Suara Kasih : Menjaga Kemurnian Pikiran

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 
 

Membangkitkan potensi diri untuk menjalin jodoh baik
Berkah dan kebijaksanaan akan membuat kita terbebas dari rintangan
Kesenangan duniawi akan mendatangkan bencana
Mengendalikan enam indra dan menjalankan pola hidup vegetarian

 

“Penyakit saya sangat parah dan hidup saya divonis tidak lebih 2 minggu. Saya menjalani operasi selama 18 jam. Tubuh saya juga sangat kurus dan lemah. Kondisi saya saat itu sangat kritis. Saat mendengar Tzu Chi bekerja untuk meringankan penderitaan orang lain saya memutuskan untuk bergabung,” demikian sharing relawan Shu-zhu.

Lihatlah Relawan Shu-zhu dari Taichung. Sekitar 20 tahun yang lalu, dokter memvonis sisa hidupnya tidak lebih dari 2 minggu. Ia pun mulai bergabung dengan Tzu Chi dan terus mendedikasikan dirinya dengan penuh kesungguhan hati. Banyak orang yang kenal dengannya. Meski telah kehilangan daya penglihatan, namun ia tidak terpengaruh dan tetap giat menjadi relawan.

Ada pula Relawan Yu-fan dari Taipei. Seluruh keluarganya adalah anggota Tzu Chi. Kedua orang tuanya sangat giat menjadi relawan. Ia sendiri juga merupakan anggota Tzu Ching. Namun, pada saat berusia 18 tahun ia mengalami sebuah kecelakaan yang mengakibatkan kakinya menjadi lumpuh. Yu-fan adalah orang yang optimis dan sangat baik hati. Setelah mengalami kecelakaan, saya bertanya padanya apakah ia akan memaafkan pelakunya. Ia menjawab bahwa ia akan memaafkannya. Memaafkan orang lain berarti berlaku baik pada diri sendiri.

 

Yu-fan sangat giat dalam melakukan segala sesuatu. Ia lulus kuliah dengan nilai terbaik. Tahun ini, ia juga telah dilantik. Saya sangat senang melihatnya dilantik. “Saat saya dilantik, Kakek Guru berkata, ‘Yu-fan, kamu harus mengikuti langkah saya dan jangan keluar dari barisan.’ Saya akan mengingat perkataan Master dan senantiasa mengikuti langkah Master untuk berbuat baik,” begitu kata Yu-fan waktu itu.

Setiap hari, saya mengingatkan kalian untuk senantiasa menjaga hati. Belakangan ini kita dapat melihat insan Tzu Chi di Taiwan sangat bersungguh hati dan giat. Saya mendengar bahwa saat bertemu mereka akan saling bertanya, “Apakah Anda telah bervegetarian?”, “Apakah Anda telah bertobat?” Sungguh, kita harus saling mengingatkan dan saling mendukung. Namun, sebelum mendukung orang lain, kita harus bertanya pada diri sendiri, “Apakah saya telah berintrospeksi? Apakah saya melakukan kesalahan? Apakah saya salah berbicara?” Kita harus senantiasa mengingatkan diri agar bervegetarian dan menaati sila. Bervegetarian merupakan pelatihan batin dan jasmani. Bervegetarian harus dimulai dari hati. Bervegetarian berarti menyucikan batin dan jasmani.

Jika masih terdapat kekotoran batin dalam hati kita, maka kita harus segera melenyapkannya dan mengingatkan diri agar tidak berbuat salah. Inilah yang dimaksud menaati sila. Kita harus mawas diri dan tulus dalam bertindak. Jika memiliki hati yang tulus, maka tidak akan timbul noda batin. Bukankah saya sering berkata bahwa pada zaman sekarang ini kita harus bisa membedakan yang benar dan yang salah? Karena itu, kita harus menyelami Dharma agar dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk.

Kita harus mengetahui hal ini dengan jelas. Untuk itu, pikiran kita harus murni dan jernih. Tujuan dari bervegetarian adalah senantiasa menjaga kejernihan hati. Saat hati dalam kondisi jernih, kita akan terhindar dari perbuatan yang salah. Contohnya, semua barang yang kita pakai dalam kehidupan sehari-hari adalah hasil industri. Demi kenyamanan kita, banyak industri memproduksi barang sehingga mencemari tanah dan udara. Seperti yang sering saya katakan, setelah berkah habis dinikmati, kita akan menerima konsekuensinya. Peningkatan pemanasan global dan emisi karbon telah berdampak pada kondisi iklim sehingga mengakibatkan bencana.

Melihat kondisi dunia saat ini, saya memiliki sebuah harapan. Selama lebih dari 40 tahun, kalian telah mendedikasikan diri untuk mengemban misi Tzu Chi dan membentangkan jalan penuh cinta kasih bagi masyarakat. Kalian telah melakukannya. Namun, apakah Dharma telah meresap ke dalam hati kalian? Bagaimana saya membalas budi kalian? Karena kalian tengah mempelajari ajaran Buddha, maka saya harus membimbing kalian agar dapat memahami dan merasakan kebenaran yang diajarkan oleh Yang Maha Sadar dan dapat mempraktikkannya dalam keseharian sehingga noda batin kalian dapat terkikis dan batin kalian dapat kembali pada hakikat yang damai tanpa beban.

Saya sungguh berharap setiap orang dapat menyelami Dharma. Untuk itu, kita harus melenyapkan kegelapan batin terlebih dahulu. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat bertobat secara mendalam dan berintrospeksi. Sekaranglah saatnya. Sekarang adalah saatnya bagi kita untuk berintrospeksi diri. Kita sungguh harus melakukan praktik nyata agar beban yang dipikul bumi pertiwi tidak semakin berat dan pencemaran tidak semakin meningkat. Janganlah kita terus merusak lingkungan. Hal ini baru dapat tercapai jika setiap orang bersedia untuk bertekad.

Nafsu keinginan manusia sangatlah besar. Jika pikiran buruk timbul, maka akan membawa akibat yang menakutkan dan mendatangkan malapetaka bagi semua makhluk. Sesungguhnya, pikiran manusia lebih luas dan lebih besar dari bumi. Jika kita memiliki pikiran yang baik, maka kita dapat melapangkan hati hingga seluas jagat raya dan tiada hal yang tak dapat kita capai. Inilah kekuatan dari sebersit niat baik. Karena itu, setiap hari kita harus menjaga hati dan menghargai semua makhluk hidup. Intinya, setiap orang memiliki potensi tak terhingga dan dapat menghargai semua makhluk hidup.

”Apakah sangat sulit menjalankan pola hidup vegetarian?” Kita harus memulainya dari diri sendiri. Jika indra mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan pikiran kita berada dalam kondisi jernih, maka kita dapat mengembangkan berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan. Dengan adanya berkah dan kebijaksanaan, kita dapat menjalin jodoh baik. Dengan demikian, kita tidak menciptakan pencemaran. Intinya, asalkan pikiran kita tertuju pada jalan yang benar, maka setiap langkah akan membawa kita lebih dekat dengan kebijaksanaan Buddha yang penuh kesadaran dan murni. Para Bodhisatwa sekalian, kita harus memanfaatkan waktu dan lingkungan yang kita miliki ini untuk berintrospeksi secara mendalam dan menjalankan pola hidup vegetarian dengan hati yang tulus. Inilah harapan terbesar saya. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Menggalang Donasi dan Menggalang Hati

Menggalang Donasi dan Menggalang Hati

19 November 2018

Kisah-kisah yang tertangkap pada penggalangan dana pembangunan 3.000 rumah di Lombok dan Palu oleh insan Tzu Chi di wilayah Jakarta Barat, Pada 10 dan 11 November 2018 membuktikan betapa banyak insan yang sangat peduli terhadap sesama. Besar, maupun kecil dana yang disumbangsihkan tidaklah menjadi hal yang utama. Tetapi menjadi teladan bagi seluruh masyarakat.

Tzu Chi Padang Membantu Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor

Tzu Chi Padang Membantu Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor

19 Desember 2017
Relawan Tzu Chi Padang bersama dengan tim Muhammadiyah Sumatera Barat memberikan 125 paket bantuan bencana berupa beras, mi instan, dan gula kepada para korban banjir di Kab. Solok (16/12/17). Banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam rumah warga terjadi pada Sabtu (9/12/2017) pukul 23.00 WIB.
Jalinan Jodoh Dalam Pelestarian Lingkungan

Jalinan Jodoh Dalam Pelestarian Lingkungan

20 September 2012 Relawan Starbuck untuk yang ke sekian kalinya kembali mengunjungi Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi untuk  melakukan kegiatan Daur Ulang. Pada tanggal 14 September 2012,  relawan dari  Starbuck datang ke Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Surabaya dengan penuh semangat.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -