Suara Kasih: Menjalankan Misi Tzu Chi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

     

Menjalankan Misi Tzu Chi Tanpa Menyerah

 

 

Bersatu hati menyelami Dharma
Tak gentar dalam menjalankan tekad
Berbakti dan mensosialisasikan vegetarian

Dalam memperingati 3 hari raya sekaligus, kita dapat melihat insan Tzu Chi dari berbagai negara bersatu hati demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Selain itu, mereka juga terjun ke tengah masyarakat untuk mengimbau orang agar bertobat dan bervegetarian. Selain di Taiwan, lebih dari 30 negara mensosialisasikan hal ini bersama-sama. Contohnya, upacara Waisak di Malaysia. Lebih dari sebulan sebelumnya, mereka telah bergerak untuk mengundang para warga dan biksu guna menghadiri upacara Waisak.

Mereka juga mengimbau setiap orang agar bervegetarian. Dengan bervegetarian terlebih dahulu, barulah dapat sungguh-sungguh berpartisipasi dalam upacara itu. Selain bervegetarian, orang yang akan mengikuti para peserta upacara pemandian rupang Buddha juga harus mengadakan geladi bersih. Hal ini karena insan Tzu Chi di Malaysia membentuk formasi pada setiap upacara. Contohnya, dua sesi upacara di Selangor yang dihadiri oleh lebih dari 10.000 peserta.

Setiap hari, para relawan di komunitas mengadakan latihan bersama-sama. Karena itu, mereka memerlukan sebuah lapangan yang luas. Tidaklah mudah bagi kita dan tidaklah mudah bagi mereka untuk menyewa lapangan seluas itu. Akhirnya, sebuah lapangan tersedia bagi mereka, untuk digunakan oleh kita selama dua hari. namun hanya boleh digunakan selama dua hari.

 

Para relawan segera memanfaatkan waktu dengan memasuki lapangan pada dini hari. Selain membersihkan lapangan, mereka juga harus menempel lebih dari 20.000 stiker dan membuat lebih dari 20.000 tanda di tanah agar formasi dapat terbentuk dengan rapi. Meski bekerja sepanjang malam, namun setiap orang dipenuhi sukacita.

 

Dalam satu hari, mereka harus menyelesaikan geladi bersih. Hal ini sungguh tidak mudah. Yang lebih luar biasa adalah para relawan berkata kepada warga setempat bahwa untuk mengikuti upacara Waisak kali ini, mereka harus bervegetarian selama 100 kali, mengikuti setiap latihan, dan membeli seragam sendiri. Bagaimana cara relawan Tzu Chi membuat para peserta memahami makna upacara Waisak sehingga mereka bersedia bervegetarian selama 100 kali serta membeli seragam sendiri? Mereka mensosialisasikan hal ini di pasar dan komunitas dengan menunjukkan surat kabar yang berisi berita tentang upacara Waisak tahun lalu. Cara tersebut berhasil mengingatkan beberapa orang tentang upacara Waisak tahun lalu.

Bagi orang yang belum tahu, relawan Tzu Chi akan berkata bahwa mereka juga dapat menjadi bagian dari keindahan formasi itu. Berita di surat kabar adalah bukti dan cara terbaik untuk mengundang mereka. Para relawan sangat bersungguh hati. Selain para relawan dewasa, kita juga dapat melihat seorang gadis kecil yang meminta kakek dan neneknya agar bervegetarian. Melalui konferensi video, ia mengimbau kakek dan neneknya agar bervegetarian. "Apakah belakangan ini kakek dan nenek bervegetarian?" tanya gadis kecil itu. "Ya. Sekarang nenek sedang menyiapkan makanan vegetarian untuk kakekmu," jawab sang nenek. "Kakek harus terus bervegetarian. Jangan makan daging ya," kata cucunya lagi. "Ya, kami akan berusaha," jawab sang nenek lagi.

"Jangan berusaha, harus bisa. tetapi harus melakukannya. Saya akan menanyakannya setiap hari," pinta sang cucu. "Apa yang sedang kamu isi?" tanya kakek dan neneknya saat melihat apa yang dilakukan sang cucu saat dalam teleconference. "Kartu tekad vegetarian. Karena kakek saya ada di Taiwan, jadi saya mengisinya untuk kakek," jawab sang cucu. Berkat kegigihannya, sang kakek dan nenek pun merasa tersentuh. Sang kakek bersedia menjalani pola hidup vegetarian, bahkan mengadakan jamuan vegetarian saat merayakan ulang tahun. Lihatlah, ia sungguh mengagumkan.

Kita juga dapat melihat Pulau Ketam di lepas pantai Port Klang. Banyak turis datang ke tempat ini yang datang demi menyantap makanan laut. Di Pulau Ketam hanya ada 2 orang insan Tzu Chi. Mereka bertekad dan berikrar untuk mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Bayangkanlah betapa sulitnya yang harus mereka hadapi. Tentu saja ada orang yang berkata-kata kasar, namun mereka tetap bersabar dan mengatasi segala kesulitan.

Akhirnya, relawan Xiu Lan berhasil menginspirasi 68 orang untuk bervegetarian selama 100 kali. Hal ini sungguh tidak mudah. Ia sungguh mendedikasikan dirinya. Relawan Xiu Lan bekerja tanpa mengenal lelah. Setiap hari selama sebulan lebih, ia berkunjung ke pasar dan berbagai komunitas. Karena di sana hanya ada 2 relawan, Xiu Lan berjalan hingga kakinya kesakitan. Meski demikian, ia tetap menahan rasa sakit demi menjalankan ikrarnya. Hal ini sungguh mengagumkan. Di Penang, lebih dari 40.000 orang bertekad untuk bervegetarian selama sehari pada tanggal 8 Mei dan lebih dari 100 restoran vegetarian menyiapkan makanan vegetarian secara gratis kepada lebih dari 400.000 orang tersebut. Hal ini sungguh tidak mudah, meski hanya sehari, namun pada hari tersebut lebih dari 40.000 orang bervegetarian bersama-sama. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Yang lebih menyentuh adalah melihat cara para relawan menghargai umat dari keyakinan lain. Mayoritas warga Malaysia adalah Muslim. Lokasi upacara Waisak berdekatan dengan masjid. Setiap sore menjelang malam, setiap hari pada pukul 7.26 malam, umat Muslim harus menjalankan ibadah, karena itu insan Tzu Chi harus menciptakan suasana yang tenang. tidak memutar musik sama sekali pada saat itu. Saya sungguh bahagia. Saya merasa senang dengan apa yang telah pihak Tzu Chi lakukan sebagai wujud pneghormatan kepada umat Islam yang akan mengadakan salat Maghrib. Sungguh membuat orang tersentuh melihatnya. Karenanya, Tzu Chi mendapat dukungan dari banyak orang. Salah seorang pejabat pemerintah di Penang mengusulkan kepada pemerintah negara bagian agar menjadikan perayaan Hari Tzu Chi, Hari Waisak, dan Hari Ibu sebagai agenda tahunan negara bagian.

Saya sungguh bersyukur karena mendapat pengakuan dari pejabat pemerintah Penang. Hal ini sungguh tidak mudah. Tahun ini, banyak media massa di Malaysia yang memberitakan tentang upacara Waisak Tzu Chi. Pencapaian ini tidak diperoleh dengan mudah. Ini semua berkat kerja keras insan Tzu Chi di Malaysia yang penuh kesungguhan hati selama belasan tahun ini. Budaya humanis insan Tzu Chi telah membuat banyak warga lokal tersentuh. Di Malaysia saja terdapat lebih dari 50.000 peserta yang menghadiri upacara pemandian rupang Buddha. Di Singapura, dengan hati penuh pertobatan, para insan Tzu Chi mengadakan upacara pemandian rupang Buddha. Selain itu, lebih dari 80 biksu berpartisipasi dalam upacara tersebut. Kita dapat melihat banyak biksu/biksuni dari berbagai tradisi yang meninggalkan kesibukan mereka dan meluangkan waktu agar dapat berpartisipasi dalam upacara ini. Hal ini sungguh jarang dijumpai. Saya pernah mengikuti berbagai upacara Waisak di seluruh dunia. Upacara hari ini sangat sederhana dan khidmat. Yang paling membuat saya terkesan adalah kedisiplinan dalam diri setiap individu yang biasanya hanya terlihat dalam pelatihan militer. Kita dapat melihat kedisiplinan upacara Waisak Tzu Chi di seluruh dunia. Semoga kejayaan Buddhisme dan pemutaran roda Dharma dan pemutaran roda Dharma terus berkesinambungan. Semoga semua orang dapat menampilkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan dari agama setiap orang di dunia. Dengan demikian, setiap hari hidup kita akan tenteram dan penuh berkah. Diterjemahkan oleh: Lena.

 
 

Artikel Terkait

Cinta Besar Bermula dari Cinta Kecil

Cinta Besar Bermula dari Cinta Kecil

27 Mei 2015
Interaksi manusia satu dengan yang lainnya semakin menjauh meski perkembangan teknologi semakin pesat. Bahkan, ketegangan sering terjadi antara orang tua dengan anaknya. Sikap anak-anak jua semakin tidak peduli terhadap orang tua mereka sendiri.
Senyum Kebahagiaan Pelajar dan Relawan Tzu Chi

Senyum Kebahagiaan Pelajar dan Relawan Tzu Chi

06 September 2017

Pagi itu sejumlah relawan Tzu Chi Sinar Mas Dharma Wanita Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 2 bergerak menyeberangi sungai menuju Desa Rantau Panjang, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Mereka kembali melakukan kunjungan kasih di SD Negeri 005, Telen, Desa Rantau Panjang, Sabtu, 26 Agustus 2017.

Tak Hanya Berdebat Saja!

Tak Hanya Berdebat Saja!

03 November 2008 Senin sore, 3 November 2008 pukul 14.00, ruang serbaguna Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat riuh rendah oleh mahasiswa dan mahasiswi peserta lomba debat bertema lingkungan yang digagas oleh debating club (kelompok debat) Universitas Atmajaya Jakarta bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -