bencana. Bencana di Suriah tercipta akibat ulah manusia. Warga Suriah yang mengungsi ke Yordania jumlahnya telah lebih dari 200.000 orang. Sesungguhnya, sebagian wilayah Yordania adalah gurun pasir yang juga kekurangan air. Karena itu, pemerintah Yordania  memikul tanggung jawab yang berat dalam menyediakan minuman dan makanan  bagi para pengungsi Suriah. Pada pertengahan bulan Juni lalu, seorang pangeran dari Yordania meminta Ji Hui untuk pergi ke kamp pengungsi di perbatasan demi memahami bantuan apa  yang bisa Tzu Chi berikan. Akan tetapi, untuk menyalurkan bantuan di wilayah perbatasan tingkat kesulitannya sangat tinggi karena ada sebagian warga Suriah yang masih mendiskriminasi orang Tionghoa.

Mereka beranggapan bahwa Tiongkok merupakan salah satu Negara yang tidak mendukung resolusi PBB sehingga konflik di Suriah semakin panjang. Karena itu, untuk membantu mereka juga tidaklah mudah. Melihat itu, Ji Hui pun mencari salah seorang murid taekwondonya yang pernah membantu para pengungsi Suriah. Muridnya lalu membawa Ji Hui menemui organisasi Muslim setempat agar Ji Hui bisa berbagi tentang penyaluran bantuan jangka panjang yang telah dilakukan Tzu Chi bagi para pengungsi Suriah di wilayah perbatasan.

Relawan Ji Hui juga memperlihatkan cinta kasih insan Tzu Chi Taiwan dalam menyiapkan enam peti kemas pakaian. Semua pakaian itu disortir  sesuai dengan ukuran besar, kecil, maupun sedang. Jika pakaian itu kotor dan kusut, insan Tzu Chi akan mencuci dan menyetrikanya. Jika salah satu kancing baju lepas, mereka akan mengganti semua kancing dengan yang baru. Selain itu, mengetahui warga Suriah lebih suka mengenakan pakaian yang sederhana, insan Tzu Chi pun menyiapkan pakaian sesuai selera mereka, namun bisa tetap menjaga kehangatan. Tayangan tentang bagaimana insan Tzu Chi Taiwan menyiapkan dan mengemas pakaian dengan penuh cinta kasih ini, Ji Hui tunjukkan kepada organisasi amal setempat. Ji Hui juga berkata bahwa meski merupakan organisasi Buddhis, Tzu Chi senantiasa bersumbangsih tanpa membeda-bedakan agama, negara, dan ras. Di negara mana pun yang membutuhkan, insan Tzu Chi selalu menginjakkan kaki ke sana untuk bersumbangsih tanpa pamrih serta penuh rasa hormat. Relawan Ji Hui menjelaskan semua ini satu per satu kepada organisasi setempat. kepada organisasi setempat.

Setelah melihat dan memahami  penjelasan insan Tzu Chi, mereka pun menghormati keberadaan kita. Akhirnya, pada tanggal 3 dan 4 November lalu, para insan Tzu Chi mengantarkan barang bantuan ke perbatasan Yordania. Saya sangat berterima kasih  kepada insan Tzu Chi Taiwan yang senantiasa bersumbangsih dengan cinta kasih bagi dunia internasional. Orang yang menerima bantuan dari kita juga dipenuhi rasa syukur. Karena itu, kita harus senantiasa menghimpun kekuatan cinta kasih dalam keseharian. Sesungguhnya, jumlah insan Tzu Chi di Yordania tidaklah banyak, namun mereka telah banyak bersumbangsih di negara yang luas itu, termasuk bagi para warga Suriah yang mengungsi ke perbatasan Yordania.

Pada musim dingin, jalanan di padang pasir sulit ditempuh  karena pasir beterbangan ditiup angin kencang. Akan tetapi, mereka telah mengatasi berbagai kesulitan tersebut. Pada musim dingin seperti saat ini, kondisi cuaca di Yordania sangatlah dingin. Meski demikian, insan Tzu Chi akan senantiasa mengantarkan cinta kasih yang penuh kehangatan bagi para pengungsi Suriah. Berhubung jumlah pengungsi di Yordania terus bertambah, insan Tzu Chi pun tak hentinya mencurahkan perhatian dan memberikan bantuan bagi mereka. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Kita juga melihat tayangan penuh kehangatan di Xiamen, Tiongkok tentang insan Tzu Chi yang terus mencurahkan perhatian bagi mereka yang membutuhkan. Lihatlah, tak hanya para lansia yang memperoleh cinta kasih dari insan Tzu Chi, bahkan warga yang tinggal di daerah pegunungan juga turut mendapat curahan perhatian. Selain memberikan penghiburan penuh cinta kasih, insan Tzu Chi juga  memberikan dukungan moril bagi mereka.

Inilah kehangatan di dunia. Kita juga melihat Bodhisatwa dunia di Indonesia yang terus bertambah. Semoga setiap orang bisa terus menggerakkan  “satu orang satu Bodhisatwa”. Dengan bertambahnya jumlah Bodhisatwa, barulah bisa menyelaraskan batin manusia  sehingga masyarakat bisa harmonis dan dunia terbebas dari bencana. Kita membutuhkan kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang untuk memerhatikan dunia ini. Ini adalah ajaran kebenaran Buddha. Intinya, kita harus lebih giat menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Setiap orang harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan, mawas diri, berhati tulus, serta berdoa semoga dunia ini terbebas dari bencana. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

Genggam Momen Terus Bersumbangsih

20 September 2022

Relawan komunitas Titi Kuning Medan mengadakan acara Gathering Relawan yang kedua di 2022 dengan total 25 relawan dan calon relawan di Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning pada Minggu, 11 September 2022. 

Indahnya Kebersamaan

Indahnya Kebersamaan

23 Maret 2010
Suasana akrab dan ceria semakin terasa di antara anak-anak ketika Erni, salah satu relawan memimpin permainan mencari teman baru. Permainan ini bertujuan agar anak-anak terpicu untuk lebih mengenal satu sama lain.
Diskusi Tentang Transformasi Digital dalam Pelayanan Kesehatan

Diskusi Tentang Transformasi Digital dalam Pelayanan Kesehatan

21 Desember 2023

Tzu Chi Hospital menerima kunjungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Middlesex University, Inggris pada Selasa, 19 Desember 2023.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -