Suara Kasih: Mengikuti Persamuhan Dharma dengan Giat

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

 

 

Judul Asli:

Mengikuti Persamuhan Dharma dengan Giat

Mengikuti persamuhan Dharma melalui konferensi video dengan giat dan bersemangat
Segenap staf dari Empat Misi Tzu Chi berdoa bersama untuk ketenteraman dunia
Bersatu hatiuntuk menghimpun kekuatan cinta kasih
Meninggalkan jejak cinta kasih dan menggarap ladang berkah setiap orang

Sejak tanggal 17 April, kita mulai mengadakan persamuhan Dharma yang tersambung lewat konferensi video agar semua orang di seluruh dunia yang berniat bisa mengikutinya. Setiap orang bagaikan kembali ke kampung halaman batin. Insan Tzu Chi di Benua Amerika, Benua Australia, dan di Benua Asia, seperti Filipina, Malaysia, Indonesia, dan masih banyak negara lainnya mengikuti persamuhan Dharma itu. Insan Tzu Chi dari belasan Negara mengikuti kebaktian secara serentak tanpa memedulikan banyak atau sedikit jumlah relawan di sana.

Di Malaysia, lebih dari 2.000 orang mengikuti ritual namaskara. Pemandangan yang tercipta pasti sangat agung. Ritual namaskara di Penang digelar di delapan titik. Di Penang saja, ritual namaskara digelar di delapan titik. Intinya, setiap orang di seluruh dunia bersatu hati untuk berdoa bagi dunia. Itu semua sangat menyentuh. Berdoa sangatlah penting. Sungguh, kita harus meyakini hal ini. Setiap agama memiliki pedoman dan keyakinannya masing-masing. Setiap umat beragama pasti akan memanjatkan doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Sebagai praktisi Buddhis, kita juga harus memiliki keyakinan terhadap Buddha, Bodhisatwa, dan para Makhluk Pelindung Dharma. Kita harus berdoa dengan hati yang tulus. Kita harus berdoa dengan hati yang paling tulus dan keyakinan yang tinggi. Kita harus meyakini agama kita. Kemarin adalah tanggal 24 bulan 3 Imlek atau sama dengan tanggal 3 Mei.

Tzu Chi berdiri pada tahun 1966. Ulang tahun Tzu Chi yang pertama adalah saat tahun 1967. Pada saat berulang tahun yang pertama, kita memiliki 10 anggota komite Tzu Chi. Dalam kurun waktu satu tahun,yaitu dari tahun 1966 ke tahun 1967, selama setahun itu, kita hanya memiliki 10 anggota komite Tzu Chi dan 300 lebih donatur. Saat itu, kita membantu 15 keluarga dengan total 31 orang. Kita memberikan bantuan dan perhatian jangka panjang kepada mereka. Kini, pada ultah Tzu Chi yang ke-47, anggota komite Tzu Chi berjumlah 50.239 orang. Awalnya anggota komite hanya ada 10 orang, tetapi lebih dari 40 tahun kemudian, anggota komite telah mencapai 50.000 orang.

Bagaimana dengan anggota Tzu Cheng? Anggota Tzu Cheng berjumlah 27.300 orang. Jika digabung, jumlah relawan Tzu Chi yang sudah dilantik berjumlah 77.000 orang lebih. Singkat kata, lebih dari 40 tahun silam, Tzu Chi bermula dari 30 ibu rumah tangga yang menyisihkan 50 sen ke dalam celengan bamboo setiap hari. Hingga kini, anggota komite Tzu Chi dan Tzu Cheng kitaberjumlah hampir 80.000 orang.

Selain itu, jumlah Bodhisatwa daur ulang Tzu Chi jauh lebih banyak. Kini, relawan yang tengah menjalani pelatihan juga masih sangat banyak. Relawan yang sudah dilantik saja sudah berjumlah hampir 80.000 orang. Bodhisatwa sekalian, waktu terus berlalu tanpa henti. Seiring waktu berjalan, misi Tzu Chi juga terus tersebar luas. Kekuatan cinta kasih dari banyak orang juga terus terhimpun dan menyatu. Kekuatan cinta kasih ini telah tersebar ke tempat yang lebih jauh. Saya sangat berterima kasih kepada para insan Tzu Chi di seluruh dunia yang sudah giat mengikuti persamuhan Dharma selama belasan hari itu. Di Taiwan, tempat berdirinya Tzu Chi, banyak relawan Tzu Chi yang kembali ke Griya Jing Si. Setiap orang menjalankan tugas masing-masing. Di keluarga besar Tzu Chi, setiap insan Tzu Chi yang kembali menjalankan tanggung jawab masing-masing agar semua orang yang kembali bisa merasakan kehangatan keluarga.

Kemarin, selain insan Tzu Chi dari Taiwan, ada pula insan Tzu Chi dari 12 negara yang berkumpul di Griya Jing Si. Setiap orang yang kembali dipenuhi dengan sukacita. Kemarin, sekelompok Bodhisatwa lansia yang sangat senior berbagi tentang sejarah Tzu Chi kepada semua orang. Mereka berkata bahwa mereka ingin mereka bercerita tentang masa lalu, mengulas tentang masa sekarang, dan harapan mereka pada masa depan. Ini cara Bodhisatwa lansia mewariskan semangat Tzu Chi. Kita juga dapat melihat perwakilan insan Tzu Chi dari luar negeri berbagi. Selain itu, ada pula Bodhisatwa cilik di Taiwan yang berusia 3 tahun berbagi. Dia berbagi tentang daur ulang serta mengimbau orang-orang untuk bervegetaris. “Melakukan daur ulang ada 3 manfaat. Manfaat pertama, tubuh menjadi sehat. Manfaat kedua, bebas dari kerisauan. Manfaat ketiga, lingkungan menjadi bersih. Marilah kita melakukan daur ulang! Setiap orang harus bervegetaris, ya! Terima kasih, semuanya.”

Kemarin, kita juga dapat melihat para staf medis dari RS Tzu Chi Hualien dan staf dari misi pendidikan Tzu Chi juga berada di sana untuk mengungkapkan harapan mereka. Setiap orang memiliki satu hati yang sama untuk mengemban Empat Misi Tzu Chi. Selain itu, di tempat lain, yaitu RS Tzu Chi Dalin, staf medis di sana juga tekun dan bersemangat dalam mengadakan ritual namaskara. Serangkaian acara yang digelar telah menyatukan hati setiap orang. Kerja sama yang harmonis sungguh indah. Selain itu, di Taipei, kita juga melihat barisan relawan yang panjang yang berjumlah 800 orang lebih. Di depan lapangan rumah sakit yang luas, mereka mengadakan ritual namaskara dengan langkah yang kompak. Setiap langkah mereka mengandung Dharma dan hati mereka dipenuhi hati Buddha. Di Taipei, selain staf medis dari RS Tzu Chi Xindian berkumpul untuk mengadakan ritual namaskara, insan Tzu Chi di berbagai Aula Jing Si di seluruh Taiwan juga menggelar acara serupa. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Kita juga melihat RS Tzu Chi Taichung. Dari tayangan ini, kita dapat melihat tanah masih sedikit basah karena tadi malam kembali turun hujan. Meski konblok tidak rata dan masih terdapat genangan air di tanah, setiap orang tetap mengikuti ritual namaskara dengan hati yang tulus. Dengan membangkitkan hati yang tulus itu, mereka tidak lagi memperhati kanapakah konblok rata atau tidak, masih adakah genangan air di tanah. Mereka terus melangkah maju dengan tulus. Ini juga membuat saya tersentuh. Kita juga melihat para staf Da Ai TV yang membentuk formasi Bodhisatwa terbang. Saya juga sangat tersentuh melihatnya. Logo dalam acara Waisak tahun ini adalah formasi Bodhisatwa terbang dengan harapan semoga ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi bisa tersebar ke tempat yang lebih jauh, seperti Bodhisatwa yang terbang di atas  awan yang terus menyebarkan benih cinta kasih dan menggarap ladang berkah yang besar. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou )

 

 

 
 

Artikel Terkait

Menebar Benih Baik, Menghargai Sumber Daya Alam

Menebar Benih Baik, Menghargai Sumber Daya Alam

29 Desember 2023

Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 1 membantu penghijauan SDN 2 Derangga dan SMPN Satu Atap dengan menanam pohon buah dan pohon peneduh.

Bersumbangsih dan Hidup Hemat

Bersumbangsih dan Hidup Hemat

07 Juni 2012 Minggu pagi yang cerah 27 Mei 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kegiatan membuat celengan bambu yang bertujuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain dalam melakukan kebajikan setiap saat.
20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

14 Oktober 2013 Analogi ini persis seperti Tzu Chi Indonesia. Selama 20 tahun Tzu Chi menebarkan cinta kasih di bumi nusantara, sepanjang itu pula suka duka terkumpul hingga membuat sebuah karakter yang solid.
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -