Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi ke-134: Syukur Tak Terkira Dirasakan Alwi dan Rita

Jurnalis : Agus (Tzu Chi Batam), Fotografer : Hoslan, Santoso Xie, Mutiara (Tzu Chi Batam)
Pasutri bersama-sama menerima kartu kuning yang menandakan boleh mengikuti operasi.

Screening Baksos yang digelar pada Minggu, 25 September 2022 di Aula Jing Si Batam, terlihat seorang bapak yang kesulitan berjalan. Beliau adalah Alwi Zulkifli (60) yang menderita penyakit hernia sejak 10 tahun yang lalu. Didampingi sang istri, Rita Erlina (53) yang mempunyai benjolan di samping hidung.

Bulan Agustus, ketika mendapatkan informasi mengenai akan diadakan operasi gratis dari Tzu Chi Batam melalui grup whatsapp, Rita segera memastikan dengan Ketua RT setempat dan ia diminta untuk mendaftar melalui Puskesmas terdekat. Merasa ini adalah rezeki yang ditunggu-tunggu selama ini, tanpa diskusi dengan suami, Rita segera berangkat ke Puskesmas Botania.

“Orang Puskesmas Botania menjawab, ‘bisa Bu, ini kami ada juga merangkul dari Yayasan (Buddha Tzu Chi)’, pungkasnya.

Mendapatkan konfirmasi seperti itu, Rita kemudian pulang ke rumah untuk mengajak Alwi untuk mendaftarkan diri di Puskesmas. Tiba di rumah, Alwi mengatakan ke Rita, “Cobalah dek, adek juga bisa mungkin berobat di situ”. Ternyata pihak Puskesmas mengizinkan pasutri ini mendaftar sekaligus untuk mengikuti screening pada 24 dan 25 September 2022. Alwi dan Rita pun sangat bersyukur dapat berobat bersama-sama.

Nasib Apes Menimpa Keluarga Alwi
Terlahir di keluarga yang kurang berada memaksa Alwi harus bekerja lebih keras dari siapapun, “Dulu dari muda saya memang orang yang kurang berada. Dari muda saya memang pekerja keras, kalau 100 kg itu sudah biasa saya angkat. Dulu semen itu sampai tiga sak, saya angkat itu”, ujar Alwi mengakui.

Relawan menanyakkan kondisi Alwi setelah operasi di ruang pemulihan.

Tahun 1989, Alwi merantau dari Medan ke Batam untuk mengais rezeki. Baik bekerja di perusahaan sebagai supir truk maupun supir angkot (angkutan kota), semuanya ia lakoni. “Saya bawa angkutan kota jalur Jodoh – Nongsa, dari mulai saya mengontrak hingga saya punya sendiri, sampai saya ada 3 mobil,” cerita Alwi.

Menurunnya penumpang di saat pandemi dan kerusakan mobil yang terjadi hampir setiap bulan membuat Alwi harus menjual mobil-mobilnya. Di samping itu, hasil jual mobil juga mempunyai tujuan lain. “Sebenarnya waktu itu kami ingin punya rumah, jadi mobil itu kami jual. Dari hasil jual, kami ikut pelelangan rumah, namun akhirnya kami kena tipu 37 juta,” Alwi menjelaskan.

Ibarat jatuh tertimpa tangga, rumah tidak terbeli, penyakit hernia yang dideritanya juga semakin mengganggu. Dari awalnya kecil, sejak tujuh tahun lalu mulai membesar. “Sebenarnya saya berhenti jadi supir itu salah satunya karena penyakit ini juga. Penyakit ini kan guncangannya tak tahan. Bawa angkot itu kakinya main terus, sebentar rem, sebentar kopling, sebentar rem, sebentar kopling. Dari situ saya tak tahan juga,” kata Alwi.

Seorang dokter memeriksa benjolan Rita untuk terakhir kalinya di ruang operasi minor.

Ingin mencari pengobatan, namun terhambat dengan BPJS yang sudah tidak aktif. “Kami kan bayar BPJS satu perumahan, dikutip gitu. Ternyata sampai tahun 2017 baru tahu tidak dibayarkan lagi. Jadi kemarin saat sakit mau berobat, tidak bisa lagi berobat karena tidak melakukan pembayaran itu. Sampai sekarang kalau kami mau pakai BPJS, kena bayar 4,9 juta,” jelas Rita.

Jodoh untuk Menjalani Operasi Bersama
Tiba di hari yang ditunggu-tunggu, Alwi dan Rita mendatangi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam pada 1 Oktober 2022. Pasutri ini dikaruniai seorang anak perempuan, Genda Vellawita (23 tahun) yang bekerja pukul 20.00 hingga 08.00 pagi. Untuk menjalani operasi, Alwi dan Rita harus menunggu kehadiran anaknya sebagai pendamping.

Suasana ruang operasi saat Alwi tengah menjalani operasi.

Setelah menunggu antrean panjang, akhirnya Alwi selesai menjalani operasi hernia pada pukul 16.44, sementara Rita selesai operasi benjolan di hidungnya pada pukul 18.08. Permintaan pertama Rita setelah selesai operasi adalah ingin menemui suaminya. Rita begitu terharu melihat dia dan suaminya dapat melewati operasi ini dengan selamat.

“Saya bersyukur sekali ada pertolongan dari yayasan ini, sehingga kami bisa berobat. Saya menangis senang. Alhamdulillah, bersyukur atas yayasan ini. Mudah-mudahan kami bisa sehat-walafiat semuanya,” ujar Rita terharu.

Begitu juga dengan Alwi yang ditemui sehari setelah operasi. “Perasaan kami itu sudah lega, selamat dari penyakit kami. Penyakit yang harus biaya sampai puluhan juta, dengan adanya Buddha Tzu Chi ini, kami tidak mengeluarkan satu rupiah pun. Jadi kami terima kasih, berterima kasih banyak pada yayasan ini, semuanya. Pelayanannya pun memuaskan, tidak ada yang mengecewakan”.

Pasutri Alwi Zulfifli dan Rita Erlina sangat bersyukur bisa bersama-sama mengikuti baksos operasi Tzu Chi.

Di usia senja 60 tahun ini, Alwi masih berharap untuk mencari kerja setelah kondisi sudah normal kembali. “Harapan saya itu kalau untuk saya, saya sudah leluasa mencari kerja, kalau disuruh angkat-angkat yang 50 kg, saya sudah bisa,” harap Alwi.

“Sekarang usia sudah tua begini, gimana ya? Kami semakin bingung kan, usia sudah 60, rumah masih mengontrak, pekerjaan tak ada,” renung Alwi meneteskan airmata.

Alwi dan Rita mengakui keadaannya semakin sulit. Setelah Alwi berhenti menjadi supir, mereka hanya mengharapkan hasil jualan sarapan pagi. Hasil jualan juga tidak memadai karena tingginya bahan pokok. Oleh karena itu, mereka sangat berharap atas perubahan hidup yang terjadi pascaoperasi ini.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Menebar Cinta Kasih di Palembang Melalui Baksos Kesehatan

Menebar Cinta Kasih di Palembang Melalui Baksos Kesehatan

15 November 2023

Relawan Tzu Chi Palembang Xie Li Tamken mengadakan Pengobatan Umum di Kelenteng Wie Leng Keng, Kelurahan Duku, Kecamatan Ilir Timur II, Kota Palembang. Bakti sosial ini berhasil melayani 400 orang.

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-98: Jalan Panjang Menuju Terang

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-98: Jalan Panjang Menuju Terang

09 Mei 2014 Begitu pula diri kita. Apabila membantu orang lain dengan tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan, maka tiada kerugian yang akan kita dapat. Melainkan cinta kasih yang lebih besar akan hadir untuk kita.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -