Suara Kasih: Menumbuhkan Benih Baik di Dalam Hati

Jurnalis : DAAI News , Fotografer : DAAI News
 

Judul Asli:

Menumbuhkan Benih Baik di Dalam Hati dan Melindungi Akar Kebajikan

Bertobat karena telah membunuh hewan dan menciptakan jalinan jodoh buruk
Bervegetaris menciptakan ketenangan batin
Daerah bencana di Filipina telah pulih,warga mengucapkan terima kasih
Menumbuhkan benih baik di dalam hati dan melindungi akar kebajikan

Pasien ini pernah melakukan perjalanan ke Shenzhen. Dia juga membeli dan  menyembelih ayam untuk dikonsumsi. Sekarang kami menemukan kasus kedua flu burung H7N9. Akan tetapi, hingga kini, belum ada orang lain yang tertular. Dalam kehidupan sehari-hari, lebih baik setiap orang menjalani pola hidup vegetaris. Bukankah kita sudah melihat berita mengenai kasus flu burung H7N9? Pasien yang terjangkit  virus itu pernah memiliki kontak langsung dengan unggas atau pernah mengonsumsi daging unggas. Saya berharap setiap orang bisa waspada terhadap apa yang dimakan. Lebih baik jangan melakukan kontak langsung dengan hewan ternak atau mengonsumsi daging hewan. Jadi, yang paling baik adalah bervegetaris.  Karena itu, dia bersikap teguh untuk mengubah dirinya sendiri.

Kita juga bisa melihat sepasang suami istri yang berharap lebih banyak orang bisa bervegetaris.  “Ketika putri sulung saya meninggal, saat itu hanya dia putri saya satu-satunya. Kami mencurahkan semua kasih sayang kepadanya. Tiba-tiba, dia meninggal hanya dalam waktu beberapa hari. Kami sungguh tidak menduganya. Dia meninggal hanya dalam waktu 3 hari. Sesungguhnya, saat itu saya dan istri saya pernah berpikir untuk mengakhiri hidup kami. Kematian putri kami membuat kami menyadari bahwa nyawa sangat berharga. Saat putri saya meninggal, saya menangis dengan sangat sedih.  Namun, sering kali termasuk diri kita sendiri, saat mengonsumsi daging, tanpa sadar sudah membunuh banyak hewan. Meski bukan kita yang membunuh secara langsung, tetapi karena permintaan kita, maka pasar menyediakannya untuk kita. Karena permintaan kita, maka hewan ternak dibunuh. Jadi, lebih baik kita bervegetaris. Setelah mulai bervegetaris, saya berpikir jika saya sendiri berhasil menjalani pola hidup vegetaris, lalu suatu hari juga bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk bervegetaris, maka ini juga termasuk menciptakan ladang berkah,” ucap mereka.

untuk mengubah dirinya sendiri. Tanpa takut sulit dan dengan keteguhan hati, dia terus melangkah maju ke arah yang benar. Meski setiap langkah sangat sulit dijalani, tetapi di mampu mengatasi segala rintangan. Demikian pula dengan pelatihan diri kita. Walaupun jalan pelatihan diri  berbatu-batu dan sulit ditapaki, tetapi kita harus mampu mengatasinya.  Meski jalan pelatihan diri berbatu-batu, tetapi juga dapat kita buat menjadi jalan yang rata. Prinsipnya sama saja. Prinsip kebenaran yang tak berwujud ini dapat diwujudkan secara nyata dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Kita juga bisa melihat berita mengenai Tacloban. Besok adalah tanggal 8 Desember. Satu bulan yang lalu yakni tanggal 8 November, Topan Super Haiyan menerjang Filipina dan memorak-porandakan beberapa tempat di Filipina. Kini, insan Tzu Chi tengah  menggerakan proyek pembersihan Perlahan-lahan, daerah bencana di sana telah mulai bersih. Lingkup area yang telah bersih juga semakin luas. Kita juga bisa melihat toko-toko  telah mulai dibuka kembali. Banjir hingga setinggi ini. Pasir dan tanah menimbun hingga setinggi ini. Bagaimana cara Anda membersihkannya? Insan Tzu Chi datang dan membersihkan sampahnya 3 hari yang lalu. Ini merupakan bantuan yang sangat besar bagi kami. Jika bukan karena kehadiran kalian, tempat kami tidak akan bisa begini bersih. Saat kami tiba di sini, tempat ini penuh dnegan sampah. Sekarang sudah terlihat sangat bersih. Yang paling membuat kami merasa gembira adalah melihat tulisan di depan sebuah toko, yakni “Toko kami sudah buka kembali.” “Kami siap melayani Anda.” Itu membuat kerja keras kami selama beberapa hari ini sangat berarti.

Kita juga bisa melihat kondisi di Tunga. Insan Tzu Chi melihat anak-anak belajar di ruangan kelas  yang atapnya telah rusak dengan membawa payung. Karena itu, insan Tzu Chi  dengan segera dan sepenuh hati merakit ruang kelas sementara. Baik pada cuaca panas maupun hujan, mereka bekerja tanpa istirahat. Kita sudah bisa melihat anak-anak memindahkan kursi mereka ke ruang kelas rakitan dengan gembira. Sungguh pemandangan yang menghangatkan. Selain itu, anak-anak berbaris dengan rapi dan memberi hormat serta berterima kasih kepada insan Tzu Chi.

“Semua orang sangat gembira. Kami bekerja dengan secepat mungkin. Saat baru tiba, kami melihat di sini bagaikan neraka dunia. Akan tetapi,  kini anak-anak telah bisa belajar di ruang kelas rakitan. Saya merasa sangat tersentuh melihatnya,” ucap relawan.

 Lihatlah, relawan pun meneteskan air mata haru. Dalam bantuan bencana kali ini, Relawan Yang Guo-ying yang mengatur pengiriman semua alat berat ke lokasi bencana. Dia juga merencanakan proses pembersihan lokasi bencana serta pembangunan dan tata letak ruang kelas rakitan. Kini anak-anak sudah mempunyai ruang kelas rakitan untuk belajar dengan tenang. Meski proyek harapan untuk anak-anak ini untuk sementara masih sangat sederhana, tetapi setidaknya ruang kelas rakitan telah memberikan harapan baru di hati mereka karena pendidikan adalah harapan masa depan Kini guru-guru sudah bisa kembali mengajar.

Lihatlah, semua ini merupakan wujud dari kekayaan batin Bodhisatwa dunia. Dengan memiliki kekayaan batin, kita dapat bersumbangsih tanpa pamrih dan membuahkan hasil yang nyata. Kontribusi insan Tzu Chi  berasal dari niat hati yang paling tulus. Karena memiliki cinta kasih di dalam hati, maka setiap orang bersedia berkontribusi, dan kita sudah bisa melihat hasilnya. Jalan-jalan sudah bersih kembali. Area bisnis yang dibersihkan melalui program bantuan dengan pemberian upah juga telah mulai hidup kembali. Melihat suasana yang begitu ramai, semua orang sangat gembira. Meski semua itu terlihat sangat sederhana, tetapi tanpa kekuatan cinta kasih yang timbul dari lubuk hati, bagaimana mungkin bisa  tercipta suasana seperti itu?

Jadi, semua harus dimulai dari benih di dalam hati. Jika benih di dalam hati telah bertunas, maka kekuatan yang muncul akan sangat besar dan menghasilkan buah yang berlimpah. Melihat daerah bencana telah kembali bersih, kita merasa gembira. Besok, bencana Topan Super Haiyan sudah genap sebulan. Program bantuan lewat pemberian upah juga sudah bisa diakhiri. Selanjutnya, semua orang harus segera mempersiapkan daftar nama untuk membantu warga membangun rumah mereka kembali. Jadi, kita harus mempersiapkan daftar nama penerima bantuan dana tunai dengan baik.

Kita juga berharap para warga dapat merayakan Hari Natal dengan gembira. Jadi, kita masih bekerja keras untuk hal ini. Saya sangat berterima kasih. Banyak rasa terima kasih yang ingin saya sampaikan. Namun, kita harus tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ketidakselarasan empat unsur. Kita bisa melihat bencana akibat ulah manusia dan bencana alam di Filipina yang terjadi berturut-turut dalam beberapa bulan ini. Jadi, keselarasan batin manusia sangatlah penting. Kita harus senantiasa menjaga pikiran kita. Jika setiap orang dapat menjaga keselarasan pikirannya, maka akan menciptakan berkah bagi umat manusia dan membawa keselarasan bagi alam. Inilah yang paling penting. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

HUT RSCK Tzu Chi ke-15: Berkembang Bersama Keluarga Besar RSCK

HUT RSCK Tzu Chi ke-15: Berkembang Bersama Keluarga Besar RSCK

18 Januari 2023

Momen perayaan HUT RSCK Tzu Chi Cengkareng masih menyisakan keceriaan dan sukacita di hati keluarga besar RSCK. Apalagi di momen itu, RSCK juga memberikan Apresiasi Masa Bakti 10 Tahun kepada 17 anggota keluarganya.

Isyarat Tangan dalam Dharma

Isyarat Tangan dalam Dharma

21 September 2012 “Doa Bersama Bulan Tujuh Lunar Penuh Berkah” merupakan kegiatan dari bulan tujuh lunar penuh berkah kali ini yang setiap tahunnya rutin diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Pada tanggal 9 September 2012 untuk pertama kalinya acara ini diadakan di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk.
Jelang Tiga Hari Besar, Tzu Chi Indonesia Gelar Ritual Namaskara

Jelang Tiga Hari Besar, Tzu Chi Indonesia Gelar Ritual Namaskara

08 Mei 2024

Menjelang Tiga Hari Besar Tzu Chi (Perayaan Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia), Tzu Chi Indonesia mengadakan ritual Namaskara (Chao shan) yang berlangsung pada Minggu, 5 Mei 2024.

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -