Suara Kasih: Menginspirasi Sesama

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menginspirasi Pengusaha untuk Berbuat Baik dan Membimbing Sesama

Presiden Uruguay sangat sederhana dan kaya secara batin
Mendonasikan 90 persen gaji untuk membantu warga miskin
Orang kaya yang berbudi luhur akan dicintai oleh banyak orang
Menyebarkan benih cinta kasih agar tumbuh menjadi tunas baru

Ketidakselarasan iklim dan empat unsur alam adalah hal yang harus manusia renungkan. Setiap kali saya mengulas tentang empat unsur alam yang tak selaras manusia hendaknya berintrospeksi dan bertobat. Banyak orang beranggapan, “Apakah kondisi iklim dan alam semesta berkaitan dengan manusia?” Tentu saja berkaitan. Manusia tinggal di atas bumi dan terus menciptakan polusi udara. Karena itu, manusia harus segera sadar dan berintrospeksi. Ada media massa yang melaporkan bahwa presiden Uruguay merupakan presiden termiskin di dunia. Setelah terpilih menjadi presiden, beliau menolak untuk tinggal di istana negara ataupun memiliki pengawal pribadi. Setiap hari, beliau mengendarai mobil tuanya untuk berdinas. Beliau juga mendonasikan 90 persen gajinya untuk membantu orang yang hidup kekurangan. Beliau sungguh adalah seorang presiden yang mengagumkan. Media massa sangat memujinya.

Kehidupannya sangat sederhana, dia juga tak memiliki banyak harta benda. Beberapa orang berkata, “Presiden itu sangat miskin hingga tak memiliki banyak harta benda.” Presiden itu lalu berkata, “Saya memang tak memiliki banyak harta benda, tetapi saya tidak miskin. Orang yang mengatakan saya miskin, dialah orang miskin yang sesungguhnya.” Lihatlah presiden itu, beliau sungguh mengagumkan dan dekat dengan rakyat. Beliau merupakan teladan bagi setiap orang. Beliau bisa melakukannya, apakah kita bisa melakukannya? Kita hendaknya bisa melakukannya.

Kemarin, saya bisa melihat sebuah aliran jernih para pengusaha dari 12 negara datang ke Aula Jing Si untuk mengikuti kamp pengusaha. Saya sangat berterima kasih kepada para pengusaha Taiwan yang bertanggung jawab atas kamp kali ini. Mereka berharap para pengusaha di seluruh dunia bisa terinspirasi untuk berbuat baik. Berhubung menjalankan bisnis berskala besar, para pengusaha memiliki kekuatan yang besar untuk membalas budi masyarakat asalkan cinta kasih mereka terbangkitkan. Para pengusaha bertekad untuk menggelar kamp pengusaha sebanyak dua atau tiga kali setiap tahunnya. Pada kamp pengusaha bulan April lalu, ada seorang direktur dari Kaohsiung yang ikut. Setelah mengikuti kamp, pengusaha bernama Jacky Lin ini pun mulai membimbing para karyawannya mempraktikkan pola makan 80 persen kenyang serta menginspirasi mereka untuk membangkitkan cinta kasih.

Sesungguhnya, selama beberapa tahun ini, banyak pengusaha yang terinspirasi oleh Tzu Chi. Salah satunya adalah pemimpin perusahaan Ta Chen International di Tainan, yaitu Tuan Shieh. Asalkan memahami semangat Tzu Chi dan tujuan kehidupan ini, para pengusaha pun bisa menginspirasi para karyawan mereka untuk bersama-sama bersumbangsih bagi dunia. Pada pertemuan pagi relawan kemarin, bukankah kita mendengar Tuan Cherng, pengusaha dari Amerika Serikat bertekad ingin mendukung misi Tzu Chi? Perusahaan kami memiliki  lebih dari 20.000 karyawan. Saya memutuskan untuk lebih aktif di Tzu Chi dan mengajak lebih banyak teman serta kolega bersama-sama bergabung dengan Tzu Chi agar kami bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Saya juga berkata kepadanya, “Jika Anda bisa mendorong lebih dari 20.000 karyawan Anda untuk menyumbangkan 1 dolar AS setiap hari, maka dalam sehari akan ada 20.000 dolar AS yang terkumpul.” Dia memiliki lebih dari 20.000 karyawan. Jika setiap karyawannya menyumbangkan 1 dolar AS, bukankah uang yang terkumpul adalah 20.000 dolar AS? Ada banyak pengusaha yang membangkitkan ikrar luhur di atas panggung.

Kemarin, kita juga melihat Mei-juan kembali. Dia juga membawa seorang relawan berkulit putih dari Lesotho untuk mengikuti kamp. Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, relawan ini sudah melakukan kegiatan amal. Setelah melihat sumbangsih Tzu Chi, dia menjadi semakin terinspirasi. Selain bertekad untuk bervegetarian, dia juga bertekad untuk mensosialisasikan vegetarianisme dan bergabung dengan Tzu Chi. Tentu saja, ada pula pengusaha dari Tiongkok. Mereka masih sangat muda dan mengagumkan. Pada bulan Januari lalu, mereka juga berkunjung ke Hualien dan merasa sangat tersentuh. Sambil bercanda mereka berkata, “Mengapa Master meninggalkan kami begitu lama di Tiongkok?” Kemarin, mereka kembali berkata, “Mengapa Master meninggalkan kami begitu lama di Tiongkok?” Mereka telah kembali ke Taiwan.

Sekelompok pengusaha muda dari Shandong ini bekerja sama dengan harmonis untuk menyebarkan semangat Tzu Chi. Bisnis mereka tidaklah kecil, mereka telah terinspirasi. Setiap orang dari mereka bertekad untuk membimbing 10.000 orang. Salah seorang peserta kamp juga membangkitkan ikrar luhur di atas panggung. Dalam waktu sepuluh tahun, saya bersedia menginspirasi 10.000 orang untuk menapaki Jalan Boshisatwa bersama saya. Dalam waktu sepuluh tahun, dia bertekad untuk mengubah pola pikir 10.000 orang. Kita tahu bahwa seorang pengacara sering bertemu dengan orang yang diliputi ketamakan, kebencian, dan kebodohan dalam hati. Akan tetapi, dia bertekad untuk membimbing 10.000 orang dalam waktu 10 tahun. Ini berarti dalam waktu satu tahun dia harus mengubah pola pikir lebih dari 1.000 orang, ini sungguh tidak mudah.

Ada pula seorang peserta dari Kamboja. Dia berkata bahwa setiap hari dia selalu mabuk-mabukan. Dia menghabiskan satu botol minuman keras setiap harinya. Kemarin, dia berbagi bahwa saat hendak masuk menemui saya, dia sangat khawatir dan gemetaran. Mengapa? Karena dalam kunjungan sebelumnya, dia berjanji akan melakukan apa pun yang saya minta. Pada pertemuan kali ini, dia merasa sangat takut karena belum mengubah kebiasaan buruknya. Beruntung, waktu pertemuan sangat singkat, jadi dia bisa menghela napas lega. Akan tetapi, saat berpapasan dengan Xiu-xiu, Xiu-xiu pun membawanya masuk menemui saya. Xiu-xiu bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih minum minuman keras?” Dia menjawab, “Bagaimana caranya agar saya bisa berubah?” Xiu-xiu lalu berkata, “Kamu bisa menjadi Boshisatwa jika berhenti minum minuman keras. Sisihkan uang yang tadinya untuk membeli minuman keras ke dalam celengan, maka jadilah ‘celangan minuman keras’. ”Dia menjawab, “Ya, saya akan melakukannya.” “Saya akan melakukan apa pun yang Anda minta.”

Kemarin, dia juga berbagi di atas panggung. Saya siap mempraktikkan ajaran Master tentang kerelaan untuk melepas. Saya rela berhenti minum minuman keras dan menyumbangkan uangnya bagi Tzu Chi. Sebagai imbalannya, tubuh saya akan menjadi sehat. Artinya, dia ingin berhenti minum minuman keras dan menyisihkan uangnya ke dalam “celengan minuman keras”. Intinya, ada banyak kisah yang menyentuh kemarin. Ada yang bertekad mengubah kebiasaan buruk, bertekad untuk bervegetarian, dan lain-lain. Peserta kamp yang berjumlah sekitar 600 orang ini datang dari 12 negara yang berbeda. Mereka membangkitkan ikrar luhur untuk menyebarkan aliran jernih ke negara mereka masing-masing. Ini sungguh merupakan hal yang membahagiakan. Saya sangat berterima kasih kepada lebih dari 300 insan Tzu Chi Taiwan yang telah mendukung kamp kali ini. Saya sangat berterima kasih kepada para insan Tzu Chi Taiwan yang tak hentinya membantu menginspirasi mereka yang datang ke Taiwan sehingga bisa pulang ke negara masing-masing dengan membawa benih cinta kasih. Saya sungguh tersentuh sekaligus berterima kasih melihatnya. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou)

 
 

Artikel Terkait

Perjalanan Para Bodhisatwa

Perjalanan Para Bodhisatwa

11 September 2013 Acara ini merupakan bagian dari Persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) yang diadakan dari tanggal 6-8 September 2013. Akhirnya berakhir juga sebuah persamuhan Dharma yang begitu membahagiakan.
Berbagi Kebahagiaan dengan Penerima Bantuan

Berbagi Kebahagiaan dengan Penerima Bantuan

18 November 2015 Tzu Chi Sinarmas (Region Kalimantan Timur) memanfaatkan waktu yang segar tersebut untuk melakukan kunjungan kasih kepada salah satu pasien penerima bantuan Tzu Chi. Dengan berbekal sembako dan kebutuhan pokok lainnya, relawan dengan mantap menuju rumah Jong Bung di Desa Nehas Liah Bing, Samarinda, Kalimantan Timur.
Suara Kasih:Memerhatikan Masalah di Dunia Setiap Hari

Suara Kasih:Memerhatikan Masalah di Dunia Setiap Hari

19 Februari 2013 Kita harus bersungguh hati untuk menolong orang yang membutuhkan. Kita tak tahu berapa panjang usia kehidupan kita. Akan tetapi, kita bisa mengembangkan nilai kehidupan kita dengan melakukan hal yang bermakna. 
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -