Suara Kasih: Membimbing Semua Makhluk

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Membimbing Semua Makhluk dengan Catur-Samgraha-Vastu

 

Relawan Afrika Selatan menyelami Dharma
Para anggota Tzu Ching mengikuti kamp dengan penuh semangat
Memikul tanggung jawab atas dunia
Membimbing semua makhluk dengan Catur-samgraha-vastu

Tadi kita telah melihat insan Tzu Chi di Afrika Selatan mengadakan pementasan adaptasi Sutra. Lihatlah betapa mengagumkan dan tertibnya mereka. Pementasan adaptasi Sutra yang mereka adakan di sana telah membuat banyak orang tersentuh. Adaptasi Sutra yang dipentaskan sesungguhnya sangat mudah dimengerti. Akan tetapi, pementasan para relawan yang penuh ketulusan membuat kami merasa dalam kehidupan ini kita sungguh harus bertobat atas segala sesuatu yang kita perbuat. Berkat sekelompok Bodhisatwa di Afrika, batin warga setempat tak lagi “kering” dan “gersang”. Kini batin mereka telah “menghijau” karena dibasahi oleh Dharma. Melihat kondisi batin mereka, saya sungguh merasa tenang.

Kita juga melihat para anggota Tzu Ching. Sebelum matahari terbit, di tengah cuaca yang dingin ini, mereka sangat giat dan bersemangat pulang ke kampung halaman batin dengan berjalan kaki. Selama beberapa hari ini, mereka mengikuti kamp di Aula Jing Si di Hualien. Mereka saling berinteraksi,saling mendukung, dan saling menginspirasi. Seorang peserta kamp berkata “Saya yakin mereka telah mempelajari banyak hal. Dengan menyisihkan sedikit uang,kita bisa membantu orang yang membutuhkan dan mewariskan niat baik kepada banyak orang. Dalam kehidupan ini,jika tak sungguh-sungguh memahami prinsip kebenaran, maka kita akan mudah berjalan menyimpang. Semoga saya bisa memanfaatkan waktu dan tidak membiarkan kehidupan saya menjadi tak bermakna.”

Seorang Tzu Ching di Indonesia berkata, ”Kakek Guru, saya mengasihi Anda. Sesungguhnya saya ingin sekali memeluk Kakek Guru langsung di Taiwan, tetapi jalinan jodoh saya belum sampai. Mungkin sewaktu-waktu saya akan bisa ke Taiwan secepatnya. Saya akan berusaha memeluk Kakek Guru dari sini dengan bervegetarian. Saya akan menjadi semut yang akan mengikuti Kakek Guru mendaki gunung Sumeru. Kakek Guru, saya mengasihi Anda.” Mereka adalah sekelompok anak muda yang baik. Melihat sekelompok anak muda yang turut memikul tanggung jawab atas dunia, saya sungguh merasakan sukacita. Perkataan Kevin, Tzu Ching di Indonesia itu sungguh membawa kehangatan. Bukankah yang dia katakan itu adalah suara hati semua anggota Tzu Ching? Saya yakin semua anggota Tzu Ching memiliki semangat pasukan semut yang meski bertubuh kecil, namun memiliki tekad yang besar. Saya sungguh gembira melihatnya.

Beberapa hari lalu adalah rapat para staf Empat Misi Tzu Chi. Saya juga dipenuhi sukacita dan rasa syukur. Dari segi misi kesehatan Tzu Chi, empat kepala RS Tzu Chi berbagi tentang cara mereka menggunakan Kata Perenungan Jing Si untuk berinteraksi dengan para pasien. Mereka sungguh patut dipuji. Tentu saja, misi pendidikan Tzu Chi lebih banyak menggunakan Kata Perenungan Jing Si. Mereka berbagi Kata Perenungan Jing Si dengan para siswa. Selain siswa sekolah dasar dan sekolah menengah, para siswa dari Institut Teknologi Tzu Chi dan Universitas Tzu Chi juga mempraktikkan Kata Perenungan Jing Si dalam kehidupan sehari-hari.

Kini mereka juga membuat tesis tentang Kata Perenungan Jing Si. Saya mendengar banyak orang menyerap, mempraktikkan, dan membuat tesis tentang Kata Perenungan Jing Si. Mereka juga menyebarkannya ke tempat yang lebih luas. Semua yang mereka lakukan tak terlepas dari ajaran Buddha. Sesungguhnya, Kata Perenungan Jing Si adalah ajaran Buddha. Saya hanya menyederhanakannya agar mudah dipahami.

Singkat kata, saya sangat bersyukur melihat setiap orang bermandi air Dharma. Demikian pula dengan misi budaya humanis Tzu Chi. Semoga para staf dari misi budaya humanis Tzu Chi bisa mulai mempraktikkan tutur kata penuh cinta kasih. bagian dari Catur-samgraha-vastu. Untuk menjadi Bodhisatwa, kita harus mempraktikkan empat hal yang disebut Catur-samgraha-vastu. Dengan mempraktikkan empat hal tersebut, barulah kita bisa menginspirasi dan menolong sesama. Untuk menginspirasi orang lain agar berjalan ke arah yang benar, kita membutuhkan cara. Karenanya, kita harus mempraktikkan empat hal ini di tengah masyarakat.

Yang pertama adalah dana. Dana terdiri atas banyak macam. Ada dana berupa uang dan dana berupa materi. ada pula dana berupa barang materi. Saat melihat orang kurang mampu, kita akan memberi bantuan materi. Saat melihat orang sakit, kita akan memberi bantuan pengobatan sekaligus memerhatikan batin pasien. Selain memberi bantuan materi, kita juga mendampingi, mendukung, serta berbagi Dharma dengan mereka. Kita memberi sebutir benih bodhi, lalu membasahi batin mereka dengan Dharma. Inilah yang disebut dana Dharma. Ada pula dana berupa dukungan. Bodhisatwa memberi dukungan kepada orang-orang agar bisa menjalani kehidupan dengan langkah yang mantap dan hati yang tenang tanpa ada kekhawatiran. Inilah cara kita membantu orang agar berjalan ke arah yang benar dengan tenang.

 

Yang kedua adalah tutur kata penuh cinta kasih. Kita harus berbicara dengan lemah lembut. Setiap orang ingin mendengar kata-kata yang baik. Untuk melunakkan orang yang keras kepala, kita harus menggunakan kelemahlembutan. Saya sering mengulas tentang kekuatan penuh kelemahlembutan. Kekuatan ini dimulai dari tutur kata. Kita harus bertutur kata penuh cinta kasih dan membimbing orang sesuai dengan sifat dan kemampuannya. Kita harus bertutur kata dengan lemah lembut untuk menghibur, mendukung, dan membimbing mereka. Kita harus melatih diri dalam ucapan. Janganlah memarahi orang, berkata-kata kosong, dan berlidah dua. Janganlah demikian.

Yang ketiga adalah tindakan bermanfaat. Segala sesuatu yang kita lakukan harus bermanfaat bagi dunia. Kita harus menenangkan batin manusia dan membimbing mereka berhati lapang dan berpikiran murni agar tak tertutup oleh kegelapan batin. Kita harus membimbing setiap orang untuk menjaga perbuatan, ucapan, dan pikiran. Tindakan yang bermanfaat ini harus dimulai dari diri sendiri dengan menjadi teladan bagi orang lain. Jika tak menjadi teladan, bagaimana kita bisa membimbing orang lain untuk berjalan ke arah yang benar? agar berjalan ke arah yang benar? Jadi, tindakan ini bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, kita menyadarkan diri sendiri dan orang lain.Inilah yang disebut kesempurnaan praktik dan kesadaran. Dengan memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, barulah kita bisa mencapai kesempurnaan praktik. Untuk itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan.

Yang keempat adalah kebersamaan. Kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk membimbing semua orang. Dalam kehidupan di dunia ini, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk menginspirasi semua orang agar berbuat baik dan menapaki Jalan Bodhisatwa bersama kita. Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus menjadi teladan nyata. Melihat sekelompok Bodhisatwa yang begitu bersungguh hati, kita hendaknya menyadari bahwa selama hal itu benar, maka lakukan saja. Semakin anyak orang yang terinspirasi, harapan dunia akan semakin besar. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia.


Artikel Terkait

Bertoleransi Antar Umat Beragama

Bertoleransi Antar Umat Beragama

21 Juni 2017

Puluhan relawan Tzu Chi hadir lebih awal di masjid untuk mempersiapkan menu berbuka puasa. Makanan yang disediakan oleh para relawan tentunya menu vegetarian. Ini untuk mengajak karyawan belajar membiasakan diri dengan pola hidup sehat dengan mengonsumsi sayur-sayuran.

Edukasi Pencegahan Pelecehan Seksual Sejak Dini

Edukasi Pencegahan Pelecehan Seksual Sejak Dini

28 Februari 2024

Lima relawan Xie Li Serpong 1 memberikan edukasi Pencegahan Pelecehan Seksual Sejak Dini Untuk Anak dan Remaja di Kampung Sumur, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Sabtu (17/2/24). 

Sebuah Pengharapan di Hari Waisak

Sebuah Pengharapan di Hari Waisak

22 Mei 2017

Persiapan demi persiapan sudah disiapkan untuk perayaan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di Tanjung Balai Karimun. Di seluruh dunia, pelaksanaan ini dilakukan setiap minggu kedua di bulan Mei, begitu juga di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Hari Waisak di Tanjung Balai Karimun dilaksanakan di halaman rumah Sukmawati, Ketua Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada 14 Mei 2017 pukul 07.30 WIB.

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -